HURTS ke-enam

1.3K 77 5
                                    

6. Membuka lembaran lama

"Aku pikir, membuka kembali sesuatu yang telah aku tutup itu suatu hal yang salah. Malah sebaliknya. Tanpa lembaran yang lama, kita tak bisa memulai lembaran yang baru."

****

VanoVerdino : kata Pak Indra, ntar sore latian.
VanoVerdino : penting katanya.

Rizky menghela napasnya saat melihat pesan Vano, salah satu anggota tim basket SMA Wijaya. Awalnya, nanti setelah pulang sekolah, Rizky akan mengajak Chelsea untuk ke Café. Tapi nyatanya rencana tersebut gagal.

Hari ini Rizky tidak menjemput Chelsea. Katanya, Chelsea akan diantar oleh Rafif sebagai balas budi karena gebetan Rafif menyukai masakan yang dibuat oleh Chelsea waktu itu. Rizky terkikik saat membaca pesan Chelsea yang marah marah karena menganggap jika kakaknya berbuat baik hanya karena balas budi, bukan kesadaran sebagai seorang kakak.

Maka, dengan lesu Rizky mengambil peralatan basketnya. Bola basket, handuk kecil, sepatu, seragam tim basket, semua lengkap ada di dalam tas khusus. Rizky berkaca di depan cermin dahulu sebelum ia keluar dari kamarnya dan melangkah ke meja makan untuk sarapan bersama keluarganya. Hari ini pasti lebih baik dari pada sebelumnya. Rizky selalu merapalkan kalimat tersebut setiap melangkah keluar kamarnya.

Di meja makan, Rizky bisa melihat bundanya dan Ofi, adik Rizky sudah duduk manis di depan sepiring roti. Menu sarapan kali ini seperti biasanya, roti selai kacang dengan segelas susu. Dengan menu tersebut, Rizky selalu tersenyum semringah mengingat bukan makanan yang ia utamakan, tapi kebersamaan. Kadang Rizky tidak bersyukur atas keluarganya, tapi mengingat sahabatnya, Rizky menyakinkan diri bahwa ia beruntung masih mempunyai keluarga yang utuh.

Rizky ikut bergabung di samping Ofi dengan senyum yang lebar. Ofi dan bundanya pun ikut tersenyum menyambut Rizky. Bundanya yang sudah tahu kebiasaan Rizky, ia mengoleskan selai kacang di atas roti tiga lapis, sementara Rizky langsung meminum susunya dengan sekali teguk. Di sampingnya, Ofi masih berkutat dengan roti yang ia kunyah.

"Kamu nggak bareng sama Chelsea?" tanya Bunda seraya menutup toples selai.

Rizky mendongak. "Enggak, Bun." Ia menelan roti tersebut, lalu kembali melanjutkannya, "Mau dianter sama Rafif, katanya buat bales budi karna udah buatin bekal buat pacarnya Rafif,"

"Kak Rafif udah punya pacar?" tanya Ofi di sampingnya.

Rizky menoleh ke sampingnya dan kembali memandang bundanya. "Ya, bukan pacar, baru gebetan, sih,"

"Lah kamu kapan punya pacar?" Ayahnya menyahut dari tangga. Ayahnya menuruni tanga sambil menenteng tas koper hitam dan kemeja rapi.

"Apaan sih, Yah?"

Semuanya terkikik melihat Rizky yang mendengus. Ayahnya langsung duduk di samping bunda lalu melahap roti yang sudah disiapkan oleh bunda.

"Kak, anterin Ofi ke sekolah ya?"

Rizky menoleh ke adiknya dengan tatapan heran. Ayah dan bundanya pun ikut memandang Ofi. "Kok nggak bareng sama Ayah?" tanya Ayah Ofi.

Ofi nyengir kuda. "Pingin aja,"

"Ya udah," Rizky memundurkan kursinya lalu bangkit dan mengamit tasnya. "Berangkat sekarang deh. Oh iya, nanti aku ada latihan basket, jadi pulangnya sorean ya, Bun,"

LaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang