20

3.1K 187 1
                                    

Gue harap dia seperti es krim. Walaupun dingin, tapi dia juga memiliki rasa manis.
•••••

Bus yang membawa Fia ke tempat tujuannya pun akhirnya telah tiba. Semua teman sekelasnya sangat bersemangat saat mengetahui mereka telah tiba di tempat tujuan. Semua temannya berebut untuk turun dari bus, seperti anak SD yang baru bertamasya. Tetapi dengan santainya, Fia malah duduk kembali di tempatnya, menunggu semua temannya turun agar dirinya tidak tersenggol atau terdorong oleh teman-temannya.

Saat merasa sudah sepi, Fia berdiri dari duduknya lalu berjalan ke arah pintu bus tersebut. Namun, matanya membulat saat ia melihat jarak antara pijakan bus dan pijakan di bawahnya cukup jauh. Membuatnya takut jika dirinya akan terjatuh dan menyakiti kedua lututnya lagi.

Matanya melihat ke kiri dan kanan mencari orang yang bisa membantunya turun dari bus tersebut. Akhirnya, kedua mata gadis itu menangkap sosok cowok jangkung dengan jaket navy berjalan ke arahnya.

"Angelo!" Panggil Fia membuat cowok itu menoleh.

"Sini" pintah Fia lantas membuat cowok itu mendengus sebal.

"Apaan?" Tanyanya saat cowok itu sudah berada di depan Fia, namun kali ini Fia lebih tinggi darinya.

"Bantuin gue turun dong" Angelo menaikkan kedua alisnya. "Turun sendiri" ucapnya acuh tak acuh.

"Takut jatuh" katanya dengan manja.

Angelo memutar kedua bola matanya malas, "manja banget" Fia mengerucutkan bibirnya. Namun setelahnya, kedua tangan Angelo terulur ke arah gadis itu. Raut wajah Fia seketika berubah menjadi bahagia melihat uluran tangan cowok itu. Dengan segera, Fia menyambut kedua uluran tangan Angelo lalu melompat turun dari bus tersebut.

Namun, belum sempat kedua kaki Fia benara-benar menapak di tanah, Angelo sudah melepaskan genggamannya. Membuat gadis itu terjatuh lalu meringis.

"Angelo! Enggak ikhlas banget sih lo" Ucapnya dengan wajah yang kesal.

"Bodo!" Balas Angelo lantas meninggalkan Fia tanpa menolong gadis itu.

"Eh tungguin gue!" Teriak Fia namun cowok itu tidak menoleh. Fia berdiri dari duduknya lantas mengejar langkah Angelo yang sudah berjalan dengan cepat di depannya.

"Lo tau enggak? Gue pernah baca buku, kalau orang yang nggak ikhlas nolongin orang lain itu, tangannya bakal bolong-bolong. Ihh serem" ucapnya sambil bergedik ngeri. Padahal yang ia ucapkan itu hanya bohong.

"Selagi itu bukan Al-Qur'an atau hadis, gue enggak bakal percaya" jawab Angelo dengan pandangan yang tetap mengarah ke depan, tidak menoleh sedikit pun ke arah gadis itu. Fia menggaruk tengkuknya bingung hendak menjawab apa. Jadi, gadis itu lebih memilih diam tak bersuara daripada ia akan kalah dengan Angelo.

Senyum Fia merekah saat kedua matanya menangkap barisan sepeda warna-warni berada di depannya. "Angelo kesana yuk" Fia menunjuk ke arah barisan sepeda itu namun Angelo menggeleng.

"Enggak! Semuanya udah pada ngumpul tuh"

Fia menarik paksa lengan Angelo dan cowok itu tidak dapat berbuat apa-apa selain mengikuti langkah gadis itu. Fia membuka resleting ransel mininya lalu mengambil benda kotak berlensa besar.

Angel(o)Where stories live. Discover now