2. Party

320K 23.1K 1.7K
                                    

Warna orange kemerahan di ufuk barat masih tersisa. Menyisakan warna merah keemasan di setiap ujung awan yang terlihat menggumpal. Hiruk pikuk kota Zurich nampak mulai ramai dengan orang-orang yang berlalu lalang setelah pulang dari kantor. Tak hanya itu, ada juga orang-orang yang sekedar berjalan santai menikmati indahnya suasana di sore hari.

Terlihat seorang gadis bergaun soft pink yang sedang berjalan santai di trotoar, kadang ia juga menyapa orang-orang yang lewat. "Selamat sore, paman!" sapanya kepada pria paruh baya yang tengah menyirami bunga di depan rumahnya.

"Sore." balas pria paruh baya itu seraya menyunggingkan senyum.

Hari ini Dyeza pulang lebih cepat dari biasanya di karenakan pak Devian harus segera pergi ke bandara untuk menjemput mertuanya. Dan ia harus cepat sampai dirumah karena malam ini ia dan Shiena akan menghadiri sebuah pesta pertunangan kerabat Shiena.

Tapi perlahan senyumannya memudar ketika dirinya merasa tengah di ikuti. Punggungnya terasa panas karena mata laser orang yang mengikutinya dari belakang. Ia menghentikan langkahnya dan berbalik,tapi matanya tak menemukan satu orang pun yang ada di belakangnya. Dengan hati sedikit takut ia melanjutkan kembali langkahnya yang terhenti. Kali ini ia berjalan dengan lebih cepat,sesekali ia menoleh ke belakang dan tetap tidak ada satu orang pun yang mengikutinya. Keningnya mulai berkeringat dan detak jantungnya mulai tak beraturan. Ia menengokkan kembali kepalanya untuk yang terakhir kali,tetapi tetap tidak ada satu orang pun. Ketika ia mengalihkan perhatiannya kembali ke depan.....

Bugh!!

Keningnya membentur badan tegap milik seseorang. Reflek ia mengusap-usap keningnya yang terasa sedikit sakit. Sebenarnya yang ia tabrak ini dada atau batu? Keras sekali!

Dyeza mendongak dan manik matanya bertubrukan dengan manik mata biru hijau yang tengah menatapnya tajam. Sejenak ia merasa terpesona dengan wajah rupawan lelaki ini. Hidungnya sangat mancung, rahang yang kokoh, bibir tipis, dan juga rambut rapi yang berwarna senada dengan iris matanya. Ia menggeleng-gelengkan kepalanya agar tersadar bahwa orang ini pasti sedang marah kepadanya karena ia tabrak.
"Maafkan aku! Aku sedang terburu-buru! Sekali lagi maafkan aku."

Setelah mengucapkan itu, ia berlalu dari lelaki itu dan kembali berjalan tergesa-gesa. Tapi anehnya ia sudah merasa tidak ada yang mengikutinya, dan ia bernafas lega akan hal itu.

Sedangkan lelaki beriris biru hijau tadi masih mematung di tempatnya. Tangannya mengepal kuat dan matanya berkilat antara marah dan kecewa.
"Dia tidak mengenalku." lirihnya dengan raut wajah cemberut seperti anak kecil. Tapi sedetik kemudian ia menyeringai dingin. "Kalau begitu aku akan membuatnya kembali mengingatku, walaupun dengan cara apapun!" ujarnya sambil tersenyum psycho.

----------------------------------------------
From: shiena@idmail.com

To: Dyeza@idmail.com

Subjek: Pesta Pertunangan

Date: 24 march 2016, 06.35 pm

Dyeza,aku akan menjemputmu jam 07.00 pm,jadi segera bersiaplah!

Your best friend

Shiena,

Dyeza mengacak-acak rambutnya frustasi setelah menerima email dari Shiena. 18 menit lagi Shiena akan menjemputnya, tetapi ia masih belum juga menemukan gaun yang akan ia kenakan nanti. Dengan segera ia melempar ponselnya asal ke ranjang dan kembali mengobrak-abrik lemarinya, mencari gaun yang sekiranya cocok dengan tubuhnya. Kamarnya saja yang tadinya rapi,dalam sekejap telah di sulap menjadi seperti kapal pecah. Bajunya berserakan di ranjang dan juga di atas karpet. Bahkan lemarinya saja sudah kosong karena semua isinya sudah di keluarkan.

5 PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang