21

2.9K 175 7
                                    

Matahari sudah hampir menenggelamkan wujudnya dan hendak berganti dengan bulan yang sudah menunggu di ujung sana.

Tetapi, seorang gadis pendek masih berdiri di depan gerbang sekolahnya menunggu seseorang menjemput dirinya.

Gadis itu sudah mulai gelisah, tangannya sudah mulai berkeringat dan dingin. Di sekitarnya hanya tinggal beberapa murid yang bernasib sama dengan dirinya. Zahra dan Bintan sudah pulang terlebih dulu karena keduanya memiliki urusan keluarga yang sangat penting katanya.

Fia mengambil ponselnya lalu mencari nama Rifqi untuk menelfon kakaknya itu agar segera menjemputnya. Tetapi, sudah sepuluh kali ia mencoba menghubungi kakaknya itu, bukan suara Rifqi yang terdengar tetapi suara mbak operator yang mengatakan bahwa Rifqi sedang sibuk.

Gadis itu terpaksa harus berdiri di depan gerbang sekolahnya untuk menunggu Rifqi yang entah kapan akan datang. Seperti perasaan Angelo kepadanya, entah kapan akan datang menyapa perasaan Fia yang masih menunggu.

*****

Di waktu yang sama dengan daerah yang masih sama, seorang cowok sedang duduk terdiam di dalam mobilnya memikirkan keputusan apa yang hendak ia ambil. Mengantarkan gadis di depannya itu pulang atau membiarkan gadis itu berdiri disana hingga seseorang menjemputnya?

Cowok itu mengacak rambutnya bingung, kenapa dirinya bisa seperti ini? Biasanya cowok itu akan tidak perduli dengan nasib gadis yang berada di depannya itu. Tetapi, mengapa sekarang ia jadi perduli kepada gadis itu? ANEH. Itulah kata yang menggambarkan dirinya saat ini.

"Bodo amat" ucapnya lantas hendak menginjak gasnya, namun sesuatu di pikirannya muncul. "Angelo, kasihan Fia kalau nunggu sendirian di sini. Kalau ada yang jahatin Fia gimana dong? Ayo ajak dia pulang bareng" Angelo berfikir sebentar, benar juga bagaimana jika gadis itu kenapa-napa? Dia pasti akan berdosa karena tidak memperdulikan gadis itu.

"Kali ini aja" ucapnya lagi, namun sesuatu di pikirannya kembali muncul, "Ngapain sih kamu nganterin dia, mending kamu langsung pulang dan istirahat. Sebentar lagi pasti dia dijemput" Angelo lagi-lagi berfikir, benar juga, ngapain dia susah-susah mengantarkan gadis itu pulang, padahal dirinya saja sudah lelah.

"Bodo amat lah"

"Angelo antarlah Fia pulang"
Ucap malaikat baik Angelo.

"Jangan Angelo, buang-buang waktu" ucap malaikat jahat Angelo. -Emang ada malaikat jahat? Untuk saat ini anggap saja ada-

"Kamu anak yang baik Angelo, anak baik pasti menolong sesamanya"

"Anak baik tidak selamanya harus menolong, jujur juga bisa buat kamu jadi anak baik. Jadi, pulanglah"

Angelo menoleh ke kiri dan ke kanan, tidak ada siap-siapa yang berbicara. Cowok itu mengacak rambutnya frustasi, kenapa dia jadi seperti orang gila begini? Cowok itu menghembuskan nafasnya dengan keras, ia sudah tahu apa yang harus ia lakukan.

"Lo semua diem" ucapnya bermaksud memperingati kedua kata malaikatnya itu.

"Iya Angelo" jawab kedua malaikatnya dengan bersamaan.

Cowok itu menginjak gasnya lantas menginjak pedal remnya saat mobilnya sudah berada di depan gadis berlesung pipi itu.

Gadis itu menautkan kedua alisnya heran.

Angel(o)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang