15

3K 169 5
                                    

Apakah ada rasa pedulimu kepadaku? Walaupun hanya sekecil butiran debu?

•••••

Fia mendorong pintu  minimarket dengan salah satu tangannya yang membawa kantong belanjaan. Gadis itu lantas berjalan ke arah dimana sepedanya berada, lalu  menyimpan belanjaannya di keranjang sepedanya dan menaikkan standar sepedanya.

Gadis chubby itu segera mendudukkan dirinya di atas sepeda lalu memutar balik arahnya dan  mengayuhnya cukup kencang. Tetes-tetes air mulai turun memberi tanda air yang besar akan datang. Dirinya takut jika akan kena omelan dari Mamanya yang bawel jika dirinya kembali ke rumah dengan basah kuyup.

Saat Fia hendak  memelankan laju sepedanya karena jalan turunan, rem yang ia pegang sejak tadi tidak melakukan fungsinya dengan baik. Bukannya melambat, sepedanya masih tetap dalam keadaan yang sama.

Gadis itu mulai panik, kakinya tidak lagi mengayuh, tangannya mulai membelok-belokkan stirnya dan membunyikan bel sepedanya agar orang yang berada di  sekitarnya memberinya jalan.

Kepanikan Fia bertambah 99% saat kedua bola matanya menangkap kendaraan beroda empat  datang dari arah berlawanan darinya. Kepanikannya membuat gadis itu  membelokkan sepedanya ke trotoar pinggir jalan dan membuat dirinya  terluka.

*****
Ponsel milik Angelo bergetar, menandakan ada satu pesan masuk. Lelaki itu menoleh ke arah benda kotak yang berada di dekatnya, hendak melihat siapa sang pengirim pesan tersebut, ternyata seorang yang sangat ia sayangi sejak kecil, Ibunya. Lelaki itu mengambil ponselnya lalu mengirimkan balasannya.

"Bang, kiri bang" kata Reyvan seperti penumpang yang hendak turun dari angkutan umum.

Angelo menoleh ke arah Reyvan tanpa melihat ke arah jalanan. "Bang, bang, lo kira gue sopir angkot?" Reyvan memukul pundak Angelo dengan cukup keras.

"REM,REM,REM!" Seru Reyvan membuat Angelo mengalihkan pandangannya ke arah jalan.

Tepat di depan mobilnya, seorang gadis dengan sepeda berkeranjang sedang menggoyang-goyangkan stirnya, bingung hendak membelokkan sepedanya ke arah mana. Angelo yang panik pun segera memutar stir ke arah kiri.

Gadis bersepeda tadi akhirnya menabrak trotoar jalan yang membuatnya terjatuh begitu juga dengan sepeda dan barang-barang yang ada di keranjang sepedanya.

"Cewek bego!" Seru Angelo saat dirinya telah mengeremkan mobilnya. Lelaki itu lantas melepas seatbeltnya lalu membuka pintu mobilnya dan berjalan menghampiri gadis itu.

"Dasar sepeda bego" gerutu gadis itu lantas memukul sepedanya sambil menangis dan meringis kesakitan.

"Lo bisa naik sepeda enggak sih?" Gadis itu tidak menjawab, hanya meringis dan menangis. Lututnya kini telah penuh dengan cairan berwarna merah yang membuat rasa perih di kedua lututnya, dan tulang kering sebelah kanannya terasa sakit karena telah terbentur dengat besi sepedanya.

Suara nangisnya kayak familiar.

Reyvan yang berdiri di sebelah Angelo lantas berjalan ke gadis itu dan berjongkok di hadapannya. "FIA? YA AMPUN, TERNYATA ELO?" Teriak Reyvan heboh lantas membuat Angelo melotot.

Kan, apa kata gue?

"Eh monyet. Sini, bantuin si Fia kasihan lututnya berdarah" Angelo hanya memutar bola matanya malas tanpa bergerak dari tempatnya.

Angel(o)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang