33

2.8K 145 1
                                    

Di sudut kafe inilah Maudy termenung sambil melihat ke arah dedaunan di luar kafe yang masih basah akibat guyuran hujan sekitar satu jam yang lalu.

Bulir bening masih berjatuhan ke pipinya. Gadis itu sudah menahannya sekuat tenaga, namun semua ucapan Angelo tadi masih terus berdenging di telinganya, dan hal itulah yang membuat bulir bening masih berjatuhan ke pipinya.

Satu sentuhan lembut mengenai pundaknya, Maudy segera menghapus air matanya lalu menoleh menatap pemilik sentuhan itu.

"Maudy? What happen with you?" Mata Maudy membulat saat ia menangkap sosok sahabat baiknya yang selama ini paling mengerti dirinya datang dengan seorang cowok yang menjadi kakak kelasnya waktu SMP.

"Bang Rifqi?" Tanya Maudy dengan tatapan bingung, ekspresi yang ditampilkan Rifqi juga sama, bingung.

"Lo kenal sama Fey?" Rifqi bertanya balik dan Maudy menjawabnya dengan anggukan.

Fey yang juga bingung dengan pertemuan ini pun menautkan kedua alisnya. "Kalian saling kenal?" Tanyanya untuk menjawab semua kebingungannya. Keduanya mengangguk secara bersamaan.

"Dia kakak kelas aku waktu SMP" jawab Maudy lantas membuat kedua mata Fey membulat. "Oh ya?" Tanya Fey ingin lebih memastikan, Maudy mengagguk.

"Kok kalian bisa kenal?" Kini pertanyaan itu keluar dari mulut Maudy.

"Dia adek gue" jawab Rifqi sambil menujuk Fey dengan kepalanya. Mata Maudy membulat dengan sempurna, dan mulutnya sedikit terbuka.

"Kenapa kamu gak pernah cerita kalau kamu punya kakak?" Maudy bertanya sambil melihat ke arah Fey.

Fey tersenyum, "ceritanya panjang, Dy" Maudy menautkan alisnya bingung dengan perkataan yang diucapkan oleh sahabatnya itu.

"Mending, kita duduk dulu" cetus Rifqi sambil tersenyum. Kedua perempuan dihadapannya mengangguk lalu mendudukkan dirinya di kursi besi itu.

"Jadi, adek yang bang Rifqi maksud tadi sore itu, Fey?" Otak Maudy masih bingung dengan semua ini, dan ia harus membuatnya tidak bingung dengan cara mengetahui semua kejelasan dari kedua makhluk di hadapannya sekarang.

Rifqi menggeleng dengan pelan. Maudy lagi-lagi mengernyit bingung. Apa Rifqi mempunyai adik lain?

"Terus siapa?" Tanya Maudy masih dengan raut kebingungan.

"Adek gue yang satunya" jawab Rifqi dengan santainya, hal itu membuat Maudy akhirnya mengerti.

Keheningan sempat menyelimuti ketiganya untuk beberapa detik. Namun setelahnya, suara lembut milik Maudy mulai memecah keheningan itu. "Fey, you know?  I met a girl similiar to you" ucapan Maudy barusan membuat Fey kaget, bagaimana bisa Maudy bertemu dengan Fia di luasnya Jakarta ini.

Rifqi yang juga mendengar ucapan Maudy itu segera menyeletuk, "Mungkin yang lo lihat itu Fia" Mata Maudy membulat seketika saat indra pendengarannya mendengar nama Fia keluar dari mulut Rifqi. Otak Maudy memunculkan satu pertanyaan lagi, yaitu, darimana Rifqi tahu tentang gadis pemilik wajah yang sama dengan Fey?

"Lo kenal Fia?" Maudy bertanya dengan sangat penasaran. Rifqi mengangguk santai.

"Fia, pacar Angelo?" Lagi-lagi Rifqi mengangguk atas pertanyaan gadis berambut panjang itu.

Kebingungan lagi-lagi melanda diri Maudy. Kenapa malam ini begitu banyak kebingungan untuk dirinya? Gadis itu menggaruk pelipisnya sambil menautkan alisnya bingung.

Angel(o)Where stories live. Discover now