8

3.5K 198 0
                                    

Fandy merogoh kantong tasnya, mencari kunci motornya. Ia mencarinya ke seluruh kantong kecil tasnya. Namun, tidak juga ia temukan.

Fandy terdiam, berusaha mengingat dimana terakhir ia meletakkan kunci motornya.

Lelaki itu memukul jidatnya saat ia mengingat bahwa kunci itu masih ada di laci mejanya. Fandy segera mengambil langkah cepat menuju kelasnya.

Saat lelaki itu berjalan melewati toilet, ia mendengar suara isakan seseorang di balik pintu toilet. Fandy merinding, namun ia berusaha untuk terus mendengarkan suara itu.

"Siapa pun yang ada di luar, tolong gue" ucap seseorang yang berada di balik pintu toilet tersebut.

"Zahra, tolong gue" lanjut gadis itu.

Fandy yang masih mendengarkan suara itu pun mengernyit bingung, "Dia kenal Zahra?" Tanyanya kepada dirinya sendiri.

Hikkss... Hikss... Hiksss

Fandy yang mendengar isakan itu pun semakin penasaran. Dari arah depan Fandy, Zahra berjalan cepat ke arahnya sambil membawa tas milik Fia.

"Eh, mas gojek. Ngapain di depan toilet cewek?" Tanya Zahra saat ia tiba dihadapan Fandy.

Fandy membuka lebar mulutnya sambil membuka helmnya yang berwarna hijau. "Gue bukan mas gojek. Gue ini calon penerusnya Marquez" ujarnya dengan percaya diri.

"Lo kalau punya mimpi nggak usah tinggi-tinggi, kasihan kalau jatuh, sakit" balas Zahra.

Fia yang mendengar ada suara dibalik pintu toilet pun berdiri dan mengetuk pintu tersebut.

"Zahra, itu lo kan?" Ucap Fia dan membuat Zahra yang berada di balik pintu pun bingung mendengar pertanyaan Fia, Zahra memgang knop pintu tersebut dan hendak membukanya. Namun, pintu itu juga tetap diam, tidak memperlihatkan Fia yang berada di baliknya.

"Fia, lo ngapain kunci pintunya?" Tanya Zahra dengan polosnya.

Fandy yang mendengar pertanyaan Zahra pun mendorong jidat gadis itu, "Dasar bego. Fia itu kekunci, bukan ngunci diri. Bego dipelihara" ujar Fandy dan membuat Zahra menampakkan wajah geramnya sambil mengelus jidatnya.

"Ya udah, tolongin Fia" kata Zahra.

"Fia manis, lo jauh-jauh dari pintu ya. Gue mau dobrak pintunya" ucap Fandy

"Banyak omong lo" omel Zahra.

Fandy menabrakkan dirinya ke pintu toilet tersebut, lima kali ia mendobraknya, namun pintu masih sama, belum terbuka.

"Sekali lagi. Pasti bisa" ucap Fandy menyemangati dirinya sendiri.

Saat Fandy menabrakkan dirinya untuk ke enam kali, akhirnya pintu terbuka dan memperlihatkan Fia yang masih menangis.

Fia langsung keluar dan memeluk Zahra. "Kenapa lo bisa kekunci di dalam?" Tanya Zahra tetapi Fia hanya menggeleng.

Fia melepaskan pelukannya lalu menghapus air matanya.

"Fi, lo nggak mau peluk gue juga?" Tanya Fandy sambil merentangkan tangannya bersiap untuk memeluk Fia. Fia menatap Fandy geli, sedangkan Zahra memukul lelaki itu menggunakan botol minumnya.

"Jangan berani-berani deketin Fia" ujar Zahra memperingati.

"Emang kenapa? Gue nggak takut sama lo" ujar Fandy.

"Lo mau dipukulin Bintan sampai jadi terong busuk kayak si Rahmat?" Tanya gadis kurus tersebut dan dibalas gelengan oleh Fandy.

Bintan memang cewek yang tomboy, gadis itu sudah mengikuti taekwondo sejak masih berumur tujuh tahun dan itu membuatnya sangat jago dalam berkelahi. Dan bulan lalu, ia baru menghabisi cowok bernama Rahmat karena berani mengempeskan ban motor gadis itu.

Angel(o)Where stories live. Discover now