Alifiah Arsyinta(1)

11.8K 442 8
                                    

Ganteng sih, tapi enggak nyentuh hati
•••••

Seorang gadis berambut panjang berjalan cepat menuruni tangga rumahnya menuju ruang makan.

"Ehh, hati-hati Fia" kata wanita paruh baya yang sedang menyiapkan sarapan di rumah tersebut.

Yang ditegur langsung duduk dan memakan nasi gorengnya dilanjut dengan meminum coklat panas kesukaannya.

"kayak nggak makan seminggu aja lo. Lahap bener" Ucap lelaki berumur 17 tahun yang duduk di sebelah gadis itu.

Fia menelan nasi gorengnya, "bang, lo nggak tau apa? Ini udah jam 7" gadis itu melihat jam dipergelangan tangannya, matanya seketika membulat saat melihat benda itu telah menunjukkan angka tujuh dan tiga. Yang artinya jam tujuh lewat lima belas menit.

"Jam tujuh lewat lima belas menit bangg, kita terlambat" ucap gadis itu dengan panik.

Fia menarik lengan kakaknya yang masih melahap nasi gorengnya.

"Bentar goblok" ucap Rifqi sambil memasukkan satu sendok nasi ke dalam mulutnya.

"Abang, mulutnya nakal" ucap Sinta mengingatkan kepada anak pertamanya.

Papa Fia yang baru datang ke ruang makan itu menyapa ketiga orang anggota keluarganya yang paling ia sayangi.

"Fia, kamu kenapa? Biarin abang makan dulu" kata Saleh, ayah Fia sambil mengkancingkan lengan kemejanya.

"Kita udah terlambat pah, udah jam tujuh lewat. Aku sama abang kan murid baru jadi nggak boleh telat" jelas Fia dan membuat Saleh melihat jam di pergelangan tangannya.

Saleh menggelengkan kepalanya sambil tersenyum, " Fia, ini masih jam enam lewat, baru mau setengah tujuh. Pasti jam kamu masih jam Makassar. Ubah dulu"

Fia membuka lebar mulutnya lalu matanya mengarah ke jam yang berada di dinding ruang makan tersebut.

Fia menepuk jidatnya malu. Kedua orang tuanya hanya melihat Fia dengan tersenyum, sedangkan Rifqi menatapnya sinis karena kelakuan bodoh gadis itu.

Papa Fia memang baru dipindahkan dari Makassar ke Jakarta. Hal itu juga yang membuat Fia, Rifqi dan Mamanya harus ikut dengan Papanya. Sebelum Fia dan keluarganya tinggal di Makassar, Fia memang sudah tinggal di Jakarta waktu kecil, sebelum ia pindah ke Bandung. Fia hanya dua tahun tinggal di Makassar.

"Udah, habisin nasi goreng sama susu panasnya" ucap Sinta, mama Fia dan dibalas anggukan oleh Fia.

******
Fia dan Rifqi berjalan di koridor menuju ruang kepala sekolah untuk mengurus kepindahannya yang belum selesai. Beberapa pasang mata milik murid-murid SMA Cendrawasih memperhatikan mereka karena wajah mereka yang asing, ditambah wajah Rifqi yang tampan membuat cewek-cewek tertarik memperhatikan langkahnya.

Mata Fia melihat papan kecil bertuliskan 'ruang kepala sekolah' gadis itu langsung menunjuk ke arah benda tersebut untuk memberitahu Rifqi bahwa tempat yang mereka cari telah mereka temukan. Keduanya pun mengambil langkah cepat untuk mengetuk pintu tersebut lalu masuk ke dalamnya.

*****
Fia berjalan bersama wali kelasnya menuju kelas barunya. Jantungnya berdebar, ia memikirkan bagaimana respon teman-teman barunya kepada dirinya. Fia berdoa dalam hati, semoga teman-temannya bisa menerima dirinya dengan baik dan tidak membully dirinya.

Fia dan wali kelasnya memasuki kelas yang di atas pintunya tergantung sebuah papan bertuliskan 'X MIPA 2'. Saat keduanya memasuki kelas, seluruh penghuni di kelas itu langsung terdiam dan duduk rapi di bangku masing-masing.

Angel(o)Where stories live. Discover now