17. Plan

197K 17.9K 1K
                                    

Tekan ⭐ sebelum membaca
Tekan 💬 setelah membaca

---------------------------------------------
"Aku bosan!"

"Hey, aku bosan! Bisakah kau tinggalkan pekerjaanmu itu sebentar?"

"Ayo ajaklah aku mengobrol! Jangan diam saja!"

"Sepertinya aku akan mati kebosanan disini."

"Dreynan, aku bosan!"

Bibir Asrein tak henti-hentinya mengeluh hingga membuat Dreynan yang sedang berkutat dengan tugas-tugas kerajaan yang menumpuk merasa kesal.

"Kalau kau bosan kenapa kesini?!" Marah Dreynan tanpa mengalihkan perhatiannya dari kertas didepannya. Tangannya bergerak seiring dengan goresan tinta yang terukir dilembaran kertas tersebut.

Dia sudah dipusingkan dengan pemberontakan rakyat diwilayah barat. Mereka bilang bahwa pihak kerajaan mengambil secara paksa hasil panen para petani, padahal kerajaan tidak pernah melakukan hal itu. Dia curiga pasti ada sesuatu yang tidak beres. Dugaannya sekarang yaitu ada salah satu penghianat dikerajaan ini yang berusaha membuat rakyat memberontak. Tapi siapa?

Dan jujur keberadaan Asrein disini malah menambah beban pikirannya. Telinganya sudah panas mendengar variasi keluhan adiknya itu sedari tadi.

"Apa salahnya jika mengunjungi kakak sendiri?" Asrein berguling ke kiri hingga membuat posisinya berubah menjadi telungkup diatas ranjang Dreynan. Ya, mereka tengah berada di kamar yang juga merangkap sebagai ruang kerja milik Dreynan.

"Tapi kau tidak bisa diam, dan itu mengganggu konsentrasiku!"

"Baiklah-baiklah, aku akan diam!" Asrein berguling kembali kekanan hingga posisinya menjadi seperti sebelumnya. telentang.

Dreynan kembali memfokuskan dirinya untuk membuat surat panggilan kepada ketua aksi pemberontakan itu untuk berunding bersama.

Sebenarnya ia menyesal lahir sebagai anak pertama, karna hal itu menyebabkan dirinya dinobatkan sebagai Pangeran Mahkota.

Ayahnya yaitu Raja Varlsyien menyerahkan semua tugas kerajaan kepadanya agar menjadi sosok Raja yang bijaksana nan kuat kelak. Tapi tugas-tugas ini malah membuat dirinya jarang sekali bertemu dengan Dyeza, istrinya. Terhitung sedikit sekali interaksi antara ia dengan gadis itu, dan ia takut akan semakin susah mencuri hatinya nanti. Sungguh ia tidak mau tertinggal sama saudara-saudaranya yang lain!

Prang!

Dreynan menoleh cepat dan langsung mendapati bola sihir kesayangannya sudah pecah berkeping-keping diatas lantai. Disampingnya terdapat sang pelaku yang hanya menampilkan cengiran lebar.

"APA YANG KAU LAKUKAN DENGAN BOLA SIHIRKU?!"

Dreynan berteriak murka dan langsung menghampiri Asrein yang sedang terduduk ditepi ranjang. Dia menatap nanar bola sihirnya yang sudah tidak karuan bentuknya. Sebenarnya ia bisa saja membuat lagi, tapi bola sihir ini merupakan hadiah pertamanya saat berhasil menguasai ilmu sihir sorcerer secara keseluruhan dulu. Wajar saja jika ia sangat marah.

"Tadi aku mau pergi, tapi tak sengaja menyenggolnya!" Asrein membela diri. Dia tadi memang hendak pergi melihat pekerjaan Dreynan, namun sialnya tangan gantengnya ini malah menyenggol bola sihir itu. "Lagipula yang menyenggol kan tanganku, jadi tangan ini yang salah, bukan aku!" ucapnya sambil menunjuk-nunjuk tangan kanannya.

Rahang Dreynan kian mengeras ketika mendengar ucapan konyol Asrein tersebut. Tangannya mengepal kuat untuk menahan emosinya yang siap meledak kapan saja. Kalau saja Asrein bukanlah adiknya, bisa dipastikan dia sekarang sudah tidak bernyawa.

5 PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang