BAB 20

87.8K 6.8K 212
                                    

"Ini kopimu," kata Mia, seraya mengangsurkan secangkir kopi pada William. "Maaf, aku tidak dapat membuatkanmu pancake. Persediaan tepung sudah habis."

William mengangguk. "Tak apa."

Sembari menyeruput minumannya, William melirik Mia. Melalui ekor mata, ia mendapati wanita itu kembali duduk dan mengambil ponsel. Mia terlihat mengecek pesan yang masuk. Untung saja, William tidak membuka chat tersebut. Ia hanya membaca melalui baris notifikasi, jadi Mia tidak tahu William memegang ponselnya.

Mia tidak menunjukkan reaksi apa pun. Raut wajahnya begitu datar. Barangkali ia berusaha menyembunyikannya, pikir William. Lelaki itu memutuskan tidak bertanya, sebab Mia terlihat tidak sedang dalam mood yang tepat untuk bercerita.

"Berhubung besok hari Minggu, bagaimana jika kita pergi berbelanja? Kulihat, persediaan bahan makanan di kulkas sudah menipis." William mencoba mencairkan suasana.

Mia segera menoleh, lalu meletakkan ponsel di atas meja. "Boleh, tapi sebenarnya aku sudah memiliki rencana lain."

"Oh, ya? Memangnya kau mau ke mana?" tanya William, mendadak waswas. Mungkinkah Mia berencana bertemu Ethan?

"Rumah Ibu."

Tanpa sadar, William mengembuskan napas lega. Ia mengangguk mengerti. Jika diingat-ingat, sudah cukup lama Mia tidak bertemu dengan ibunya. Mereka terakhir berjumpa beberapa bulan lalu, tepatnya seminggu setelah William dan Mia menikah.

"Aku ikut denganmu," kata William kemudian

***

Perjalanan menuju kediaman keluarga Sparks memakan waktu sekitar tiga jam. Dan selama itu, tidak ada pembicaraan antara William dan Mia. Hanya musik yang terdengar mengalun, menemani perjalanan mereka.

William masih memikirkan pesan yang ia dapati di gawai Mia malam tadi. Dan yang paling mengejutkan, ia mengenal nomor pengirimnya. Itu adalah nomor ponsel karyawan Harvest Corps, sekaligus salah satu teman dekat William selama tiga tahun belakangan. Ethan.

Seisi kepala William dipenuhi berbagai pertanyaan mengenai hubungan kedua orang itu. Apakah mereka baru bertemu setelah Mia menjadi karyawan Harvest Corps, atau justru sudah saling mengenal sebelumnya? Jika memang mereka baru bertemu setelah Mia bergabung dengan perusahaan ... bukankah itu berarti ia berselingkuh di belakang William?

"William, belok kanan!"

William tersentak saat mendengar instruksi Mia. Cepat-cepat ia memutar setir, mengikuti petunjuk perempuan itu.

"Astaga, aku sampai harus mengingatkanmu tiga kali, William," kata Mia. "Ada apa denganmu? Apa kau bahkan sudah melupakan rumah ibuku?"

"Maaf, aku hanya ... kurang berkonsentrasi."

"Ada apa? Banyak pekerjaan yang harus kau selesaikan? Sudah kuperingatkan padamu, Will, kau tidak harus ikut. Jika memiliki banyak tugas, kau bisa menyelesaikannya ...."

William menghela napas panjang. "Sudahlah, tidak usah dibahas. Ah, rumahnya berada di gang itu, bukan?"

Mia mengangguk. William mengarahkan setir untuk memasuki sebuah gang. Ia mendaratkan mobil pada pekarangan rumah berurutan ke-lima. Rumah bercat putih dipadu cokelat, yang segera melahirkan raut bahagia di wajah Mia begitu melihatnya. Dengan tak sabar, perempuan itu membuka seatbelt dan beranjak turun.

"Ibuuu...!" Mia berseru senang, saat mendapati sosok yang membukakan pintu. Ia memeluk tubuh Cecilia, lalu mencium kedua pipinya. "I miss you so much."

Cecilia membalas pelukan putrinya, tak kalah bahagia. "Oh, I miss you too, Dear."

"Apa kabar, Ibu? Ah ya, di mana Ayah?"

My Silly WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang