11. Asrein's Angry

201K 18K 689
                                    

Dasar menyebalkan kau Eyden!

Dyeza hanya bisa mengumpat didalam hati ketika Eyden malah menghilang disaat keadaan sedang genting seperti ini. Sebenarnya apa yang ada dijalan pikiran Eyden? Kenapa dia malah pergi? Siapa yang akan menolong Ellzer nanti? Hanya dia yang mempunyai kekuatan selain Asrein disini.

"Siapa kau?" ucap Asrein pelan. Matanya bergerak mengamati lelaki asing ini dari atas sampai bawah seolah sedang menilainya.

Alis Ellzer terangkat sebelah, sepertinya lelaki berpakaian aneh didepannya ini tidak menyukainya jika dilihat dari caranya menatap. Tapi tak ayal, ia tetap tersenyum tipis dan mengulurkan tangannya. "Perkenalkan, namaku Ellzer!Siap---"

"Aku tidak bertanya namamu!" potong Asrein cepat. Matanya sekarang menatap sinis lelaki bernama Ellzer ini. "Apa hubungan antara kau dengan Dyeza?"

Ellzer menurunkan tangannya yang hanya menggantung diudara karena tak disambut dengan semestinya. Dan sekarang ia yakin kalau lelaki berambut biru kehijauan ini memang tidak menyukai dirinya. Tapi kenapa?
"Aku teman Dyeza."

Kini Asrein malah berkacak pinggang dan memicingkan matanya. "Bagaimana aku bisa percaya?"

"Terserah!" Ellzer lebih memilih tak menggubris lelaki aneh ini dan segera berjalan melewatinya. Ia cuma mau mengembalikan tas, tapi kenapa malah diinterogasi seperti ini?!

Belum genap 2 langkah ia melewati lelaki ini, tangannya sudah terlebih dahulu dicekal oleh seseorang. "Mau apa lagi kau?" geram Ellzer.

Mata Asrein kian menajam dengan rahangnya yang mengeras. Berani-beraninya manusia lemah ini menggeram padanya!
"Siapa yang menyuruhmu masuk?!" Asrein melepas tangan Ellzer dengan kasar. "Dan satu lagi, jangan pernah menggeram padaku!"

Alis Ellzer terangkat sebelah, sedetik kemudian ia terkekeh kecil. "Hey, apartemen ini bukan milikmu! Lagipula menggeram itu merupakan hak setiap orang, kau tidak berhak melarang seperti itu!"

Kedua tangan Asrein mengepal kuat. Amarah dalam dirinya mulai berkobar akibat sikap lancang manusia lemah ini. Selama ini tidak pernah ada sekalipun yang berani menentang dirinya!

Ellzer mulai beranjak dari tempatnya berdiri dan hendak menghampiri Dyeza seraya mengulas senyum tipis. Tapi senyumannya langsung lenyap saat melihat wajah Dyeza yang pucat pasi. Apa dia sakit?
"Dyeza, kau kena--"

Brukk!!

"ELLZER!"
Dengan langkah cepat Dyeza mendekati Ellzer yang tengah meringis kesakitan. "Kau tak apa?" ucapnya dengan nada khawatir yang kentara sekali. Ia panik sekaligus terkejut ketika tiba-tiba tubuh Ellzer terpental lalu menghantam dinding dengan lumayan keras.

Sedangkan Asrein, seringaian puas terukir diwajah tampannya. Itu hanyalah hukuman kecil agar manusia lemah nan bodoh ini tidak berani lagi bersikap seperti itu padanya.

Ellzer memaksakan diri untuk tersenyum, mencoba meyakinkan Dyeza kalau ia tidak apa-apa. "Aku baik-baik saja!"
Bohong! Tubuhnya seakan remuk akibat benturan tadi. Tapi ia tidak mau membuat Dyeza semakin panik dan khawatir.

Dyeza memejamkan matanya sebentar. Ia tahu kalau Ellzer berbohong, mengingat ada cairan merah kental yang mengalir lewat mulutnya. "Ayo aku bantu!" ia menarik tangan dan bahu Ellzer untuk membantunya berdiri.
Dengan hati-hati ia membawa Ellzer agar duduk di kursi panjang.

Kemudian ia segera bergegas mengambil kotak P3K dari dalam lemari dan segera menghampiri Ellzer. Tadi ia sempat melirik Asrein yang tengah mematung ditempatnya. Jujur ia tak tahu dan tidak mau tahu apa yang dipikirkan oleh laki-laki childish itu sekarang. Saat ini yang terpenting hanyalah luka Ellzer harus cepat diobati agar tidak menjadi semakin parah.

Segera ia menyeka darah yang mengalir dari mulut Ellzer dengan kapas secara perlahan. Sebenarnya rasa gugup tengah menderanya sekarang, mengingat jarak wajahnya dengan wajah Ellzer yang hanya berjarak beberapa cm saja.

Sontak perlakuan lembut Dyeza terhadap Ellzer tersebut membuat rasa iri sempat terbersit dibenak Asrein. Ia menggembungkan pipinya dan mendengus kesal. Ia pun juga ingin diperlakukan seperti itu!

Tiba-tiba sebuah ide terlintas dipikirannya. Ia merapalkan sebuah mantra setelah menyeringai licik sebelumnya.

Tak lama kemudian, wajah tampannya berubah menjadi penuh dengan lebam yang sudah membiru. Dan aktingnya pun dimulai.

"Aduh, wajahku sakit sekali!Tulang rahangku sepertinya remuk, sakit sekali!" Asrein mulai meracau tidak jelas seraya memegangi wajahnya. Raut wajahnya menunjukkan ekspresi kesakitan yang dibuat-buat.

Serempak Dyeza dan Ellzer mengalihkan perhatiannya ke arah Asrein. Kening mereka sama-sama berkerut dan menampilkan ekspresi bingung.

Lalu sedetik kemudian Ellzer terlihat menahan tawa-nya agar tidak terdengar dan Dyeza yang hanya memutar bola matanya jengah.
Anak kecil pun pasti juga akan tahu kalau Asrein hanya berpura-pura.
Lihatlah, mana mungkin ada orang sakit tapi wajahnya malah ditekan-tekan dengan keras? Lagipula baru beberapa menit yang lalu dia masih sehat dan tak luka sedikitpun! Dan juga tak ada yang menyerangnya ataupun hal semacamnya!
Lelaki ini benar-benar.....

"Aku tahu kau cuma berpura-pura!" ucap Dyeza kemudian beralih melanjutkan aktivitasnya yang sempat terhenti.

Dan Asrein hanya bisa menahan rasa dongkol saat melihat senyum mengejek terukir diwajah manusia laknat bernama HELLzer itu.

Dengan sedikit menghentakkan kakinya, ia berjalan mendekati Dyeza dan HELLzer lalu duduk dikursi depan mereka.

Ia menggeram tertahan ketika Ellzer dengan sengaja menyentuh tangan Dyeza yang sedang mengusap darah dibawah bibirnya.

Nafas Dyeza tercekat ketika kulitnya bersentuhan dengan kulit lawan jenisnya secara langsung. Matanya seolah terpaku ke manik mata coklat gelap milik Ellzer.

Cup!

Mata Dyeza membulat seraya tangannya memegang pipi kanannya yang baru saja dicium oleh Ellzer. Ia sangat shock!
Tetapi ia lebih luar biasa shock saat melihat sorot mata Asrein yang mulai menggelap.

"Terimakasih karna telah mengobatiku."

Dan sedetik kemudian, tangan kekar Asrein sudah bertengger manis dileher Ellzer.
Mencekiknya.

Ellzer, kau takkan selamat.

Sang iblis telah keluar....

-----------------------------------------

Spoiler for next chapter:::::

"Satu diantara mereka akan mati."

Udah itu aja bocoran chapter depannya 😄

5 PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang