BAB 39

70.3K 6.9K 1.2K
                                    

Sehari sebelumnya ....

Ethan tengah menikmati makan siang di kafetaria, ketika seorang wanita datang, meletakkan nampan pada mejanya. Dengan santai, wanita tersebut mengambil posisi tepat di hadapan Ethan. Membuatnya mendongak, lalu mengernyit heran.

"Tidak apa bukan, jika aku bergabung denganmu?" tanya perempuan itu, yang tak lain adalah Vanessa.

"Hm, tentu."

Vanessa menyelipkan sejumput rambut ke belakang telinga. Dengan gerakan anggun ia meraih gelas berisi orange juice di atas meja. Menyeruput sebentar, lalu mengembalikannya. "Sejujurnya, sejak kemarin aku benar-benar penasaran akan sesuatu tentangmu."

"Apa?" tanya Ethan dengan dahi berkerut.

"Tentang foto-foto yang beredar kemarin."

Gerakan Ethan yang tengah mengunyah makanan mendadak terhenti. Lantas, pandangannya mengarah pada Vanessa.

"Kau dan Mia ... benarkah kalian tidak memiliki hubungan khusus?"

"Bukankah kau sudah mendengar sendiri klarifikasi dari William?"

"Hm, begitu. Jadi memang benar, kalian tidak memiliki hubungan apa pun?"

"Mengapa kau begitu ingin tahu?" Ethan balas bertanya, kerutan di dahinya kian dalam. Ia merasa heran, sebab Vanessa tiba-tiba saja memilih makan siang bersamanya, lalu mempertanyakan hal-hal yang begitu aneh.

"Hm ... kupikir benar-benar ada sesuatu di antara kalian. Sebab yang aku tahu, meski William dan Mia telah menikah, mereka ... tidak saling mencintai."

Ethan nyaris tersedak mendengar ucapan Vanessa. Ditatapnya perempuan itu dengan mata melebar. "Apa maksudmu?"

Vanessa tersenyum miring, Ethan mulai terpancing dengan ucapannya. "Kau belum tahu? William dan Mia menikah karena dijodohkan oleh kedua orang tua mereka. Dan aku yakin, kedua orang itu tidak bahagia dengan pernikahannya."

Ethan terdiam, makanan di mulutnya mendadak hambar. Pikirannya dipenuhi kecamuk. Ia seketika teringat akan perjodohannya dengan Marylin dahulu. Apakah Mia juga mengalami hal yang sama?

"Menurutmu, mengapa dahulu William menggelar pernikahannya secara private? Mengapa sejak awal Mia bergabung di perusahaan ini, mereka merahasiakan pernikahan tersebut?" Vanessa tertawa kecil. "Karena menikah dengan orang yang tidak kita cintai, bukan hal yang menyenangkan untuk dipamerkan. Pasti akan sangat melelahkan harus berpura-pura bahagia di depan ribuan orang."

Ethan bergeming, benaknya berupaya keras mencerna penuturan Vanessa. Jelas, ia mengingat bahwa saat itu William membatasi jumlah tamu pada acara pernikahannya. Ia hanya mengundang sahabat serta kerabat-kerabat terdekat. William juga mengundang dirinya sebagai salah satu teman terdekat lelaki itu. Sayangnya, Ethan tidak dapat hadir karena harus melakukan kunjungan kerja ke luar negeri.

"Orang yang masing-masing kita cintai, harus hidup bersama orang tidak dicintainya. Menurutmu ... bukankah kita harus membantu mereka?"

Ethan terperanjat. Manik cokelatnya menghujam wajah Vanessa dengan tatapan tidak menyangka. "Kau—"

"Benar." Vanessa menyela cepat. "Aku mencintai William. Dan kau mencintai Mia. Aku tidak salah menebak, bukan?"

Segala ucapan Vanessa masih berkelebat dengan jelas dalam ingatan Ethan. Hal itu pula yang menjadi alasan baginya untuk berada di sini sekarang, di hadapan William, dengan mengajukan sebuah permintaan yang sebelumnya tidak pernah ia pikirkan—merekomendasikan Mia menjadi asistennya. Ethan merasa harus membuktikan ucapan Vanessa. Dengan menjadikan Mia sebagai asistennya, tentu ia akan memiliki waktu lebih banyak bersama wanita itu. Dan barangkali, nantinya ia dapat mendengar kebenaran tersebut dari mulut Mia sendiri.

My Silly WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang