21. A Regret

185K 18.1K 1.5K
                                    

Tekan ⭐ sebelum membaca.
Tekan 💬 setelah membaca.

Happy Reading!

------------------------------------------------
Dyeza hanya bisa menghela napas berat dengan tatapan matanya yang terfokus pada satu titik yaitu wajah Eyden yang sedang tak sadarkan diri.

Tadi Eyden sudah ditangani oleh Tabib Han, dan kata tabib itu Eyden mengalami luka dalam dan akan lama sadarnya. Tapi yang menjadi pertanyaannya sekarang yaitu kenapa lelaki ini bisa terluka dalam?

Sekali lagi Dyeza hanya bisa menghela napas. Jujur ia tidak tahu perasaannya mengenai Eyden sekarang. Ia membencinya saat mengingat bahwa Eyden-lah yang menghabisi orang tuanya, tapi ia juga panik sekaligus khawatir saat dia dalam kondisi seperti ini. Jadi, benci atau...

Cinta?

Dyeza menggeleng-gelengkan kepalanya, tidak mungkin ia mencintai Eyden. Lelaki ini sama sekali bukan tipenya, dia terlalu dingin dan misterius.

Tapi terlepas dari itu, ia belum memberitahu keadaan Eyden kepada yang lainnya. Ia tidak mau mereka semua khawatir. Mungkin ia bisa memberitahu ketika kondisi Eyden sudah membaik nanti.

"Dia akan baik-baik saja, nak."

Dyeza menoleh ketika mendengar suara itu. Matanya melihat Raja kerajaan ini sekaligus ayah dari kelima suaminya berjalan mendekatinya. Bagaimana mungkin dia bisa tahu?

"Aku sempat melihatmu membawa Eyden tadi." ucap Raja Varlsyien seolah bisa membaca pikiran Dyeza. Matanya menatap lekat sang putera yang terbaring lemah diatas peraduan.

Dyeza bergeming.
Selama ini ia tidak terlalu dekat dengan Raja Varlsyien. Sewaktu kecil dulu ia hanya bertemu sekitar 3 kali saja karena selalu dilarang oleh para pangeran. Dan ia tidak tahu kenapa mereka melarangnya.

"Ayah, bolehkah aku bertanya satu hal padamu?"

Raja Varlsyien tersenyum lembut."Apapun akan aku jawab semampuku."

Menghela napas, Dyeza bertanya "Kenapa Eyden bisa jadi seperti ini?"

Keadaan sempat hening. Sebelum terdengar suara helaan napas berat keluar dari balik bibir Raja Varlsyien.

"Dia terikat dengan sebuah sumpah."

Mengernyit, Dyeza menoleh bingung. "Sumpah?"

Raja Varlsyien baru saja menghadiri pertemuan para raja-raja kaum penyihir yang ada di dimensi mereka. Membahas berbagai hal mulai dari proyek kerja sama hingga sekedar obrolan santai.

"Sudah jangan menangis.."

Ketika berjalan disepanjang koridor sebelah kiri istana, samar-samar telinganya mendengar suara anak lelaki dan tangisan perempuan.

"Sakiiiitt... Hiks" Dyeza kecil merintih kesakitan saat lututnya mengeluarkan darah akibat jatuh dan tergores aspal jalan.

Eyden yang berjongkok dihadapannya meniup luka Dyeza berupaya untuk mengurangi rasa sakit gadis tersebut."Nanti pasti akan sembuh.."

"Tapi ini rasanya sangat sakit dan perih..."

Hati Eyden merasa tercabik-cabik saat melihat manik cokelat itu berlinang air mata. Sungguh ia tidak sanggup melihat Dyeza kesakitan seperti ini.

Tiba-tiba Eyden berdiri dari tempatnya. Matanya menatap lurus ke wajah Dyeza dengan rahang mengeras.

"Aku Eyden putera dari Sang Raja besar Varlsyien, demi moon goddes dan demi ibuku Eleanor kathrein, bersumpah tidak akan menyakiti Dyeza sampai kapanpun! Jika aku melanggar, aku siap menerima sakit akan konsekuensinya!"

5 PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang