5

4.3K 260 2
                                    

Waktu masih menunjukkan pukul lima pagi, namun Fia sudah terbangun dari tidurnya. Dirinya kesal sendiri, kenapa saat sekolah susah sekali untuk bangun, sedangkan hari libur bangun lebih pagi.

Gadis itu mengambil ponselnya yang berada di meja kecil sebelah tempat tidurnya. Dia membuka aplikasi instagram, melihat-lihat posting-an teman-temannya. Tidak sengaja, gadis itu melihat foto Angelo bersama dua temannya. Fia langsung menekan tag nama Angelo dan ternyata di private.

Fia bingung, harus follow atau tidak. Namun, tangannya sudah terlalu gatal untuk menekan tulisan follow.

Ia tak henti-hentinya menatap foto lelaki itu, heran, mengapa dirinya jadi seperti ini?

Tiba-tiba mata Fia berat dan berasa ingin kembali ke alam mimpi. Untung saja Fia sedang tidak solat, jadi gadis itu dapat tidur sampai ia lelah untuk tidur.

*****
Fia dan Rifqi sedang berada di halaman belakang rumahnya. Rifqi sedang mengajari Fia bermain basket,gadis itu terus merengek ke Rifqi untuk mengajarinya karena nilai olahraganya di materi basket masih di bawah standar dan dia harus mengulanginya minggu depan. Maka dari itu, minggu depan dia harus mendapatkan nilai standar atau kalau bisa melebihi standar.

Sudah dua jam Rifqi mengajari Fia, namun gadis itu masih tidak bisa memasukkan bola ke dalam ring. Padahal sejak kecil, Fia selalu melihat Rifqi main basket.

"Fia, capek gue ngajarin lo. Nggak bisa-bisa dari tadi" ujar Rifqi dan membuat Fia memanyunkan bibirnya.

"Rifqi, ada teman kamu di luar" teriak Sinta

"Suruh kesini aja Ma" jawab Rifqi, dan tidak lama kemudian sosok Angelo datang menghampiri Fia dan Rifqi.

Fia yang masih serius dengan latihannya pun tidak menyadari adanya Angelo. Rifqi dan Angelo bersalaman ala cowok.

"Nggak susah kan alamat rumah gue?"tanya Rifqi basa-basi

"Nggak juga, soalnya rumah tante gue di komplek ini juga" Rifqi mengangguk mengerti.

Angelo mengeluarkan barang yang membawanya kesini. Dan hendak memberikannya kepada Rifqi, namun Rifqi tolak dan menyuruhnya memberikan langsung kepada pemiliknya.

Fia yang masih belum menyadari Angelo pun masih terus mencoba memasukkan bola ke dalam ring.

"Woi pendek" panggil Rifqi ke Fia dan membuat gadis itu berbalik ke arah Rifqi.

Mata Fia membulat dan bola yang dipegangnya terjatuh ke tanah saat menyadari kehadiran Angelo. Hari ini Angelo terlihat lebih tampan, ia menggunakan kemeja flanel merah yang tidak dikancing dan memperlihatkan baju kaosnya, ia juga menggunakan celana jeans dan sneakers berwarna putih.

Fia masih tercengang di tempatnya. "Woi, ngapain diam aja? Muka lo kayak orang tercyduk" ujar Rifqi dan membuat Fia tersadar lalu berjalan menghampiri Rifqi dan Angelo.

"Kenapa bang?" Tanya Fia dengan polos.

"Angelo mau balikin dompet lo"

Angelo mengulurkan tangannya dan memberikan dompet tersebut ke Fia, Fia mengambilnya dan mengucapkan terima kasih sambil tersenyum ke arah Angelo, dan Angelo hanya mengangguk lalu hendak pamit pulang. Namun, ditahan oleh Rifqi. Rifqi memohon kepada Angelo untuk mengajari Fia bermain basket karena ada urusan penting yang harus dia datangi.

Butuh waktu lama untuk Angelo mengiyakan permintaan Rifqi. Namun, Angelo mengiyakan permintaan itu dan katanya hanya satu jam saja ia akan mengajari Fia, karena setelahnya ia harus pergi menemani ibunya ke rumah neneknya.

Fia yang mendengar bahwa Angelo yang akan mengajarinya pun tersenyum semangat.

Angelo mulai menjelaskan langkah-langkah untuk memasukkan bola ke dalam ring. Sudah hampir lima belas kali Angelo menjelaskan ulang bagaimana caranya, namun Fia masih tetap tidak bisa.

"Oke sekali lagi. Kalau nggak masuk, lo bakal gue bunuh" ucap Angelo dan membuat Fia bergedik ngeri.

"Eh jangan, gue masih pengen kuliah, kerja, nikah, punya anak, pu-" ucapan Fia terhenti saat jari telunjuk Angelo menyentuh bibirnya.

"Banyak omong. Udah cepatan" Fia masih tercengang akan hal yang dilakukan lelaki itu.

"Woi" teriak Angelo tepat di telinga Fia dan membuat gadis itu terbelalak.

Fia mulai mengambil ancang-ancang untuk memasukkan bola orange tersebut namun sayangnya bola tersebut malah melayang ke arah tiang.

Angelo menepuk jidatnya,"Eh, lo itu bego apa pura-pura bego? Masa masukkin bola ke ring aja nggak bisa?" Bentak Angelo tepat di depan wajah gadis itu membuat mata Fia berkaca-kaca lalu cairan bening membasahi pipinya. Fia menangis, sekeras-kerasnya. Untung Mama Fia sedang ke supermarket bersama Papanya dan Rifqi sudah keluar rumah.

Hikss....hikss....hikkss

Angelo menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, dia bingung bagaimana mendiamkan seseorang yang sedang menangis.

"Ah elah gitu aja nangis. Lo udah SMA, bukan bocah TK yang ingusan" ujar Angelo dengan santai, namun isakan Fia malah bertambah kencang.

"Diam. Malu, sudah besar masih nangis" ucap Angelo berlagak menenangkan

Angelo yang mengingat bahwa dirinya memiliki sesuatu yang mungkin bisa memberhentikan tangisan Fia. Angelo segera berlari menuju motornya dan merogoh kantong plastik putih yang tergantung di motornya. Setelah ia menemukannya, ia berlari lagi menuju Fia.

Angelo menyodorkan tiga permen lolipop ke depan wajah Fia yang masih menunduk. Fia yang menyadari hal tersebut pun mendongkak.

"Kalau adek sepupu gue nangis, dikasih ini langsung diem" ujar Angelo sambil menatap Fia yang menghapus air matanya.

"Ambil" pintahnya dan membuat Fia menatap permen lalu mengambilnya. Angelo tersenyum penuh kemenangan.

"Lanjut"

"Nggak mau. Lo galak"

"Mau dapet nilai bagus nggak?"

"Iya iya"

Fia menyimpan permen tersebut di atas meja kayu yang berada di halaman rumahnya tersebut. Gadis itu berlari mengambil bolanya.

"Jadi, lo harus fokus ke depan. Kenain papan warna hijaunya dan pasti bolanya masuk ke ring. Posisi tangan lo ingat, harus benar" jelas Angelo dan Fia mendengarkannya dengan baik.

Fia mencoba fokus lalu melempar bolanya dan akhirnya Fia berhasil memasukkan bolanya. Fia berjingkrak-jingkrak gembira dan Angelo yang melihatnya pun hanya terdiam melihat tingkah gadis itu.

Karena merasa ketagihan, gadis itu segera mengambil bolanya dan melemparkannya lagi dan masuk. Fia melakukan hal yang sama sebanyak 15 kali dan masuk semua. Ia merasa sudah jago.

"Gue bisa" ujarnya kepada Angelo dan lelaki itu hanya menampilkan wajah datarnya.

"Coba lawan gue, pasti lo kalah" tantang lelaki itu dan membuat Fia menaikkan sebelah alisnya.

"Siapa takut. Ayo kita duel" tantangnya balik.

Angelo yang merasa tertantang pun tidak mau kalah. Ia merebut bola yang ada di tangan Fia tanpa aba-aba. Dan tanpa lelaki itu sadari, waktunya sudah habis sejak tiga puluh menit yang lalu dan dia melupakan untuk mengantarkan Ibunya ke rumah neneknya.

*****

Makasih sudah dibaca :) Jangan lupa komen apa yang kurang atau apa yang harus ditambahkan. saran dari kalian sangat saya butuhkan :)

Angel(o)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin