6

4.1K 228 0
                                    

Fia berdiri di halte dekat sekolahnya, menunggu angkutan umum untuk segera membawanya pulang.

Sore ini, Rifqi meninggalkannya karena lelaki itu ada urusan penting yang tidak memungkinkan Fia untuk ikut. Akhir-akhir ini Rifqi memang sering pergi sendiri. Sedangkan Zahra dan Bintan masih ada ekskul tari hari ini, alhasil ia harus pulang sendiri.

Suasana di halte itu sudah sedikit sepi, karena bel pulang sekolah sudah berbunyi sekitar tiga puluh menit yang lalu, Fia baru keluar dari sekolahnya karena ia harus menyalin catatan guru yang ada di papan tulis.

Tangan Fia basah dan dingin, jantungnya berdebar saat tiga orang preman datang menghampirinya. Pikirannya sudah melayang ke hal yang macam-macam.

"Hai cewek, sendirian aja" ujar salah satu preman bertato. Namun, Fia mencoba menghiraukannya.

Dalam hati Fia berdoa agar angkutan umum yang ia tunggu segera datang dan langsung membawanya pergi dari tempat ini. Saat ia berdoa seperti itu, ternyata bukan angkot yang datang, namun sosok Angelo dengan motor ninja hitam miliknya datang ke arah gadis itu.

Wajah Fia berubah menjadi sumringah dan perasaannya mulau tenang saat melihat lelaki itu, di dalam pikiran gadis berambut panjang itu, Angelo pasti akan menolongnya dari orang jahat itu.

Motor Angelo mulai melaju mendekati Fia, membuat gadis itu menampilkan kedua lesung pipinya. Namun ekspektasi Fia tidak sesuai dengan realita yang sedang terjadi. Angelo menambah kecepatannya lalu melewati Fia begitu saja tanpa menoleh ataupun melirik.

Fia tercengang melihat Angelo yang melewatinya, tangannya mulai dingin lagi, matanya mulai panas, di pelupuk matanya sudah terdapat genangan air yang hendak jatuh.

Seorang preman mendekati gadis itu dan hendak merangkul Fia, namun ditepis oleh gadis itu.

"Jangan pegang-pegang" lawan Fia

"Berani juga ini cewek" ujar preman yang mendekati Fia.

Gue sumpahin lo jatuh di selokan yang baunya nggak bakal hilang walaupun lo mandi pake 7 macem kembang.

Fia mengutuk Angelo dalam hati, dengan teganya cowok itu melewatinya saat ia melihat Fia di kerumuni oleh tiga preman ini.

Fia menggigit bibir bawahnya dan meremas tangannya dengan gelisah. Gadis itu hanya terus berdoa agar angkutan umum yang ia tunggu benar-benar datang agar ia bisa menghindari ketiga preman itu.

"Ikut kita aja, kita punya mobil disana" ucap salah seorang preman sambil menunjuk ke arah mobil kijang berwarna merah yang terparkir di bawah pohon yang rimbun.

Fia menggeleng. Tanpa perintah, preman itu langsung memegang lengan Fia dan memaksa gadis itu untuk ikut bersamanya. Fia sudah tidak bisa menahan tangisnya. Ia menangis sekeras-kerasnya sambil terus memberontak dan berteriak meminta pertolongan.

Namun,ketiga preman tersebut terlalu kuat untuk dilawan.

Buuk!

Suara kolaborasi antara kayu dan leher seseorang terdengar, membuat yang terkena benda itu tak sadarkan diri. Kedua preman lain menghampiri preman yang pingsan.

Fia berbalik hendak melihat siapa orang itu, ternyata dia adalah cowok yang dengan tega melewatinya. Namun pada akhirnya, lelaki itu kembali untuk menolong Fia. Hati gadis itu senang bercampur takut karena kedua preman tadi sudah maju memberikan tinjuan dan pukulan ke arah Angelo.

Fia hanya bisa menutup kedua matanya dengan telapak tangannya. Terdengar pukulan tangan Angelo yang mengenai tulang rahang salah satu preman itu. Setelah melakukan beberapa pukulan, akhirnya Angelo berhasil mengalahkan dua preman tadi.

Angelo menarik tangan Fia untuk mengajak gadis itu cepat-cepat pergi dari tempat tersebut dan menyuruhnya naik ke motor ninja hitam miliknya. Fia menurut, gadis itu segera duduk di atas motor Angelo. Setelah itu, Angelo memutar gasnya dan membelah jalanan Jakarta sore itu.

"Makasih udah nolongin gue. Gue kira, lo nggak bakal tolong gue tadi" ucap Fia memulai percakapan saat motor Angelo berhenti di lampu merah.

"Tadinya sih gitu" jawab lelaki itu dengan enteng.

"Kalau lo emang lakuin itu, berarti lo cowok yang nggak punya hati" ujar Fia dengan emosi namun tidak ditanggapi oleh Angelo.

"Lo juga bukan ngelawan malah nangis"

"Gue udah teriak sama berontak. Tapi, mereka kan bertiga gue sendiri dan gue cewek, mereka cowok" jelas Fia

"Seengaknya lo bisa tendang itunya" ujar Angelo dan membuat Fia memukul pundak lelaki itu.

Fia sudah tidak berbicara lagi begitu juga Angelo dan lampu sudah berubah warna menjadi hijau, lelaki itu segera memutar gasnya yang membuat Fia terbelalak kaget. Angelo yang melihat ekspresi Fia dari kaca spion pun mengangkat sudut bibirnya membentuk senyum. Sedangkan Fia memukul helm Angelo lalu mengomel.

******
Hari ini, Fia akan mengulangi pengambilan nilai basketnya. Fia sudah sangat yakin jika dia pasti bisa mendapatkan nilai di atas standar.

Pak Suardi memanggil nama Fia untuk menunjukkan keahliannya dalam bermain basket, Fia berdiri dari tempatnya, kedua temannya menyemangatinya.

Fia diberi kesempatan lima belas kali untuk memasukkan bola basket tersebut. Namun, sepuluh bola saja yang masuk, maka dia akan mendapatkan nilai B, yang berarti lulus. Fia mengambil bola orange itu lalu mendribblenya dan berlari, saat mendekati garis, Fia melompat dan melemparkan bola tersebut ke dalam ring, dan hasilnya masuk, percobaan kedua hingga ke lima belas Fia hanya bisa memasukkan bola sebanyak sepuluh kali, yang artinya ia lulus.

Fia bersorak sambil berjingkrak kegirangan. Fandy yang melihat tingkah Fia pun juga ikut bersorak.

"Fia gue emang jago" teriak Fandy dan hanya dibalas tatapan sinis dari Fia, teman-temannya yang lain hanya bersorak kepada Fandy.

"Saya lulus kan pak?" Tanya Fia kepada Pak Suardi dan lelaki berumur empat puluh lima tahun itu mengangguk.

Fia berteriak senang ke arah Zahra dan Bintan. Keduanya memberikan jempol kepada Fia. Ini semua berkat Angelo yang mengajarinya, ia harus membalas kebaikan lelaki itu.

*****
Ponsel Fia bergetar, menandakan ada sebuah pesan masuk ke ponselnya, dan ternyata pengirimnya adalah Rifqi.

Abang Jelek🐒

Lo pulang duluan apa mau nunggu gue latihan?

Tungguin lo aja. Trauma pulang sendiri

OK

Fia hanya membaca pesan terkahir dari Rifqi. Gadis itu segera membereskan bukunya lalu memasukkannya ke dalam tas berwarna cokelat miliknya.

"Fi, bareng nggak pulangnya? Gue kebetulan naik mobil" tawar Zahra saat mereka hendak keluar meninggalkan kelas.

"Nggak usah Ra, gue bareng bang Rifqi. Ngerepotin lo nya harus mutar balik" tolak Fia dengan halus.

"Lo kayak sama siapa aja. Rumah kita cuman beda blok, bukan beda daerah. Nggak apa-apa kalau lo mau bareng."

"Nggak usah Ra, gue juga mau ke minimarket dulu" Zahra mengangguk mengerti dan pamit meninggalkan Fia.

Fia berjalan menuju lapangan basket, dimana Rifqi berada. Namun, mata Fia melihat Angelo bersama seorang gadis tinggi dan cantik. Gadis itu seperti merengek meminta sesuatu kepada Angelo. Namun, lelaki itu menolaknya dan akhirnya, gadis itu pergi meninggalkan lelaki jangkung itu. Tanpa sengaja, tatapan Angelo dan Fia bertemu untuk beberapa detik, Fia mengangguk sambil tersenyum kepada Angelo, namun yang disenyumi malah berlalu.

"Sombong" ujar Fia pelan.

*****

Maaf kalau masih flat-flat aja ceritanya, tapi makasih sudah baca sampai sejauh ini, jangan lupa divote dan komen :)

Angel(o)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora