27. Power Channelization

187K 17.2K 1.8K
                                    

Tekan ⭐ sebelum membaca.
Tekan 💬 setelah membaca.

Happy Reading!

--------------------------------------------
Asrein sama sekali tidak bisa mencegah matanya untuk melirik ke arah Dyeza yang wajahnya tampak pucat pasi. Sudut bibirnya tertarik membentuk senyuman geli. Dirinya sama sekali tidak menyangka kalau Dyeza akan ketakutan melihat penjaga kerajaan Vampire yang matanya berwarna merah. Terlihat sangat lucu!

Ya! Asrein dan Dyeza sekarang tengah berada di depan pintu gerbang Kerajaan Vampire. Setelah mengarungi perjalanan yang terjal nan penuh cobaan, akhirnya mereka telah sampai di tempat tujuan mereka ini.

"A-Asrein." cicit Dyeza ketakutan. Matanya menatap horror dan penuh waspada terhadap dua penjaga yang iris mata merahnya terlihat mengerikan. Apalagi wajah mereka yang sangat pucat seolah habis digigit oleh ribuan nyamuk, terlihat nampak seperti mayat hidup.

Lagi lagi Asrein hanya tersenyum tipis ketika pelukan Dyeza ditangannya semakin mengerat. Dalam hati, ia sangatlah senang melihat Dyeza sudah bersikap normal tidak seperti tadi. Dimana setelah ia tinggal tadi, gadisnya ini nampak terlihat murung dan tertekan. Ia sudah menyuruh Eyden untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan Dyeza hingga membuatnya sedih dan bersikap aneh.

"Sampaikan kepada Raja kalian bahwa Pangeran Asrein dari kerajaan Ethernichius dan istrinya ingin bertemu dengan beliau." Asrein berkata dengan nada sedingin perkataan Eyden.

Tanpa kata, salah satu penjaga segera melesat pergi dengan cepat setelah mengangguk sekilas. Menyisakan satu penjaga yang memandangi Asrein dan Dyeza dengan pandangan waspada.

Dyeza yang ditatap sedemikian rupa hanya bisa mendekatkan tubuhnya ke Asrein dengan tangan yang masih memeluk lengan lelaki itu erat. Sungguh ia sangat takut! Mata merahnya terlihat sangat menyeramkan, sangat berbeda jauh dengan mata merah milik Yezra. Mata Yezra jauh lebih terlihat sangat indah walaupun sedikit menakutkan. Namun itu masih mending daripada mata penjaga ini.

Hanya kurang dari 20 detik, penjaga tadi sudah kembali dengan sangat cepat. "Mari masuk!" ucap si penjaga sembari membukakan pintu gerbang yang tinggi dan besar. Memberikan akses jalan agar Asrein dan Dyeza dapat masuk ke dalam.

Istana besar yang menjulang tinggi dengan aksen hitam yang mendominasi. Itulah pemandangan yang pertama kali tertangkap di indera penglihatan Dyeza. Istananya memang terlihat besar, namun tampak suram seperti tak ada kehidupan.

"Aku peringatkan kau untuk tidak jauh-jauh dariku. Mengerti?" tekan Asrein dengan tatapan tajam menusuk.

Mengernyit bingung, Dyeza hanya bisa mengangguk. Tanpa Asrein menyuruhnya pun, ia takkan pergi jauh-jauh dari lelaki ini. Disini tempatnya terlihat asing dan aneh. Ia bisa merasakan tatapan mata seseorang yang seolah mengawasinya dari setiap sudut.

"Ayo!" ajak Asrein sembari menggenggam tangan Dyeza dan melangkahkan kaki menuju ke pintu utama istana.

Dan Dyeza lagi-lagi hanya bisa menurut. Ia sama sekali tidak tahu menahu mengenai tempat ini. Disini terasa sepi. Hanya ada para penjaga yang lewat maupun tengah berjaga. Anehnya, semua penjaga tampak memiliki raut wajah yang sama. Datar dan dingin tanpa ekspresi.

"Ahk!" Dyeza menjerit kecil ketika matanya mendapati seekor kelinci berbulu seputih salju tiba-tiba melompat-lompat didepannya dan hendak ia injak.

Dyeza dikejutkan kembali oleh salah seorang penjaga yang datang dan langsung menggendong kelinci lucu itu. Ia membungkuk sekilas dihadapan Asrein dan Dyeza sebagai bentuk penghormatan. Bedanya, penjaga ini mengulas senyum tipis. Tidak seperti para penjaga yang lainnya.

5 PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang