23. My Wife

186K 18.9K 1.3K
                                    

Tekan ⭐ sebelum membaca
Tekan 💬 setelah membaca

Happy reading!

----------------------------------------------
Tanpa kata Dyeza berbalik dan menatap mata Eyden yang kali ini tengah menatapnya sendu. Tidak ada raut wajah datar nan dingin yang selalu dia tampilkan seperti biasa.

Dyeza bergeming, begitupun juga Eyden. Keheningan mulai menyeruak masuk memenuhi ruangan ini. Kedua insan ini sama-sama tak ada yang membuka mulutnya dengan hanya bertatapan mata cukup lama.

Dyeza bisa melihat seberkas sinar ketakutan di dalam manik mata kelam Eyden. Sekilas, ucapannya tadi siang dan juga perkataan Raja Varlsyien kembali terngiang-ngiang ditelinganya.

Setelah kau menghabisi mereka demi keegoisanmu, kau sama sekali tidak menyesal?! Sungguh, aku membencimu Eyden!!

Dia hanya kesepian, nak.

Kau jahat Eyden! Jahat!! Aku membencimu!! Sungguh sangat-sangat membencimu!

Eyden hidup tanpa kasih sayang dari seorang ayah

Tak terasa airmata mulai mengalir dipipi Dyeza. Ia baru sadar bahwa perkataannya tadi pasti sangat menyakitkan bagi Eyden. Lelaki ini memiliki penderitaan masa lalu yang menyedihkan. Hidup tanpa kasih sayang seorang ayah dan hidup sendirian sewaktu ibunya meninggal. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya jika ia berada diposisi Eyden waktu itu.

Tubuh Dyeza langsung menubruk Eyden lantas memeluknya erat sembari terisak pelan. Ia bisa merasakan tangan Eyden yang juga balas memeluknya dengan tak kalah erat.

"Maafkan aku."

Bibir Dyeza terbuka hendak meminta maaf sebelum suara lain mendahuluinya. Dyeza tertegun sesaat karna ia sangat mengenali suara bass itu.

"Maafkan aku! Maaf maaf maaf.." Dan Dyeza semakin tercengang ketika ia bisa merasakan kecupan berkali-kali dipuncak kepalanya. Apakah ia sedang mengkhayal?

EYDEN MENCIUMNYA!!

Bibir Dyeza spontan terbuka melihat perilaku tak terduga dari lelaki dingin nan misterius ini. Dan sialnya, suaranya mendadak hilang entah kemana.

"Kau boleh membenciku, sakiti aku sepuasmu, tapi..." Eyden menangkup pipi Dyeza dan menatapnya sedih."Tolong jangan tinggalkan aku! Aku tak bisa hidup tanpamu."

Tampar Dyeza sekarang! Tampar!! Ia pasti bermimpi!!

"E-Eyden." Hanya suara bak cicitan tikus yang pertama kali keluar dari balik bibir Dyeza. Jantungnya sudah berdetak dua kali lebih kencang akibat posisinya yang sangat dekat dengan Eyden.

Tak kuat berdekatan dengan Eyden, Dyeza langsung melepaskan pelukan Eyden dan segera berdiri. Tanpa kata ia berbalik dan hendak pergi sebelum tangannya tiba-tiba tertarik ke belakang hingga membuat tubuhnya jatuh ke atas peraduan. Namun yang lebih mengejutkan lagi, Eyden tiba-tiba berada diatasnya dengan kedua tangan yang berada di masing-masing sisi kepalanya.

Mata Dyeza membulat sempurna ketika mendapati bahwa jarak wajahnya dengan Eyden sangatlah dekat dan terlalu hmm... intim?

"Kau akan meninggalkanku?" lirih Eyden dengan sorot mata terluka. Ekspresi datar seperti biasanya sudah hilang entah kemana. Hanya menyisakan raut sedih nan sendu.

Dyeza menelan salivanya dengan susah payah ketika ia bisa merasakan deru napas Eyden yang hangat menerpa wajahnya.
"E-eyden."

Dyeza menjerit kecil ketika sapuan lembut dari tangan Eyden menyentuh pipinya dan menyeka airmatanya.

"Jangan menangis."

Dyeza memejamkan matanya dan berharap jika saat membuka matanya nanti Eyden sudah tidak ada karna semua ini hanyalah mimpi. Ini hanya mimpi Dyeza, ya hanya mimpi!

Perlahan kelopak matanya terbuka, namun harapannya tidak menjadi kenyataan. Wajah adonis Eyden tetap terpampang jelas didepan wajahnya.

Dyeza menggeleng-gelengkan kepalanya dan tangannya segera mendorong dada Eyden. Entah karena lengah atau tenaganya memang belum pulih, Eyden sampai terdorong kebelakang akibat dorongan dari Dyeza.

Sedangkan Dyeza, dengan cepat ia berlari menuju ke pintu untuk menyelamatkan hati dan jantungnya. Tapi belum sempat tangannya meraih gagang pintu, tiba-tiba sepasang tangan melingkar dipinggangnya dan membawanya ke dekapan seseorang. Siapa lagi kalau bukan Eyden?

"EYDEN!"

Badan Dyeza seolah tersengat aliran listrik seratus juta volt saat Eyden meletakkan kepalanya dibahu Dyeza dengan memeluknya erat.

"Aku memang tidak pandai mengungkapkan perasaanku. Tapi aku berusaha menunjukkannya dengan apa yang kulakukan. Namun kau tidak pernah mengerti."

Deg!

Jangan bilang kalau.....

"Aku mencintaimu Dyeza Zafriela..."

"..istriku."

TOLONG SELAMATKAN JANTUNG DYEZA!!

----------------------------------------------
Tbc.

Anda baper?

Tolong segera ke KUA dan bawa yang bikin baper kesana,
Terimakasih.

5 PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang