7. Castle

307K 20.1K 3K
                                    

Warning! Part ini panjang syekaleeee,jadi mohon bersiap-siap ⚠wokay?

Happy Reading!

--------------------------------------------

Mata itu terbuka dengan cepat. Deru napasnya tak beraturan dan keringat mulai bercucuran membasahi wajah cantiknya.

"Mimpi itu lagi." gumam Dyeza seraya mengusap keningnya yang berkeringat. Matanya melirik sekilas jam diatas nakas yang menunjukkan pukul 4.16 PM.
Terakhir yang ia ingat yaitu ia jatuh pingsan diperpustakaan. Apakah Eyden yang membawanya kesini?

"Benar!Eyden yang membawamu kesini!"

Hingga sebuah suara yang familiar ditelinganya membuatnya langsung menoleh ke sumber suara.

Tepat disana,berdiri Zarel yang menyenderkan punggungnya dipintu dengan tangan yang dilipat didada. Rambutnya acak-acakan akibat frustasi ketika sudah lebih dari 3 jam istrinya belum sadar. Tadi ia berniat berkunjung ke apartemen Dyeza guna membujuk istrinya itu agar membatalkan keinginannya kemarin. Tapi yang ia dapat malah Dyeza yang tak sadarkan diri dengan Eyden yang tengah mengobatinya.

"Terus dimana dia?Kenapa malah jadi kau yang ada disini?" Dyeza bertanya dengan raut wajah tak suka.

"Kenapa?Kau tidak suka aku ada disini?"ucap Zarel tersinggung,lalu perlahan mendekat ke ranjang Dyeza.

Dyeza hanya mengangguk polos dan mulai sedikit menjauh saat jarak antara Zarel dengan dirinya mulai tak lagi jauh.

Senyuman tipis terukir diwajah Zarel. Emosinya mulai menguap begitu saja saat melihat tingkah polos Dyeza," Kau lucu sekali!" ucapnya yang kini sudah duduk dipinggir ranjang.
Sontak saja membuat Dyeza mulai menjauh.

Zarel mendekat,Dyeza menjauh,Zarel mendekat lagi,Dyeza pun juga menjauh lagi. Begitu seterusnya sampai akhirnya Zarel merasa kesal dan merengkuh pinggang Dyeza agar mendekat padanya.

"Kenapa kau tak bilang jika selama ini kau sering dibully,hm?" Zarel berbisik lembut ketelinga Dyeza dan terkadang meniupnya pelan,dan hal itu membuat bulu kuduk Dyeza meremang dan merasakan darahnya berdesir.

Tapi darimana Zarel tahu kalau tadi ia dibully? Apa jangan-jangan Eyden yang memberitahunya?

"Tepat sekali!" sahut Zarel seraya menjentikkan jari tepat didepan wajah Dyeza.

"Kenapa kau suka sekali membaca pikiranku?!" geram Dyeza dengan tangan yang mencoba melepas kedua tangan Zarel yang membelit pinggangnya. Tapi tetap saja,ia kalah tenaga.

Zarel mengernyit heran,"Kenapa?inikan memang kekuatanku."

"Tapi itu tidak sopan!" gerutu Dyeza. Tapi kalau begitu berarti keempat saudara Zarel bisa membaca pikiran semua?secarakan mereka adalah seorang penyihir?

"Tidak!hanya aku saja yang bisa melakukannya."Zarel tersenyum bangga seraya menepuk dada kirinya,dan kontan saja membuat Dyeza mendengus. "Bahkan aku bisa membuatmu mematuhi perintahku!"

"Apa?!"

Zarel terkekeh geli."Wajahmu tolong biasa saja. Aku tahu kalau aku memang sangatlah hebat." tuturnya menyombongkan diri.

Dan Dyeza hanya bisa mendengus.

"Aku punya satu pertanyaan untukmu!" ucap Zarel tiba-tiba.

Walaupun tengah kesal, Dyeza tetap menjawab."Apa?"

Zarel berdehem sekilas,"Menurutmu diantara kami siapa yang paling tampan?"tanyanya kemudian.

Dyeza terdiam.
Kelima pangeran memang memiliki wajah yang rupawan, tapi entah kenapa ketampanan Asrein terlihat lebih menonjol daripada yang lain.

5 PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang