22

2.9K 166 7
                                    

Semua orang punya cara tersendiri untuk mencintai orang yang dia cinta. Dan kita tidak perlu menjadi orang lain untuk mencintai dia yang kita cinta.

•••••

Fia berdiri di sebelah mobil hitam milik Rifqi, menunggu sang pemilik mobil itu datang.

Fia melipat kedua tangannya di dada sambil kepalanya menengok ke kanan dan ke kiri, sampai kedua matanya menangkap seorang cowok dengan jaket armynya berjalan dengan santai ke arahnya.

Senyum gadis itu merekah, di dalam dirinya bangkit suatu keinginan untuk memanggil cowok itu dan akhirnya, "ANGELO!" suara gadis itu menggelegar seantero parkiran sekolah yang rame dengan murid yang hendak mengeluarkan kendaraan mereka.

Yang dipanggil menoleh sebentar lalu berpaling lagi melihat ke arah depan langkahnya. Alis gadis itu menyatu lalu kakinya ia hentakkan di atas paving yang sedang ia injak.

"ANGELO!" Teriak lagi, namun yang dipanggil tidak menoleh, Fia yang merasa dikacangi pun melangkahkan kakinya menuju cowok itu. Saat langkahnya telah mendekat ke cowok itu, kaki kanannya tidak sengaja menginjak tali sebelah kirinya yang membuat dirinya tersentak ke depan dan menghasilkan suara 'bruk'

Semua pasang mata yang ada di sekitar gadis itu menoleh lalu menutup mulutnya menahan tawa melihat Fia terjatuh dengan bodohnya. Angelo juga ikut menoleh lalu menggeleng, cowok itu tidak tertawa, dia malah berlari kecil menuju Fia yang mulai meringis.

"Ih, tali sepatu bego!" Omel Fia kepada tali sepatunya sendiri.

"Yang bego itu yang pake sepatunya" Fia mendongak melihat Angelo yang sedang berdiri di hadapannya dengan tangan kanan yang sengaja ia masukkan ke kantong celana kanannya.

Tumben enggak nangis.

Angelo menjongkokkan dirinya di hadapan Fia lalu menatap Fia dengan datar. "Makanya, kalau enggak bisa naliin talinya, enggak usah pake sepatu tali. Malu sendiri kan lo?" Fia mendengus sebal.

Bukannya nolongin, malah ceramah.

"Berdiri. Nanti lo dikira suster ngesot lagi" Mata Fia melebar mendengar ucapan cowok itu.

Fia berdiri lalu membersihkan lututnya yang sedikit kotor terkena pasir, untung ia tidak jatuh terlalu keras, sehingga lututnya masih baik-baik saja.

Fia mengernyit melihat Angelo yang masih di posisinya. Jongkok. "Lo ngapain?" Angelo tidak menjawab pertanyaan Fia. Cowok itu malah menggerakkan tangannya menuju tali sepatu Fia yang tidak tertali tadi.

"Ngapain?" Tanya Fia lagi.

"Bikin tali sepatu lo yang bego jadi enggak bego" jawabnya asal, kedua tangannya sibuk membentuk simpul dengan tali sepatu milik Fia.

Jantung Fia benar-benar berdebar kencang saat ini, rasa hangat menjulur ke seluruh tubuh gadis itu dan seulas senyum tercipta di bibir pink gadis itu. Ia tidak menyangka jika Angelo bisa juga berbuat baik kepadanya dan perduli kepadanya.

Bahkan Angelo tidak menyadari bahwa dirinya membuat jantung Fia sangat berdebar. Cowok itu juga tidak menyadari bahwa sikapnya kepada gadis itu telah berubah menjadi sedikit hangat.

Angel(o)Where stories live. Discover now