19.2 Memory

193K 16K 781
                                    

"Lepaskan!"

Desisan rendah itu terdengar begitu menyeramkan ditelinga. Nadanya menyiratkan sebuah peringatan dan penuh dengan ancaman.

Mampu membuat Ayah dan ibu Dyeza menelan salivanya dengan susah payah dan mulai merasa goyah. Tapi segera mereka tepis perasaan itu dan ibu Dyeza malah bersuara mencemooh. "Hah, memangnya kau siapa berani-berani menyuruhku!!"

"Suaminya."

Hening.

Kedua orang tua Dyeza sama-sama melotot tak percaya setelah mendengar jawaban Eyden tersebut.

"KAU GILA?! Anak ini masih berusia 9 tahun!! Bagaimana mungkin bisa menjadi istrimu!!" Teriak ibu Dyeza sembari menunjuk Dyeza yang sedang terisak.

"Lagipula jika dilihat-lihat kau juga masih berusia 14 tahun!! Lelucon macam apa ini?!" Kini ayah Dyeza yang memprotes.

Eyden bergeming. Matanya menatap lurus ke arah dyeza yang keadaannya sangat mengenaskan.

Rambut acak-acakan, wajah yang penuh dengan lebam. Serta baju yang berantakan dan sangat kusut. Bahkan air matanya pun tidak berhenti mengalir sampai sekarang.

"Oh, aku tahu!" Ibu Dyeza kembali bersuara saat protesannya tadi diabaikan oleh lelaki bersurai hitam ini. "Pasti kau sudah lebih dulu menjual tubuhmu pada lelaki ini supaya dinikahi, iya kan?!"

"Dasar perempuan jalang!!" maki ibu Dyeza seraya mengayunkan stick golf tadi, hendak memukul Dyeza.

Namun tiba-tiba, stick golf tersebut seakan tertarik oleh sesuatu hingga melayang dan membentur didinding.

"K-kau bukan manusia?!" kaget ayah Dyeza dan menatap horor lelaki itu.

Eyden masih bergeming. Matanya masih memancarkan aura kemarahan yang tinggi dengan rahangnya yang masih mengeras sedari tadi.

Dengan perlahan, dia mendekat kepada Dyeza lantas berjongkok untuk mensejajarkan tingginya dengan gadis kecil itu. Tangannya bergerak merapikan anak rambut Dyeza yang melenceng kemana-mana.

Sedangkan Dyeza, manik mata cokelat-nya tak beralih menatap Pangeran berkuda putih-nya yang dibalas dengan tatapan intens.

Ya, semenjak Eyden menyelamatkan Dyeza ketika dikejar-kejar oleh seekor serigala, gadis tersebut memberi julukan 'Pangeran berkuda putih' padanya.

Tiba-tiba Eyden merasakan sebuah benda menekan sisi kepalanya dengan lumayan keras.

"Katakan kalimat terakhirmu."

Ayah Dyeza tersenyum angkuh sembari menodongkan sebuah revolver tepat di sisi kepala Eyden. Dia melirik sang istri yang juga tengah tersenyum angkuh seraya melipat kedua tangannya didada.

Namun kejadian yang sama terulang kembali. Revolver yang dipegang oleh ayah Dyeza tiba-tiba melayang dengan sendirinya dan kali ini membuat benda itu terjatuh jauh dari jangkauan ayah dan ibu Dyeza.

"Ternyata kau memang bukanlah seorang manusia!" geram ayah Dyeza. Kemudian ia memandang istrinya dan mengangguk bersamaan sebelum bibir mereka kompak berkomat-kamit merapalkan sebuah mantra.

Dan Eyden tahu apa mantra tersebut. Dia tidak menyangka manusia bodoh ini ternyata bersekutu dengan iblis.

Ya, itu adalah mantra pemanggil iblis dari neraka.

Eyden memejamkan matanya dan merapalkan sebuah mantra didalam hatinya. Mantra untuk membuat portal pelindung agar tidak ada manusia disekitar sini yang mengetahui kalau akan ada hal diluar nalar manusia disini.

5 PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang