HURTS ke-tiga

1.5K 85 4
                                    

3. Satu Pertanyaan Memusingkan


"Jika kamu memang tidak bisa menerima hatiku, setidaknya jangan mengatakan bahwa kamu akan berusaha menerimanya. Kedengarannya semakin sesak."

****

"Gitarnya dimainin, dong!"

Siang ini, Rizky dan Chelsea memilih singgah di rumah pohon seperti biasanya. Gitar dan cemilan sudah tersedia di samping mereka dengan arah pandang ke kebun pisang di sana. Setelah pulang sekolah, mereka tidak ke café Hobs seperti yang sudah Chelsea janjikan kemarin.

"RIZKONG!"

"Eh?" Rizky terperanjak kaget mendengar sahabatnya itu membentak. Chelsea malah mendengus kesal dan heran karena sahabatnya ini melamun. Jarang sekali rasanya Rizky melamun, yang biasanya ceria dan hiperaktif.

"Lo ngelamun, Riz? Ada masalah?"

Rizky menoleh dan menggeleng pelan. Ia kembali beralih ke arah pandang sebelumnya sambil memainkan jemarinya. "Nggak pa-pa,"

Chelsea menaikan alisnya dan mencondongkan tubuhnya mendekat ke Rizky. "Bohong." katanya penuh selidik.

Rizky menoleh lagi, kini ia mengulas senyum samar, namun malah membuat kening cewek di sampingnya makin berkerut. "Enggak pa-pa, Chelsong!" katanya sembari mengacak rambut sahabatnya itu.

Chelsea mendengus dan merapikan rambutnya lalu kembali menatap Rizky dengan lekat, namun setelahnya ia tidak mau membahasnya lagi. "Dimainin, kek, gitarnya. Dianggurin gitu, kasihan!"

Rizky tidak menoleh, malah menatap pohon mangga---markas kedua Rizky, melamun. Chelsea jadi makin heran melihat sikap sahabatnya saat ini. Tadi siang, Rizky tidak kenapa-kenapa. Malah dia ceria dan menjahili Chelsea seperti biasanya. Tadi juga---yang Chelsea tahu---Rizky tidak ada masalah di sekolah dengan temannya. Jadi, mengapa sahabatnya melamun?

"Ada masalah ya? Cerita sama gue."

Rizky tidak menjawabnya, tapi kali ini ia menoleh ke sisi kanan dan mengambil gitarnya. Chelsea masih menatap Rizky dalam diam ketika Rizky mulai memetik senar. Rizky menoleh dan mendapati wajah heran Chelsea. Rizky ingin tertawa, tapi suasana hatinya tidak mendukung. Rasanya seperti sore ini ia harus murung mengikuti kata hatinya. Tapi, kenapa dirinya bisa begini?

"Lagu apa?"

Chelsea sedikit menggeleng lalu sadar jika Rizky bertanya. "Umh," Chelsea memegang dagunya. "Lagunya pacar gue!"

Rizky mengernyit heran. "Siapa?"

"Shawn!"

"Semua aja lo anggep pacar lo,"

Tapi kapan gue bisa nganggep lo sebagai pacar gue, ky?

Rizky mendengus, sedangkan Chelsea nyengir kuda. Rizky mulai memetik gitar, mengingat chord nadanya. Cengiran Chelsea tidak tersungging sesaat, malah kini Chelsea bernyanyi mengikuti irama dengan senyuman lebarnya. Rizky tersenyum sama, klise.

In my dream, you're with me
We'll be everything i want us to be
And from there, who knows
Maybe this will be the night
that we kiss
For the first time or is that just
me and my imagination ¤¤

Setelah satu bait selesai, lagu Kiss You milik One Direction berbunyi dari dalam tas Chelsea. Mereka sontak berhenti menyanyi, dan Chelsea langsung merogoh tasnya. Dengan dahi yang berkerut, Chelsea membuka pesan dari Tazka.

LaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang