20. Hurt

183K 17.9K 1K
                                    

Tekan ⭐ sebelum membaca
Tekan 💬 setelah membaca

Note : Part ini mungkin bakalan sedikit drama.
Tolong siap-siap tisu. *Abaikan ini*

--------------------------------------------
Mata itu terbuka cepat dan memperlihatkan manik cokelat yang bulat nan indah. Bulir keringat berkilauan di setiap pinggiran wajahnya terutama didaerah kening. Bibir itu terbuka sedikit, bersamaan dengan bulir bening yang terjatuh dari kelopak mata indahnya.

Lama kelamaan bulir bening itu semakin banyak berjatuhan hingga bibir gadis itu mengeluarkan suara isakan pelan.

Sekarang dia hanya bisa menangis. Dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan sekarang. Orang tuanya memang menyiksanya, tapi para pangeran juga tidak berhak membunuh ayah dan ibunya begitu saja.

Dia telah mengingat semuanya.

Ya, Dyeza sudah mengingat semua masa lalunya.

Kilasan ingatan tentang bagaimana Eyden mencekik kedua orang tuanya hingga mati membuat isakannya semakin lama semakin bertambah keras.

Dan suara isakannya tersebut berhasil membuat lelaki bersurai hitam kecoklatan yang tengah tertidur di kursi panjang membuka matanya cepat.

"Dyeza!"

Dyeza tak perlu menoleh karna dari suaranya saja ia sudah mengetahui siapa lelaki tersebut. Ia tidak peduli. Namun ketika ia merasa ranjang yang ia tempati bertambah berat, ia langsung menjauhkan tubuhnya hendak pergi. Tapi ia kalah cepat, tangan lelaki tersebut langsung sigap menahan lengannya.

Ia memberontak ketika lelaki tersebut membawa tubuhnya ke dalam pelukan lelaki yang dulu sangat ia sayangi dan kagumi ini. Ia pikir lelaki ini adalah lelaki yang paling baik daripada keempat saudaranya, namun ternyata sama saja. Mereka semua sama-sama jahat dan kejam!

"Lepaskan aku, Yezra!" teriak Dyeza kurang jelas karena wajahnya terbenam didada Yezra.

"Maafkan aku." lirih Yezra sembari mengeratkan pelukannya. Hatinya menyesal kenapa dulu ia tidak menghentikan Eyden untuk menghabisi orang tua Dyeza.

Dyeza tahu permintaan maaf Yezra adalah tulus dari hati, tapi rasa sakit dan kecewa sudah menutupi sebagian besar ruang dihatinya. "Kau jahat! Kalian semua jahat!!" teriak Dyeza frustasi dan tangisannya semakin keras hingga membuat air matanya membasahi hanfu yang dikenakan oleh Yezra.

Yezra menggumamkan kata maaf berkali-kali seraya mencium puncak kepala Dyeza yang rambutnya menguar aroma mawar yang memabukkan. 

"Dengarkan aku!" Tangan Yezra menangkup wajah Dyeza agar menatapnya. Hatinya sangat sedih saat melihat wajah gadis ini bersimbah air mata."Kami melakukan semua itu karena kami tidak ingin ada orang yang menyakitimu! Kau adalah jiwa kami, pemilik hati kami. Jika kau tersakiti, kami pun juga akan sakit. Tidak ada hal yang lebih mengerikan didunia ini selain melihat dirimu tersakiti. Dan air mata ini.. " Yezra mengusap lembut air mata yang menetes dari kelopak mata Dyeza."Kami benci melihatnya! Apalagi air mata ini jatuh karna kami."

"Kau tidak pernah tahu bagaimana hancurnya hati kami ketika melihat kau disiksa sedemikian rupa oleh ayah dan ibumu. Jikalau saja kami membiarkanmu tetap bersama mereka, kami tidak akan mampu melihat kau tersakiti dan menangis sepanjang hari."

Dyeza menepis kasar tangan Yezra diwajahnya lalu menatap sinis lelaki tersebut. "Bullshit!"

Bibir Yezra terbuka hendak berbicara, tapi sudah terlebih dahulu dipotong oleh Dyeza.

"Mungkin dulu aku bisa percaya. Tapi sekarang tidak! Aku sudah tidak mempercayaimu lagi. Terimakasih atas gombalan dan rayuan manismu selama ini. Dan selamat, kau berhasil menipuku dengan kata-kata manismu itu."

5 PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang