17

3.1K 150 0
                                    

Keterpaksaan, terima kasih, karenamu dia terlihat perduli kepadaku

•••••

Tiga hari tidak masuk sekolah membuat Fia sangat merindukan suasana kelasnya, kekonyolan teman-temannya, dan yang paling ia rindukan adalah wajah tampan milik cowok jangkung yang selalu membuat jantungnya berdebar setiap kali dekat dengan cowok itu.

Fia menatap langit-langit kamarnya lantas membayangkan setiap raut wajah milik cowok itu. Gadis itu tersenyum sendiri, membuatnya seperti orang gila yang tidak memiliki akal sehat. Namun setelahnya, ia menggelengkan kepalanya dengan keras.

"Apaan sih Fia? Senyum-senyum sendiri? Dosa tau hayalin cowok" ujarnya kepada dirinya sendiri.

Pintu kamarnya dibuka oleh seorang lelaki paruh baya yang beberapa hari ini meninggalkan Fia.

"Papa?" Panggilnya dan membuat lelaki paruh baya itu berjalan cepat ke arah anak perempuannya lantas memeluknya dengan erat.

"Kangen. Papa lama banget di Surabaya" ucapnya manja.

Papanya mengusap rambut Fia dengan lembut, sentuhan yang selalu ia rindukan dari Papanya. Papanya adalah sosok lelaki yang tidak pernah menyakitinya setitik pun, bahkan memarahinya pun tak pernah. Fia ingin cowok yang ia sukai bisa menyanyangi dirinya seperti Papanya. Namun, cowok yang ia sukai saat ini malah hanya terus membuat hari Fia sakit setiap kali di dekat cowok itu.

"Anak papa makin manja ternyata" Fia terkekeh begitu juga dengan Papanya.

"Kamu diet ya? Kok kurusan?"

Fia mengangkat kedua alisnya, "Emang iya pah? Akhirnya!" Seru gadia itu dengan heboh.

Papanya mengangguk, "Tapi bohong" Lelaki paruh baya itu mencubit kedua pipi anaknya dengan gemas, membuat Fia mengerucutkan bibirnya kesal.

"Papa!" Seru Fia berlagak ngambek.

"Nggak usah diet-diet, badan kamu udah bagus. Banyak kok yang mau sama kamu kalau gini" kata Papanya dan membuat Fia malu.

"Kamu udah punya pacar ya?" Goda papanya membuat Fia melotot lantas menggeleng cepat.

"Apaan sih pah"

"Enggak usah bohong, mama udah cerita sama papa" Fia mengernyit bingung.

"Cerita?" Tanyanya, namun matanya melotot saat ia mengingat sesuatu. Mamanya pasti menceritakan tentang perlakuan Fandy kepadanya dua hari yang lalu, yang membuat wanita itu salah paham.

"Jangan percaya sama mama, si mama sok tau ih" Fia mendengus sebal.

"Ihh pipinya merah. Ciee anak papah udah punya pacar" Goda Saleh yang membuat anak perempuannya itu melotot lalu memukulnya dengan gulingnya.

"Papa keluar aja deh, Fia ngambek sama Papa" ucapnya dengan mulut yang sudah maju sepanjang delapan centi.

"Ciee ngambek" Saleh lagi-lagi menggoda anaknya dengan senyuman jahilnya.

Fia mendorong lengan Papanya, "Papa sana ihh" Saleh mulai berdiri dari duduknya lalu berjalan keluar kamar Fia, namun sebelum ia menutup pintu kamar anaknya itu, ia lagi-lagi menggoda Fia.

Angel(o)Where stories live. Discover now