12

3.1K 183 0
                                    

Anggap saja aku planet pluto dan kamu matahari. Kamu memancarkan sebuah kehangatan untuk setiap planet yang mengelilingimu, namun aku terlalu jauh untuk mendapatkan kehangatan itu.

•••••

"WOI MIA, TOLONGIN GUE NJIR. INI DIKIT LAGI DAPET 7 M" teriak Reyvan heboh saat lelaki itu bermain AOV bersama kelima teman kelasnya.

Saat teman-temannya sibuk bermain game, Angelo malah dengan serius mengerjakan tugas fisika yang diberikan oleh Bu Erna.

"ANJIR, NGGAK JADI DAPET 7 M" Angelo menutup telinganya saat Reyvan lagi-lagi berteriak hanya karena sebuah game yang membodohi dirinya.

"Woi Reyvan, ini bukan hutan tempat tinggal lo ya. Ini kelas, tempatnya orang belajar" Bunga yang sedang mengerjakan tugasnya pun mengomel saat teriakan Reyvan menganggu indra pendengarannya.

"Lo kira gue tarzan?" Tanya Reyvan sambil melemparkan tatapan geram kepada Bunga.

"Emang"

"Wah, sialan lo"

Angelo mulai angkat bicara,"Lo terkesan banci kalau ngelawan cewek"

Reyvan melotot, "Parah lo Jelo. Ngatain temen sendiri banci"

"Kerjain tugas lo gih" Angelo menunjuk buku Reyvan yang masih bersih tanpa adanya tulisan.

"Buat apa gue punya temen pinter kalau nggak dimanfaatin" bisiknya sambil menaikturunkan kedua alisnya.

"Kerja sendiri. Jangan ketergantungan sama gue" ujar Angelo.

"Emangnya, lo itu narkoba sampe-sampe gue ketergantungan?" Angelo hanya mengedikkan kedua bahunya malas.

"Cewek yang tadi siapa? Gue nggak pernah lihat" Tanya Reyvan namun yang ditanya masih setia pada tugasnya, sepertinya kertas lebih menarik daripada wajah Reyvan.

Reyvan menyenggol lengan lelaki itu. "Dia Fia, adeknya Bang Rifqi" jawabnya namun pandangannya masih tetap ke arah kertas.

"Cantik juga, deketin deh"

"Jangan" ujar Angelo cepat.

Reyvan mengernyit, "Kenapa?"

"Ya nggak apa-apa. Dia nggak cocok sama lo"

Reyvan tersenyum jahil, "lo suka sama dia ya?"

Angelo mengalihkan pandangannya kepada Reyvan lalu menggeleng cepat.

"Sejauh apa hubungan lo sama dia?" Tanya Reyvan sambil tersenyum jahil ke arah Angelo.

"Nggak jauh-jauh"

Reyvan memukul pundak Angelo cukup keras membuat lelaki itu tersentak. "Parah lo, nggak cerita lagi deket sama cewek"

"Sakit bego" ujar Angelo sambil mengelus lengan bekas pukulan Reyvan.

"Udah, sikat aja. Kalau gue lihat, dia juga suka sama lo"

Angelo terdiam beberapa saat melihat Reyvan, membuat Reyvan menaikkan sebelah alisnya. "Berisik lo. Dan lo harus tau, gue nggak suka sama dia" kata Angelo lalu kembali mengerjakan tugasnya, membuat lelaki di sebelahnya menutup mulutnya rapat-rapat.

Angel(o)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang