18

2.8K 183 8
                                    

Semoga suatu saat nanti, kita bisa sujud bersama dihadapan Allah
•••••

Sepuluh menit berlalu, Angelo keluar dari kamar Rifqi dengan wajah yang segar dan juga badan yang sudah harum, tidak ada lagi bau keringat di badan cowok jangkung itu.

Fia yang sedang membuat spagheti di dapur pun berbalik saat merasa ada seseorang yang turun dari arah tangga.

"Lo udah selesai?" Tanyanya lantas membuat Angelo mengangguk satu kali.

"Lo enggak alergi sama udang kan?" Angelo menoleh ke arah Fia lantas menggeleng.

"Kenapa?" Tanyanya sambil duduk di kursi ruang makan.

"Gak ap-apa" balasnya sambil menumis bumbu untuk saus spaghetinya.

Angelo hanya membulatkan mulutnya lantas melihat ke arah ponselnya yang sudah sekarat karena baterainya tinggal lima persen.

"Pinjem charger"

"Itu di deket tv" Angelo melangkah menuju ruang televisi lantas mengambil charger berwarna putih itu dan mencolokkannya ke benda kotak berwarna hitam miliknya.

Cowok itu mencari nama Reyvan lalu memencet gambar telepon dan menempelkan benda kotak itu ke telinga sebelah kanannya. Namun, sudah lima kali ia menelfon Reyvan, tetapi ia tidak mendengar suara Reyvan dari sebrang sana.

Angelo mencari nama Mamanya lantas mengetikkan satu pesan untuk wanita kesayangannya itu.

Mama Cerewet

Mah, Angelo masih di rumah temen ya

Iya, jgn plg malem2 yach

Angelo menautkan kedua alisnya, heran melihat balasan dari Mamanya. Ibu-Ibu zaman now tambah alay saja.

"Angelo" panggilan itu membuat Angelo menoleh ke arah belakang dan mendapati Fia sedang berdiri dengan dua piring berisikan spagheti. Angelo melihat kedua lutut gadis itu, disana masih terdapat luka akibat dirinya terjatuh beberapa hari lalu. Angelo merasa iba melihat gadis itu, kenapa waktu itu ia bisa-bisanya tidak ingin mengantarkannya pulang? Padahal gadis itu memang sedang membutuhkan bantuannya. Untung ada Reyvan yang memerikan pencerahan ke cowok itu.

"Apa?" Jawab Angelo dengan wajah yang datar.

"Ayo makan. Cobain masakan gue" ajak Fia sambil menyodorkan satu piring yang ia pegang ke arah Angelo. Lelaki itu berjalan mendekat ke arah Fia lantas mengambil piring yang disodorkan oleh gadis itu.

"Enggak beracun kan ini?" Tanyanya sambil meneliti setiap sisi makanan itu.

Fia terkekeh lantas menggeleng, "Enggak lah"

"Duduk sini aja sambil nonton tv" ucap Fia menunjuk karpet yang berada di depan televisinya.

Angelo menurut lantas duduk di karpet tersebut. Fia mengambil remot yang berada di atas meja kayu di ruangan tersebut lantas menyalakan televisinya dan memakan spagheti buatannya sendiri.

Fia menoleh ke arah Angelo yang memakan spaghetinya dengan cukup lahap. "Enak gak?" Angelo menoleh, "Biasa aja" balasnya dengan ucapan bohong, padahal didalam hati cowok jangkung itu ia berkata bahwa masakan Fia sangat enak, mirip masakan milik mamanya.

Fia sempat tersenyum, "Nanti gue belajar lagi deh, biar lebih enak masakannya"
Angelo hanya mengerling lalu melanjutkan kegiatan makannya.

Tidak ada lagi suara dari keduanya, kecuali suara televisi yang sedang menampilkan film action.

Angel(o)Where stories live. Discover now