24

3K 184 2
                                    

cinta itu tidak bisa memilih dimana dia jatuh, sakit hati karena mencintai itu resiko, dan bahagia karena mencintai itu bonus

•••••

Bulir keringat mulai meluncur turun dari pelipis Angelo dan juga Fia. Kini keduanya tengah berada di tengah lapangan, tepatnya di depan tiang bendera. Sudah lima belas menit mereka berdiri dan menghormat kepada bendera, tetapi dari keduanya tidak ada yang ingin memulai percakapan terlebih dulu. Fia terlalu bingung untuk memulainya darimana. Sedangkan Angelo, cowok itu memang irit bicara.

"kok, lo bisa dihukum sih?" Tanya Fia akhirnya memecah kesunyian diantara keduanya.

Alasan Angelo terlambat karena semalam ia tidak bisa tidur akibat ada sesuatu hal yang mengganjal di otaknya dan membuatnya insomnia hingga terlambat bangun tadi pagi. Dan sialnya lagi, tadi pagi, motor kesayangannya sedang ngambek tak mau menyala, sehingga ia harus memakai mobilnya dan terjebak macet.

Ini adalah pertama kalinya Angelo terkena hukuman. Padahal dia selalu menghindari hukuman itu sendiri, tapi kesialan menghampirinya hari ini.

Cowok itu terdiam sebentar memikirkan jawaban untuk pertanyaan Fia, hingga ia berkata. "Kebelet boker" jawabnya dengan asal lantas membuat Fia terkekeh dan menampilkan wajah bingung.

"Maksud lo?"

"Waktu dijalan, perut gue sakit banget dan ternyata itu tanda kalau gue mau nabung pagi-pagi. Jadi, karena udah diujung, gue balik ke rumah" jelasnya yang benar-benar membuat Fia tertawa terbahak-bahak, bisa-bisanya cowok itu menceritakan hal yang bisa dibilang aibnya. Angelo sendiri juga bingung, kenapa dirinya bisa dengan spontan menceritakan hal yang tidak berfaedah kepada Fia.

"Serius?" Tanyanya dengan sisa-sisa tawanya. Angelo mengangguk tidak yakin.

"Lo mau denger cerita gue tentang bang Rifqi gak?" Angelo menoleh menatap Fia. "Apaan?" Tanyanya seperti tertarik akan topik pembicaraan Fia.

"Waktu kecil, gue pernah lihat dia boker. Nah, waktu mau cebok, dia ambil tuh sabun batangan di deket jamban. Gue kira dia mau ngusap tangannya gitu kan, eh ternyata itu sabun langsung digosokin di lubang itunya. Jijik banget, sisa tainya tuh jadinya nempel di sabunnya. Gue yang lihat itu langsung teriak manggil mama dan akhirnya dia omelin" Jelas Fia dengan sedikit tertawa di dalamnya dan gedikan jijik, tetapi cowok di sampingnya itu masih diam tak bersuara.

"Nggak lucu ya? Gue berasa orang gila ketawa sendiri" ucapnya sambil terus melihat kain warna merah putih yang berkibar di atasnya. Tiba-tiba, suara tawa terdegar dari arah cowok itu. Fia tercengang melihat Angelo yang baru pertama kali tertawa karena dirinya. Seulas senyum tercipta dari bibir gadis pendek itu.

Tanpa sadar, Fia makin jatuh ke dalam tawa cowok itu sampai ia berucap dengan pelan, "gue makin suka kalau lo ketawa" Angelo menoleh ke arah gadis itu dengan senyum yang masih tersisa di bibirnya, tetapi alisnya tertaut bingung. "Lo ngomong apa barusan?"

Ucapan Angelo itu membuat Fia menggeleng dengan cepat lantas mengalihkan pandangannya ke arah bendera. "gue enggak ngomong apa-apa" ucapnya bohong, tetapi cowok di sebelahnya itu masih penasaran akan apa yang dikatakan Fia tadi.

"Lo mau denger cerita gue lagi gak?" Angelo mengangguk. "Apaan?"

Fia menceritakan semua kejadian lucu yang ia alami saat dirinya masih duduk di bangku SD dan SMP. Sesekali Angelo terkekeh hingga tertawa mendengar semua cerita lucu milik gadis itu, cowok itu juga menanggapi setiap cerita yang diceritakan oleh gadis itu.

Obrolan keduanya terhenti saat bel tanda pelajaran pertama berakhir berbunyi. Hal itu membuat Fia bersorak gembira, sedangkan Angelo hanya menghela nafasnya lega.

Angel(o)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang