Epilog

5.4K 192 43
                                    

Angelo berjalan memasuki tempat yang menjadi tempat peristirahatan terakhir Fia. Pandangannya jatuh kepada sebuket bunga aster putih yang berada di tangannya.

Rasa sedih itu lagi-lagi mendatanginya hari ini. Padahal sudah satu bulan Fia meninggalkannya, tetapi Angelo masih diselimuti kesedihan yang entah apa penawarnya. Setiap pulang sekolah, Angelo selalu menyempatkan diri untuk datang ke makam Fia dan membawakannya sebuket bunga yang berbeda setiap harinya.

Saat langkahnya mulai mendekat ke arah makam Fia, kedua bola matanya menangkap sosok gadis dengan dress hitam dengan outer putih dan shal berwarna pink membalut lehernya sedang berjongkok mengusap papan yang terukir nama Fia disana.

Angelo menautkan alisnya lalu mengusap-usap matanya. Gadis itu benar-benar mirip dengan gadis yang selalu Angelo rindukan akhir-akhir ini.

Untuk memastikannya, Angelo mulai berjalan mendekat ke arah gadis itu. Angelo memperhatikan wajah gadis itu dengan seksama. "Fia?" Panggilnya lalu yang dipanggil mendongak.

Wajahnya dihiasi dengan air mata yang masih mengalir. "Kamu siapa?" Tanyanya saat kedua retinanya menangkap sosok Angelo yang berdiri di hadapannya.

Angelo yang merasa kaget melihat gadis itu berwajah sama dengan Fia pun hanya terdiam di tempatnya sambil terus mentap wajah gadis itu.

Melihat gadis itu, Angelo merasa melihat Fia hidup kembali.

Gadis itu berdiri dari jongkoknya lalu menyadarkan Angelo dengan suara lembutnya, "kamu siapa?" Tanyanya untuk kedua kali.

Bukannya menjawab, Angelo malah mengambil dua langkah mendekat ke arah gadis itu dan langsung mendekapnya dengan erat, seakan tidak ingin melepaskan gadis di dekapannya saat ini.

Gadis itu meronta-ronta meminta Angelo melepaskan dekapannya. Saat Angelo telah melepaskan dekapannya. Gadis itu memperhatikan setiap garis wajah milik Angelo, hingga otaknya mulai mengingatkannya dengan satu peristiwa saat di minimarket beberapa waktu yang lalu.

"Ka-mu. Ka-mu Angelo?" Jantung Angelo berdesir mendengar gadis itu mengucapkan namanya. Ia seperti mendengar suara gadis yang ia rindukan selama ini.

"Ke-nalin, aku Fey. Kembaran Fia" ujarnya sambil mengulurkan tangan kanannya bermaksud berkenalan dengan Angelo.

Bukannya menyambut uluran tangan itu, Angelo malah menautkan kedua alisnya bingung. Sejak kapan Fia memiliki kembaran?

"Bisa kita bicara sebentar?" Tanya Fey sedikit ragu jika cowok itu menolaknya. Angelo masih diam di tempatnya, sambil terus menatap kedua bola mata milik Fey. Fey yang dilihat seperti itu sedikit salah tingkah dan ia merasakan jantungnya berdebar sangat kencang.

Angelo mengalihkan pandangannya ke arah gundukan tanah di bawahnya, ia menjongkokkan dirinya lalu menyimpan sebuket bunga yang ia bawa tadi. "I'm coming again, babe"

Angelo menunduk sebentar, membaca beberapa doa untuk Fia, setelahnya ia mengalihkan pandangannya ke arah papan yang terukir nama Fia disana, menatap dengan sendu dan rindu.

Beberapa detik kemudian, Angelo berdiri menghadap ke arah Fey. "Mau ngomong apa?" Tanya Angelo kepada Fey yang menyeka air matanya yang masih meluncur.

"Bisa kita bicara di tempat lain?" Fey bertanya dengan lembut, Angelo mengangguk setuju.

Setelahnya, Angelo mengambil langkah lebih dulu daripada Fey, gadis itu mengekor di belakang Angelo.

Fey memandangi punggung kokoh Angelo dengan senyum simpul, berfikir bahwa Fia beruntung memiliki Angelo selama hidupnya, cowok yang bahkan sampai detik ini, masih setia kepada Fia yang sudah tidak ada di alam yang sama dengannya.

Angel(o)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt