15. Heartbreak

174K 17.6K 561
                                    

Jleb!

"Argh!"

"HRYM!"

Cairan merah pekat nan kental langsung merembes keluar dari balik jubah yang dikenakan oleh Hrym setelah satu anak panah melesat dan menembus bahu kirinya.

Anak panah yang ujungnya telah dimantrai dengan sihir Rashercondria yang mampu membuat manusia biasa langsung meregang nyawa dalam waktu 0,01 detik.

Sedangkan Dyeza, ia masih shock saat matanya sempat bertatapan dengan manik mata merah sosok serba hitam yang tadi bersembunyi dibalik pohon. Sosok misterius yang kemungkinan besar adalah orang yang melepaskan anak panah tersebut.

Hrym mencengkeram erat bahunya agar darah tidak keluar semakin banyak. Kemudian dengan satu kali tarikan, ia mencabut anak panah itu bersamaan dengan suara teriakannya yang menggelegar.

Dan teriakan Hrym tersebut berhasil membuat Dyeza tersadar dan langsung membantu Hrym agar duduk diatas ranjangnya.

"Kau tidak apa-apa?" Guratan panik sangat terlihat dari wajahnya ketika melihat Hrym tampak sangat kesakitan. "Biar aku panggilkan tabib Han!"

Tiba-tiba Hrym menahan lengan Dyeza yang hendak beranjak pergi. "Tid-tidak per--lu! Tolong kau am--bilkan ramuan ungu dikam--arku." ucapnya terbata-bata karna rasa sakit luar biasa yang menyerang bahunya. "Dan jang--an beritahu hal ini pada siapapun!" tambahnya kemudian.

Dan Dyeza hanya bisa mengangguk mengerti. Walaupun sebenarnya hatinya sedikit heran kenapa ia tidak boleh menceritakan hal ini kepada orang lain.

Tapi segera ia tepis kecurigaannya tersebut dan langsung keluar dari kamarnya untuk mencari kamar Hrym yang sama sekali ia tidak tahu dimana letaknya.

Sedangkan Hrym, ia hanya bisa berharap bahwa Dyeza akan tutup mulut mengenai kejadian ini kepada orang lain. Karena jika sampai itu terjadi, maka semua rencananya akan gagal total!

--------------------------------------------
"Apa benar ini adalah kamar Pangeran Hrym?"

Anggukan dari penjaga berhasil membuat Dyeza bernapas lega. Akhirnya ia dapat menemukannya juga setelah pusing mencarinya kemana-mana dan selalu bertanya ke setiap penjaga pintu ruangan.

Dyeza langsung melangkahkan kakinya masuk saat pintu kamar Hrym dibukakan oleh penjaga.

Setelah memastikan pintunya sudah tertutup kembali, ia segera mengedarkan pandangannya ke segala penjuru kamar Hrym untuk mencari keberadaan ramuan ungu yang dipinta oleh sang pemilik kamar.

Jujur sebenarnya ia sangat khawatir meninggalkan Hrym sendirian dikamarnya dengan luka akibat panah itu. Ia bahkan tidak bisa membayangkan bagaimana rasa sakit yang diderita oleh Hrym, mengingat hanya goresan kecil pisau saja sudah sakit apalagi ini.

Senyuman Dyeza mulai merekah bersamaan dengan matanya yang telah menangkap sebuah botol kristal yang didalamnya terdapat cairan berwarna ungu yang terletak diatas meja laci.

Tanpa memikirkan apapun lagi, ia segera berjalan mendekat dan langsung mengambil botol kristal itu. Kemudian ia hendak pergi, namun hanfunya tersangkut oleh tarikan laci (?) hingga menyebabkan lacinya terbuka.

Ia membungkuk sedikit untuk melepaskan kaitannya, namun matanya menangkap sesuatu didalam laci tersebut.

Sebuah lukisan.

Dyeza menggigit bibirnya sendiri karna penasaran akan lukisan itu. Tapi jika ia ambil, itu merupakan tindakan yang tidak sopan.

Tapi apa salahnya jika cuma sekali?

5 PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang