BAB 6

107K 8.1K 222
                                    

"Bagaimana kabarmu, Mia?" Jason membuka pembicaraan, ketika ia dan Mia telah sampai di tempat tujuan. Kedua orang itu memutuskan untuk makan siang di Aaria Restaurant. Satu dari sekian banyak restoran di Los Angeles yang menyediakan berbagai hidangan nikmat.

"Aku baik. Bagaimana denganmu?"

"Aku juga baik," sahut Jason. "Sudah lama kita tidak berjumpa. Apa selama ini, kau memang stay di sini?"

Mia mengangguk. "Kau sendiri?"

"Tidak. Aku baru kembali dari Massachusetts. Hampir tiga tahun di sana, membantu bisnis orang tuaku," terang Jason. "Sekarang, aku sedang mencoba untuk membangun usaha sendiri di sini."

"Wah, keren sekali." Mia melemparkan tatapan memuji. "Kau membangun usaha di bidang apa?"

"Periklanan. Seperti milik ayahku."

"Oh, begitu." Mia mengangguk-angguk mengerti.

"Bagaimana denganmu, Mia?"

"Aku?" Mia tertawa renyah. "Tidak ada yang istimewa. Kehidupanku biasa-biasa saja."

"Kau ... masih menjalin hubungan dengan Stephen?"

Mendengar nama itu, Mia seketika tertegun. Untuk sejenak, ingatannya melayang pada sosok yang pernah menjadi kekasihnya semasa sekolah. "Tidak, usai kelulusan, hubungan kami berakhir," katanya kemudian.

Jason mengangguk-angguk. "Maaf, aku tidak tahu." Nada bicara Jason terdengar menyesal. Menanggapinya, Mia tertawa.

"Tidak apa, Jas."

"Kupikir, kalian bahkan sudah menikah. Dulu, kalian tampak sangat serasi."

Mia kembali terkekeh. "Semua orang yang mengetahui kisahku mengatakan itu."

Lalu, hening menyergap, sampai akhirnya pelayan datang membawakan pesanan dan meletakkannya pada meja yang ada di hadapan mereka. Satu porsi beef steak dan segelas iced lemon tea untuk Jason, sedang Mia memilih chicken steak ditemani strawberry mocktail.

Tepat saat itu, ponsel Mia bergetar. Ia mendapati satu pesan masuk di layar.

Kau sudah membelanjakan barang-barangnya?

Pastikan tidak ada yang kurang, apalagi hancur.

Sontak, Mia merapatkan gigi, menahan geram yang menyerang hati.

William. Mengapa lelaki itu sangat menyebalkan? Oh, astaga, insiden cermin hancur masih belum cukup rupanya, Mia membatin kesal.

***

Usai mengetikkan sesuatu pada layar ponsel, William memasukkan benda itu ke dalam saku. Ia mengikuti langkah Vanessa yang menggiringnya memasuki sebuah restoran. Aaria, demikian nama yang tertera pada pamflet di depan bangunan tersebut.

Melewati pintu masuk, seorang pelayan lelaki menyambut William dan Vanessa dengan ramah. Pemuda itu menuntun mereka pada meja yang berada di bagian depan. Suasana restoran cukup ramai, sebab waktu memang sudah menunjukkan jam makan siang.

"Kau ingin memesan apa?" tanya Vanessa.

William membaca daftar menu, lalu menyebutkan chicken steak dan segelas orange juice. Vanessa turut memesan menu yang sama. Kemudian, sang pelayan pria berlalu dari hadapan mereka.

"Restoran ini tampak unik, bukan? Aku menyukai interiornya," kata Vanessa.

William menyapu pandangan ke sekeliling sembari mengangguk-angguk. Vanessa benar, restoran itu terlihat unik. Bagian dindingnya dihiasi lukisan 3D berbentuk pepohonan, lengkap dengan daun berguguran, sedang langit-langitnya dilukis menyerupai gumpalan awan. Mungkin, pemiliknya mempunyai kecintaan yang begitu besar terhadap alam.

My Silly WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang