PART 5 (choosing the step)

143 17 0
                                    


Moment yang di nantikan para mahasiswa dan mahasiswi di tingkat akhir ini sudah di mulai, serangkaian acara dalam moment saat ini, membuat meriahnya suasana kebahagian. Begitu pula dengan para orang tua yang hadir dan mendampingi anak-anaknya dalam meraih peringkat kesarjanaan, sangat bangga dan kagum akan putra putri mereka di acara tersebut.

Para wisudawan dan wisudawati memakai pakaian jubah hitam (toga), menanti giliran nama yang akan di panggil untuk menerima piagam penghargaan serta sertifikat kelulusan kesarjanaan yang dengan gelar jurusan masing-masing fakultas.

Usai acara, begitu ramai dan padat para para sarjanawan dan sarjanawati berfoto untuk menjadi suatu kenangan tersendiri, baik itu berfoto dengan keluarganya masing-masing, dan foto moment untuk sendiri.

Selepas sesi berfoto, Darma mencari keberadaan Andy diacara tersebut untuk berniat mengajaknya berfoto bersama di moment itu.

Mereka akhirnya bertemu dan berfoto bersama untuk menjadikan kenangan dimasa terakhir kebersamaan mereka di kampus. Beberapa pose yang mereka tampilkan dari gaya yang serius sampai gaya yang kocak. Tak lupa Andy mengambil gambar moment berdua dengan Darma melalui handphone nya untuk ia kirim ke sahabatnya yaitu Rendy yang berada nun jauh disana.

"Lahh.. kok ngga ke sent yaa "..Andy yang agak sedkit bingung bertanya-tanya dalam hatinya, dan mencoba menelpon Rendy untuk memastikan masihkah aktif nomer yang ia tuju.

"Nomer yang anda putar salah"...

(begitulah jawaban dari handphone Rendy yang terdengar).

Sejak mereka terakhir bertemu Andy memang belum sempat menghubungi Rendy kembali untuk sekedar bertegur sapa dan menanyakan khabar berita, disebabkan kesibukkannya dengan urusan sekolah.

"Dar.. lo sempet hubungin Rendy ngga semenjak kita ketemu terakhir disana? Ada apa ya sama ni anak, kok barusan gw hubungi dia ngga bisa." Tanya Andy yang mulai mengkhawatirkan keadaan Rendy disana.

"Ngga pernah.. Yaudahlah Ndy doain aja yang baik-baik buat dia, semoga ngga ada apa-apa lagi laah terhadap dia ".

"Rencana ke depan lo mau kemana nih, kelanjutannya... " Tanya Darma yang mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Gw nerusin lagi sepertinya, Dar.. ambil specialist, trus lo sendiri gimana ?

"Sama Ndy.. gw juga ngga mau mentok hanya ke stuck begini-begini aja setelah lulus, justru ini awal perjuangan kita yang sebenarnya untuk benar-benar bisa terwujud".

"Iyaa sih.. by the way, tante Shinta gimana yaa.. semoga aja udah clear masalahnya Rendy dan sejak pertemuan kita yang terakhir itu kan tante Shinta udah janji, ngga di perpanjang lagi".ujar Andy (yang masih kembali memikirkan keadaan Rendy setelah tadi ia mencoba menghubungi dan ternyata sudah tidak aktif sama sekali).

"Yaudahlah Ndy.. kita kan sudah coba bantu, nah tinggal tante Shinta laah yang harus berperan untuk anaknya, dan gw yakin kok , internal keluarga bisa di selesaikan secara internal juga". Ujar Darma yang coba menghilangkan kekhawatiran Andy.

"semogaa aja... ya suuuut, kita bubar jalan.. sampai ketemu saat lo sukses yaa, congratulation atas kelulusan lo, keep in touch meskipun kita jauh nantinya .. ".pinta Andy

Dengan berjabat tangan saling mengucapkan kata selamat atas keberhasilan, serta mereka berpelukan untuk perpisahan sesaat menempuh jalan karir mereka masing-masing, dimana sekolah itu yang pertama kalinya mewarnai persahabatan mereka terjalin saat bersama.

**********************

Andy dan Rendy masih tetap berjuang mempertahankan commitment diantara mereka yaitu meraih masa depan. Perjalanan mereka pun saat ini betul-betul awal dari langkah tersulit yang akan mereka hadapi agar mendapatkan experience untuk bisa meneruskan fisi dan misi mereka.

Andy dengan segudang kegiatan hingga aktifitas mengikuti seminar-seminar kedokteran serta menjalani tahapan dokter umum yang harus di lakukannya, baik itu di puskesmas dan di klinik 24 jam bermula untuk mengejar SK agar ia mendapatkan surat izin praktek dalam kedokteran dengan tahap experience yang harus ia jalani.

Tidak hanya sekedar itu pula yang Andy lakukan, ia harus rela jika ditugaskan ke pelosok daerah terpencil yang membutuhkan tenaga medis untuk perawatan kesehatan di daerah yang masih sulit di jangkau, dan penduduk yang masih minim mengenal medis.

Biasanya di pelosok-pelosok daerah terpencil yang sulit terjangkau oleh kendaraan, penduduknya lebih mempercayai keahlian para tabib atau dukun yang mereka percayai dari mulut ke mulut penduduk sekitarnya untuk berobat dan tradisi turun temurun di suatu daerah. Tak jarang dokter yang di tugaskan di daerah tersebut, mendapati kendala baik dari pro maupun kontra.

Praktek dan penelitian yang harus di kembangkan untuk mengetahui suatu diagnosa penyakit yang di derita pasien menjadi tantangan tersendiri bagi seorang yang berprofesi sebagai dokter. Dan memang tidaklah mudah untuk menggeluti serta mencapai suatu prestasi dan pengalaman untuk hal tersebut, butuh menganalisa lebih mendalam dengan latar belakang pasien mengenai riwayat penyakit ataupun penyakit bawaan sejak lahir dan sebagainya. Banyak hal lainnya yang menjadikan pressure tersendiri yang membentuk suatu motivasi yang kuat dalam prinsip mengutamakan keselamatan jiwa bagi pasien .

Begitulah kehidupan, senantiasa ada banyak pembelajaran di sekelilingnya untuk dapat beradaptasi dengan keadaan. Suka atau tidak suka, itulah yang dipilih dan di tempuh agar berusaha bertahan hidup.

Beda halnya dengan Darma, yang harus mengikuti serangkaian pendidikan dan ujian dengan tahapan melalui Pendidikan Khusus Profesi Advokat (PKPA) yang harus ia jalani. Selain itu, ia juga harus melakukan magang di suatu kantor Advokat selama kurang lebih 2 tahun lamanya, dan barulah ia bisa meneruskan tahap pengangkatan dan sumpah Advokat.

Diantara Andy dan Darma yang sama-sama sibuk memperjuangkan masa depan, dengan masing-masing profesi yang mereka lakukan hingga aktifitas yang cukup menguras waktu, tenaga dan fikiran, berbeda jauh dengan posisi Rendy yang saat ini semakin terpuruk. Dua minggu sudah berlalu atas kepergian neneknya yang sangat ia cintai, berpulang ke hadapan Ilahi. Nenek Ijah meninggal dunia saat Rendy tidak bersamanya, oleh sebab itu Rendy sangat terpukul atas peristiwa tersebut. Kejadian itu bermula saat Rendy hanya pergi sebentar yang tak jauh dari rumahnya, dan Nek Ijah sedang mengambil air wudhu untuk melakukan ibadah seperti hari-hari yang biasa beliau lakukan. Nenek Ijah terpleset saat kondisi rumahnya licin yang masih berlantai tanah merah, dan jatuh terbentur oleh ujung dinding sumur hingga mengeluarkan darah yang tidak sedikit sampai akhirnya tidak bisa terselamatkan.

Saat peristiwa itulah membuat Rendy betul-betul merenungkan dirinya akan kemelut nasib yang ia harus jalani seorang diri. Terus menerus ia menyesali segala yang ia hadapi, sampai dimana titik ia bertanya pada diri sendiri, apakah ini yang di sebut nasib ataukah ini bagian dari takdir yang harus ia terima.

Nasib bisa merubah seseorang, sedangkan takdir bagian dari kejadian yang harus di terimanya. Sebenarnya sulit untuk ia pahami, ditambah lagi rasa penyesalan yang menghantui dirinya, membuat Rendy semakin terpuruk oleh keadaan.

Begitulah sisi kehidupan, segalanya penuh dengan lika-liku pembelajaran, yang harus memiliki senjata sabar dan ikhlas untuk setiap permasalahan yang dihadapi oleh setiap insan.


Langkahku Bagian dari BayanganmuWhere stories live. Discover now