18. Heartbreak (2)

175K 18.5K 1K
                                    

Tekan ⭐ sebelum membaca
Tekan 💬 setelah membaca.

Percayalah bahwa satu komentar kalian adalah ribuan semangat bagi saya untuk menulis 😄

Happy Reading!

Maaf kalau part ini lumayan gaje or lebay or alay 🙏

---------------------------------------------

Sepasang manik mata cokelat itu hanya fokus menatap sesosok lelaki yang tengah duduk santai di gazebo dengan pandangan marah.

Kemudian tanpa banyak waktu lagi, Dyeza langsung menghampiri lelaki yang sudah ia cari-cari sedari tadi.

"Eyden, aku punya satu pertanyaan untukmu!" Ucapnya cepat saat sudah berada dihadapan Eyden.

Eyden hanya diam tak menjawab, malah dia menatap Dyeza dengan tatapan matanya yang datar nan dingin mengalahkan planet pluto.

Dyeza menarik napas. Jujur sebenarnya ia sedikit gentar ketika ditatap Eyden seperti itu, namun segera ia kumpulkan keberaniannya demi mendapatkan sebuah jawaban.

"Jawab! Apakah kau yang membunuh kedua orang tuaku?"

Eyden bergeming dari tempatnya. Dia hanya menatap Dyeza dengan pandangan sulit diartikan. Dan tentu saja hal itu membuat Dyeza kian bertambah kesal dan marah. Siapa sih di dunia ini yang senang diabaikan? Tidak ada!

"EYDEN JAWAB!!" teriaknya penuh emosi.

"Memangnya aku harus jawab apa?" Jawab Eyden enteng. Sama sekali tidak ada ekspresi ketika ia mengatakan hal itu.

Dyeza menggigit bibirnya, berusaha menahan emosinya agar tidak meledak. "Kau hanya jawab ya atau tidak!"

"Ya."

Dyeza tak bisa mencegah rahangnya agar tidak jatuh ke bawah. Ia tidak habis pikir bagaimana Eyden bisa menjawab pertanyaannya dengan enteng dan tanpa beban. Sama sekali tidak ada rasa panik atau perasaan lainnya yang terpancar dari raut wajah lelaki ini. Dia pikir ia sedang bercanda?!

"Eyden, aku serius!!"

"Menurutmu aku tidak?"

Lagi-lagi jawaban Eyden berhasil membuat intensitas kemarahan Dyeza semakin meninggi. Kenapa hari ini semua orang sangat menyebalkan?!

"Kenapa kau membunuh kedua orang tuaku? JAWAB!!"

Eyden kembali bergeming. Entah apa yang ada dipikiran laki-laki ini. Yang penting respon Eyden tersebut sukses membuat amarah Dyeza meledak.

"KENAPA KAU DIAM SAJA?! AKU MEM--"

Plakk!!

Mata Dyeza membulat sempurna. Tangan kanannya memegang pipi kanannya yang memerah diiringi rasa panas yang menjalar.

Eyden menamparnya.

"Apa yang kau--"

Plakk!!

Tamparan kedua berhasil mendarat mulus di pipi kiri Dyeza. Tamparan kedua ini lebih keras daripada yang pertama jika dilihat dari sudut bibir Dyeza yang mengeluarkan sedikit darah. Wajahnya bahkan sampai menoleh ke samping akibat kerasnya tamparan Eyden.

Belum sempat ia melayangkan protes, tiba-tiba Eyden bangkit dari duduknya dan langsung menjambak rambutnya erat hingga membuat kepalanya mendongak.

"Eyden, apa yang kau lakukan?! Lepas!!" Dyeza menjerit seraya memegang rambut panjangnya yang dijambak oleh Eyden, bermaksud untuk mengurangi rasa sakitnya. Jambakan ini memang sakit, namun hatinya lebih sakit jika mengingat kalau yang melakukan ini adalah suaminya sendiri.

5 PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang