"Jangan takut!kami tidak akan menyakitimu!"
"Jangan menyentuhku dengan tangan kotormu itu!"
"Kau harus mendengar penjelasan kami terlebih dahulu!"
"Ti-tidak!jangan mendekat!"
"Jangan keras kepala!Kami melakukan semua itu karna kau adalah istri kami!"
"Tidak!aku benci kalian!kalian telah memb--aaargh"
"Aaargh!"
Suara jeritan seorang perempuan yang terbaring di atas peraduan menggelegar memenuhi seisi kamar. Kamar ini kedap suara,jadi tidak ada yang bisa mendengar apapun yang terjadi di dalam.
Dadanya bergerak naik-turun, senada dengan deru napasnya yang tak beraturan. Manik matanya bergerak ke segala penjuru kamar dengan sorot ketakutan yang kentara sekali.
Brakk!!
Pintu utama kamar terbuka dengan kasar, dan dibalik pintu muncul Yezra yang berjalan cepat ke arah Dyeza lantas segera memeluknya. Ia sangat khawatir ketika telinganya menangkap suara jeritan istrinya dari dalam kamar. Indra pendengarannya sangat tajam, bahkan ia dapat mendengar suara nyamuk yang berjarak lebih dari 250 km dari posisinya. Jadi kamar kedap suara ini tidak berarti apa-apa baginya.
"Jangan takut!Aku ada disini." ucapnya seraya membelai lembut rambut Dyeza guna menenangkan gadis yang tengah ketakutan ini. Aroma mawar yang menguar dari rambut Dyeza hampir saja membuatnya hilang kendali. Apalagi baju tanpa kerah yang dipakai oleh Dyeza membuat leher jenjangnya yang berwarna seputih susu itu terlihat jelas.
Tangan Dyeza mengerat pada jubah yang dikenakan oleh Yezra. Kepalanya ia sandarkan ke dada tegap milik Yezra dan menenggelamkannya. Kenapa akhir-akhir ini ia selalu bermimpi aneh seperti itu?
"Aku takut."Yezra menangkup wajah Dyeza agar melihatnya,"Kau tidak perlu takut dengan apapun!Aku akan selalu melindungimu!" Tangannya menyeka air mata yang mengalir dipipi Dyeza, "Jadi jangan menangis!"
Dyeza mengerjapkan matanya beberapa kali. Berusaha memastikan bahwa apa yang dilihatnya sekarang bukanlah hanya ilusi semata. Mata Yezra berwarna merah kembali seperti kemarin, tapi anehnya kian bertambah pekat daripada sebelumnya.
"Yezra,matamu?"Napas Yezra tercekat.
Sejenak ia merutuki dirinya yang tak mampu membuat mata sialan ini untuk tidak muncul didepan Dyeza. Ia menarik napas dalam-dalam dan memejamkan matanya, berusaha mengembalikan matanya seperti semula. Tapi aroma tubuh Dyeza yang memabukkan berhasil membuatnya gagal untuk menghilangkan mata merahnya."Tolong jelaskan padaku!" Dyeza sedikit menjaga jarak dari Yezra, "Aku bingung." jujur mata merah pekat Yezra berhasil membuatnya sedikit ketakutan.
"Mataku tidaklah penting!" Yezra berusaha mengalihkan topik pembicaraan. "Sekarang bagaimana kalau aku jelaskan tentang penampilan kami yang berubah?"
Dyeza menghela napas pelan, tapi tak ayal ia mengangguk. Biarlah ia mencari tahu sendiri nanti.
Yezra pun mulai menjelaskan semuanya walaupun melihat wajah Dyeza yang terlihat kecewa. Sejujurnya ia merasa tidak tega, tapi ia takut untuk mengatakannya!
Ia takut jika Dyeza akan menghindarinya jika ia mengatakan siapa ia sebenarnya.Dyeza hanya diam mendengarkan apa yang diutarakan oleh Yezra. Matanya hanya menatap kedua jarinya yang bertaut satu sama lain, tanpa berani menatap mata suaminya itu.
"Sebenarnya wujud kami yang asli adalah yang kau lihat sekarang ini! Dimensi kami berbeda dengan dimensi manusia, jadi kalau kita pergi ke bumi, otomatis penampilan kami berubah! Menyesuaikan diri dengan gaya yang ada disana. Pasti akan terlihat aneh jika disana kami berpenampilan seperti ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
5 Prince
Fantasy_Fantasy Romance_ Dyeza Zafriela namanya. Ia tidak tahu dosa apa yang telah ia perbuat hingga harus dihadapkan pada kenyataan pahit yang serasa mengoyak hidupnya secara perlahan. Takdir seolah mempermainkannya dengan mengirim lima sosok lelaki aneh...