BAB 44

65.6K 6.2K 1.3K
                                    

"Whoa, apakah kalian sedang melakukan syuting film?"

Tiba-tiba saja, sebuah suara terdengar, disusul derapan langkah dari sepatu pantofel yang kian mendekat. Baik Mia, Ethan, maupun Vanessa, ketiganya segera menoleh ke arah pemilik suara tersebut—yang tak lain adalah Carlos. Lelaki itu berjalan menghampiri mereka dengan wajah takjub.

Carlos mengedarkan pandangan ke segala arah, gerak matanya seakan mencari sesuatu. Sejenak kemudian ia berkata, "Aku tidak menemukan kamera di sini. Apakah kalian menyembunyikannya?"

Vanessa membuang muka. Sedang Ethan masih menghujam tatapan pada Mia—yang balas menatapnya dengan kilat kemarahan.

"Mia, totalitasmu sangat bagus. Aku suka ekspresi yang kau tampilkan tadi." Carlos menatap Mia kagum, seraya menepuk-nepuk pundaknya dengan pelan. "Dan Vanessa ... bukankah sekarang, kau seharusnya berakting menangis?" Lelaki itu menoleh pada Vanessa.

Carlos membungkukkan badan, memungut ponsel Vanessa di atas lantai. "Ponselmu rusak. Kutebak, harganya pasti sangat mahal. Apa aku perlu meminta William menggantinya untukmu?" tanyanya, seraya mengacungkan ponsel Vanessa yang tampak mengenaskan. Bagian layarnya retak, sisi-sisinya terlihat pecah.

"Tidak perlu." Vanessa menyahut ketus sembari berusaha merebut telepon genggamnya, tetapi Carlos justru menahan benda itu. Ekspresi lucu bercampur dramatis yang sejak awal tampil di wajah Carlos mendadak hilang, berganti dengan raut tidak suka.

"Kau bisa menebak apa yang akan William lakukan jika dia sampai mengetahui semua ini?" Carlos bertanya dingin. Vanessa tidak menjawab, hanya membalas dengan tatapan sengit.

"Dan kau." Carlos melangkah ke hadapan Ethan. Mengambil selembar foto dari kotak yang dipegang lelaki itu, kemudian mengacungkannya. "Brother, meskipun kau berteman baik dengan William, apa kau pikir dia akan memberi maaf, jika dia tahu kau mengganggu istrinya? Aku tidak tahu seindah apa masa lalumu bersama Mia. Tapi, yang jelas, sekarang dia sudah menjadi istri temanmu. Pantaskah kau berlaku seperti ini?"

Ethan menghela napas panjang, lalu mengalihkan wajah. Menghindari tatapan tajam Carlos.

"Oh, ayolah, kalian ini bukan Tuhan. Mengapa harus berupaya keras untuk memisahkan orang yang telah menikah?" Carlos masih tidak berhenti berbicara. Ia menatap Ethan dan Vanessa secara bergantian, kedua orang itu tidak lagi membalas tatapannya dengan berani, seperti awal kemunculannya tadi.

"Kalian beruntung, William sedang tidak berada di kantor. Jika dia melihat langsung pertunjukan tadi, aku tidak yakin kalian berdua akan tetap berada di sini." Carlos menarik napas sejenak. Lalu ia mengatakan, "Jadi, berhati-hatilah. Jika sampai kalian kembali mengusik Mia, aku akan memastikan bahwa mulutku ini tidak diciptakan untuk menjaga rahasia."

***

Carlos nyaris menyalakan mesin mobil, tetapi urung saat menatap Mia yang duduk di sebelahnya. Sepanjang jalan menuju parkiran, wanita itu tidak membuka suara sama sekali. Namun, dari raut wajahnya yang begitu keras, Carlos tahu, Mia masih menyimpan kemarahan.

Carlos meraih sebatang pena dari saku jas. Ia mengangsurkannya pada Mia, membuat perempuan itu melongo untuk sejenak. Mendapati raut bingung di wajah cantik itu, Carlos segera membalikkan tubuh, menunjuk punggungnya.

"Tolong, tanda tangani di sini. Aku benar-benar mengagumimu," katanya dengan nada serius. "Oh, tidak, jas ini sangat mahal. Ibuku akan mengomel jika aku mengotorinya. Kalau begitu ... di sini." Carlos menunjuk pergelangan tangan, tetapi lagi-lagi menggelengkan kepala. "Oh, tidak, jika William melihat, dia bisa benar-benar mematahkan hidungku. Hm, aku harus menemukan tempat yang strategis ...."

Carlos berusaha memeriksa bagian tubuh mana yang dapat ditandatangani oleh Mia, tetapi gerakannya terhenti saat mendengar Mia terkikik geli. Perempuan itu menatap lucu padanya, membuat Carlos tersenyum kemudian. Upayanya mencairkan ketegangan di wajah Mia membuahkan hasil.

My Silly WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang