31

2.7K 135 0
                                    

Angelo menyandarkan tubuhnya di tembok depan kelas Fia dengan kedua tangan yang ia lipat di dada, Angelo menunggu gadis itu keluar dari ruangan itu. Karena sudah tiga hari ini Angelo selalu keluar lebih lama daripada kelas Fia dan membuatnya kehilangan jejak gadis itu. Dan saat jam istirahat, Angelo tidak pernah menemukan gadis itu di kantin, perpustakaan, lapangan, ataupun di kelasnya, dan ketika cowok itu bertanya kepada kedua teman Fia, keduanya hanya menggeleng atau mengangkat kedua bahu mereka tanda tidak tahu.

Sejak kejadian malam itu, Angelo benar-benar merasa hidupnya telah berubah tanpa adanya Fia di dekatnya. Ia sudah berusaha sekuat tenaganya untuk membujuk Fia agar gadis itu mau mendengar semua penjelasannya dan kembali bersama cowok itu. Tetapi, usahanya masih belum membuahkan hasil.

Angelo mengintip ke dalam kelas Fia lewat jendela kecil yang terbuka. Ia melihat gadis pendek itu sudah membereskan buku-bukunya dan hendak berjalan keluar kelasnya.

Angelo sudah menyiapkan semua kata-kata yang harus ia keluarkan agar bisa menyakinkan gadis berlesung pipi itu.

Bola mata hitam milik Angelo menangkap sosok gadis bertubuh pendek yang beberapa hari lalu ia dekap dengan erat, rasanya ia ingin melakukan hal itu lagi agar gadis itu tidak menjauh darinya seperti saat ini.

Bukannya mengangkat kepalanya untuk memperhatikan keadaan jalan di depannya, Fia malah menunduk melihat ke arah sepasang sepatu hitamnya. Hingga ia merasa jika dahinya menabrak dada bidang seorang cowok. Indra penciuman Fia mulai menangkap aroma maskulin dari cowok di hadapannya itu.

Fia segera mendongak saat ia merasa mngenali dada bidang itu. Fia tersentak saat yang ia lihat adalah wajah seseorang yang selama ini ingin ia hindari. "Kenapa ekspresinya gitu? Kayak lihat hantu aja" ujar Angelo dengan kedua tangan yang ia masukkan ke dalam saku celananya.

Fia tidak menjawabnya dengan apapun, gadis itu hanya diam di tempatnya. Sialnya, otak gadis itu selalu mengingatkan tentang kejadian malam itu, tetapi hatinya selalu berkata ingin kembali bersama Angelo, dan telinganya ingin sekali mendengar semua penjelasan dari Angelo. Namun, entah apa yang membuat gadis itu tetap enggan menciptakan keinginan itu.

Fia menatap Angelo dengan tatapan sendu dan setelahnya ia berjalan melewati Angelo yang masih terdiam di tempatnya.

Tangan kanan milik Angelo segera mencekal tangan gadis itu, Fia berhenti namun tidak menoleh. Sekuat tenaga ia menahan air di pelupuk matanya agar tidak jatuh.

"Lepasin gue" Gadis itu masih tidak menoleh, bukannya melepaskan cekalannya, Angelo malah tambah mengeratkan cekalannya seakan tidak ingin melepas Fia.

"Gue bilang lepas!" Kini Fia mulai berbalik dan berusaha melepaskan tangan Angelo dari dari tangannya.

"Dengerin gue dulu" Angelo menggenggam tangan Fia yang ia gunakan untuk melepaskan cekalan Angelo.

"Gue udah tau semuanya" ujar Fia lantas membuat Angelo tersentak. Dalam pikiran Angelo, ia bertanya, gadis itu mengetahui semuanya dari penjelasan siapa, ataukah dia berbohong agar Angelo bisa menjauhinya dan melepaskannya?

"Kalau lo emang tau semuanya, kenapa sikap lo ke gue masih gini?"

Entah darimana Fia mendapatkan kekuatan untuk melepaskan tangannya dari genggaman Angelo, gadis itu segera berlari keluar area sekolah mencari angkutan umum yang bisa membawanya pulang. Di belakang Fia, Angelo mengejar gadis itu seraya memanggil namanya.

Saat berada di halte, Angelo berhasil menahan Fia untuk tidak pergi. Angelo memutar paksa tubuh gadis itu hingga posisi mereka berhadapan. "Lo harus denger semuanya dari sisi gue"

Bulir bening tak bisa Fia tahan lagi, ia benar-benar merasa lemah karena harus terlihat seperti ini dihadapan Angelo. Fia menyerah, di dalam dirinya ada sesuatu keinginan yang memaksanya untuk mendengarkan semua penjelasan Angelo.

Angel(o)Where stories live. Discover now