BAB 31

90.5K 7.4K 370
                                    

Pagi-pagi sekali, Mia sudah menginjakkan kaki di ruang divisi keuangan. Ia sengaja berangkat lebih awal demi menghindari hujaman tatapan dari para karyawan, pasca insiden pengakuan William akan status pernikahan mereka. Namun, kenyataan yang ada jauh di luar harapan, sebab Mia justru harus berhadapan dengan seseorang yang juga ingin ia hindari—setidaknya untuk saat ini.

Ethan. Lelaki itu tampak nyaris membuka pintu miliknya, tetapi urung begitu mendapati kemunculan Mia. Selama beberapa detik ia terdiam, kedua matanya mengarah pada Mia dengan tatapan tidak terbaca. Membuat langkah wanita itu yang nyaris mencapai ruang kerja, turut terhenti.

"Kebetulan yang sangat baik," ucap Ethan, "aku ingin bicara denganmu."

"Aku tahu apa yang ingin kau katakan." Mia menyahut dingin. "Tapi, aku tidak ingin membahasnya sekarang. Sebentar lagi karyawan yang lain akan datang."

"Mengapa kau menyembunyikan semuanya dariku?" Ethan kembali bertanya, tidak menggbris ucapan Mia. Ada kegetiran dalam tatapan dan suara lelaki itu. Ia melangkah mendekat perlahan, hingga mereka menjadi berhadapan.

"Aku tidak menyembunyikannya. Aku sudah mengatakan padamu, bahwa aku sudah menikah."

"Tapi, kau tidak mengatakan bahwa lelaki itu adalah William."

"Apa aku memiliki tanggung jawab untuk menyebutkan nama suamiku padamu?" Mia membalas tenang, tetapi penuh penekanan. Sukses membuat Ethan bungkam beberapa detik. Lelaki itu menghela napas sepanjang mungkin, berupaya meredam emosi yang perlahan muncul.

"Siapa pun pria yang menjadi pasanganku, bukan hal yang penting untuk diketahui olehmu. Yang terpenting adalah, kenyataan bahwa aku sudah menikah. Dengan itu maka kau tahu, tidak ada kesempatan bagi kita untuk menjalin hubungan lebih dari sekadar teman."

Usai mengucap rangkaian kalimat tersebut, Mia beranjak meninggalkan Ethan, berbelok memasuki ruangannya yang berseberangan dengan milik sang manajer. Setitik rasa bersalah menyerang benaknya, karena sudah melontarkan kalimat bernada kejam. Namun, apa yang ia katakan adalah kenyataan. Mia tidak ingin Ethan berharap lebih pada hubungan pertemanan mereka.

Tepat saat Mia hendak menyalakan komputer, ponselnya berbunyi. Ia cepat-cepat meraih benda itu dan menatap nama pemanggil di layar.

William.

Mia menghela napas sejenak, sudah menduga lelaki itu akan menghubunginya. Sebab Mia memutuskan pergi lebih dulu, ketika William bahkan masih berada di kamar mandi.

"Mengapa kau pergi lebih dulu, bukannya menungguku?" tanya William, begitu Mia menjawab panggilan.

"Aku buru-buru."

"Buru-buru? Memangnya, siapa yang menyuruhmu untuk ke kantor sepagi ini?" tanya William lagi.

"Ada yang harus kukerjakan."

"Sekarang, semua orang sudah tahu bahwa kau istri direktur. Jadi, siapa yang berani menyuruhmu mengerjakan tugas darurat semacam itu, hingga kau harus segera ke kantor, bahkan tanpa menyantap sarapanmu sama sekali?"

"William, bukankah kau yang mengatakan bahwa kita harus tetap profesional?"

Mendadak, lelaki di seberang terdiam. Untuk beberapa detik helaan napas panjang terdengar, disusul suara William yang mengatakan, "Kau pasti sengaja menghindari karyawan lain."

Mia tidak menjawab. Ia menelan ludah, membenarkan ucapan William dalam hati.

"Apa yang kau takutkan, Mia?" tanya William lagi, nada bicaranya terdengar lebih lembut. "Kau adalah istri William Clifford, direktur Harvest Corps. Harusnya, mereka yang merasa sungkan dan menghindar. Siapa pun yang berlaku tidak sopan padamu, aku bisa memecatnya kapan saja. Jadi, apa yang perlu kau takutkan?"

My Silly WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang