1. Kelas 12

7.9K 425 142
                                    

Ada banyak hari untuk pura-pura sakit, untuk membolos, untuk melewatkan kelas, untuk jatuh tertidur sewaktu pelajaran berlangsung, untuk terlambat, untuk melakukan hal-hal yang dilarang tata tertib sekolah. Namun, Aksa tak seharusnya melakukannya pada senin pagi di hari pertama semeseter dua. Sebab, selain harus melaksanakan upacara rutin, Aksa dan belasan lusin siswa kelas dua belas lainnya harus menghadiri bimbingan intensif di jam ke-0, yang artinya satu jam sebelum jam pertama dimulai. Yang artinya, pukul enam pagi. Yang artinya, Aksa sudah terlambat satu jam lebih.

Ketika digiring guru BK ke halaman sekolah dalam keadaan kepala tertunduk dan dasi tersimpul asal-asalan, upacara sudah melewati setengah durasi. Aksa dibariskan di belakang para guru, bukannya dimasukkan ke dalam barisan kelasnya. Untuk nantinya, saat amanat pembina upacara berlangsung dipamer-pamerkan kepada seluruh peserta upacara sebagai siswa yang tidak patut dicontoh.

Suara pembaca undang-undang melantun nyaring ke tiap penjuru halaman. Aksa merunduk sedikit, meratakan ujung celananya yang terselip ke sepatu sebab tadi tak sempat memakainya dengan benar. Untuk itu, Aksa mendapatkan tatapan tajam dari Bu Nurani di sebelahnya. Sebetulnya upacara di antara para guru tidak buruk-buruk amat. Guru-guru dan jajaran para elit sekolah mendapat tempat di depan ruang TU yang atapnya lebar dan panjang. Berbanding seratus delapan puluh derajat dengan murid kelasnya yang dijemur di sisi utara lapangan, menyanyikan lagu-lagu nasional karena minggu ini mendapat giliran sebagai paduan suara. Lagipula, dari sudut ini Aksa masih bisa melihat April yang sedang bertugas menjadi dirigen.

Seperti yang sudah-sudah, keberadaan April adalah rasa tenang, aman, nyaman, semangat, resah, dan berbagai rasa lainnya yang seringnya justru saling mengontradiksi. Pada detik lagu wajib selesai dikumandangkan dan April turun dari tangga kecil di samping barisan paduan suara, gadis itu tak sengaja menolehkan kepala ke arah barisan guru. Pandangan mereke bersirobok tetapi April justru melengos.

Ketika amanat pembina upacara akhirnya tiba, Kepala Sekolah melambaikan tangannya dari tengah lapangan.

"Kunci kesuksesan adalah disiplin. Kalau sudah tidak disiplin seperti ini, mana mungkin bisa meraih sukses di masa depan? Jangan ditiru ... jangan diulangi ... terutama untuk yang kelas dua belas ... sudah harus bisa bertanggung jawab dengan dirinya sendiri."

Saat itu Aksa, menyadari ribuan mata yang menatapnya seperti hendak menguliti. Yang membisikkan namanya diam-diam, menyalurkan gunjingan dari satu barisan ke barisan yang lain. Namun bukannya seringkali kita cuma butuh satu orang saja untuk melihat kita? Satu tatapan saja yang untuk mendapatkannya kita rela melakukan apa saja? Bahkan untuk hal-hal tak masuk akal. Satu tatapan saja dan ribuan lainnya menjadi tidak berarti. Aksa pun demikian. Satu tatapan saja dan dunianya seolah utuh.

[.]

Sepanjang jam pelajaran, April memasang mode ngambek. Gadis itu tak berinisiatif meminjamkan catatan intensif tadi pagi. Tak mengajak Aksa bicara. Fokus mencatat dan mendengarkan penjelasan guru—bahkan untuk mata pelajaran yang tak disukainya. Gadis itu seolah hendak menunjukkan bahwa ia betulan marah.

Setelah menyimpan lagi buku tulis dan batang pena ke dalam tas, Aksa bertekad untuk meluruskan kekusutan di antara dirinya dan April.

"Pril, kenapa sih? Kalo gue ada salah ngomong, dong!"

Aksa baru berbicara sampai di situ. Namun, April sudah beringsut ke ujung bangku terjauh, tangannya menyilang di depan tubuh seolah melindungi diri dari serangan bahaya.

"Nah, kan malah tambah aneh. Gue bau ya? Tapi, gue mandi kok tadi. Buru-buru sih, tapi masih sempet pake sabun."

April berdiri serta merta sambil meluruskan roknya. Menyelonong keluar dari meja mereka dan malah bergabung dengan gerombolan Gladies di ujung yang lain. Aksa urung mengejar. Tahu bahwa tanpa mengetahui akar permasalahannya, usaha apa pun yang ia lakukan tak akan berhasil.

AKSARA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang