36. Misunderstand

167K 14.5K 443
                                    

Maaf kalau lama. Saya lagi ukk soalnya.

Tekan ⭐ sebelum membaca.
Tekan 💬 setelah membaca.

Happy Reading!

--------------------------------------------
Matahari masih mengintip malu-malu dibalik awan yang bertebaran dilangit. Embun masih senantiasa bertengger dengan manis didedaunan. Rintik gerimis kecil menurun membasahi objek yang ada dibawahnya. Namun itu semua tak membuat pasar cukup besar di Desa Brovia, timur kerajaan Ethernichius, hilang keramaiannya. Para pedagang masih berantusias menawarkan barang dagangannya ke setiap pembeli yang lewat walaupun terkadang hanya dianggap angin lalu.

Di paling pojok terlihat banyak kerumunan warga yang mengerumuni sebuah lapak seorang peramal. Peramal itu dapat meramalkan kejadian dimasa depan yang entah benar atau tidak. Walaupun masih diragukan, tapi tetap banyak pengunjung yang bersinggah dilapaknya dan meminta untuk diramal.

"Selamat, tuan. Saya bisa melihat ada bongkahan emas yang siap menanti tuan di kemudian hari." Peramal paruh baya itu mengatakan dengan lugas ramalan yang ia lihat mengenai pria duapuluh tahunan dengan ikat kepala yang melintang di kepalanya.

Pengunjung yang hanya sekedar menonton maupun sedang menunggu giliran langsung bersorak seketika. Diantara dari mereka banyak yang mengucap selamat ke pria berikat kepala itu sembari menepuk-nepuk bahunya.

Pria berikat kepala itu tergelak."Bisakah aku percaya dengan ramalanmu itu?" tanyanya. Ada sedikit nada mencibir yang tersirat di dalam pertanyaannya.

"Tentu saja, tuan. Anda bisa mencambuk saya sepuas anda jika saya berbohong dan ramalan saya tidak terbukti."

Mendengar jawaban sang peramal yang terlihat percaya diri, riuh para penonton pun semakin bertambah. Banyak dari mereka yang sudah tidak sabar untuk segera diramal masa depannya.

"PEROMPAK DATANG!! PEROMPAK DATANG!!"

Hingga sebuah suara teriakan salah satu warga berhasil membuat pasar yang semula riuh itu menjadi semakin riuh. Para pedagang mulai mengemasi barang dagangannya, para pembeli banyak yang lari terbirit-birit. Anak kecil yang terpisah dengan ibunya hanya bisa menangis kencang tanpa berniat sedikitpun untuk lari karena ketakutan. Seketika suasana pasar pun menjadi kacau.

Para perompak yang berjumlah sekitar 15 orang itu turun dari kuda mereka dan langsung menyerbu masuk ke dalam pasar.

"Ambil barang-barang mereka!! Kalau mereka melawan, segera kalian habisi!!" Seorang perompak yang berbadan besar dan berotot tampak berteriak memberi komando. Dan sepertinya dia adalah sang ketua dari kawanan perompak ini.
"Bawa juga anak-anak yang kalian jumpai!!"

Sebagian dari pedagang yang masih sibuk berkutat dengan dagangannya mulai merasa panik. Para perompak dengan seenaknya menjarah barang dagangan mereka dan dengan bengis tak segan melukai mereka dengan pedangnya jika mereka melawan.

"Tolong tuan jangan bawa daganganku!" pinta seorang pedagang emas yang sudah bersimbah airmata sembari menarik karung yang dibawa oleh seorang perompak yang berisi emas dagangannya.

"Diam kau!!"
Pedagang emas itu langsung terjungkal ke belakang dan menabrak meja saat tendangan keras mengenai tepat di dadanya.

Suasana pasar menjadi kacau balau. Para perompak tampak menjarah dagangan dan tak segan untuk membunuh siapa saja yang melawan. Jeritan tangis anak-anak yang dibawa secara paksa terdengar memenuhi pasar yang sudah dibangun sejak zaman Ratu Lyona ini.

Hingga terdengar suara derap langkah kaki kuda yang berlari mendekat ke arah pasar. Bukan, itu bukanlah suara dari kawanan kuda yang dibawa oleh para perompak tadi. Melainkan dari beberapa lelaki yang menunggangi kuda dengan simbol istana di baju bagian dada mereka.

5 PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang