Part 16 [God gives a wonderful reason]

74 10 0
                                    


Saat Andy menghampiri kedua orang itu dan mengajak masuk keruang kerjanya, lalu mereka memperkenalkan diri dan menjelaskan perihal kedatangan mereka.

"Selamat siang Dokter, perkenalkan saya Jefry dan rekan saya Faisal.. kami berdua dari Darma's Lawyer untuk meminta waktu dokter berbincang bincang sejenak, dalam kasus klien kami yaitu Pak Harjono".

Andy berusaha terlihat santai menanggapi mereka, karena ia memang tidak merasa bersalah dalam hal ini.

"Mari.. mari masuk, silahkan duduk.. saya pikir kalian itu salah satu sahabat saya yang datang saat ini, dan kebetulan nama dan profesinya sama".

Lalu Jefry menjelaskan maksud dan kedatangan mereka untuk meminta keterangan serta penjelasan lebih lanjut atas tuntutan dari klien mereka.

Dengan keadaan tenang Andy menerangkan segala yang dilakukannya sudah sesuai dengan diagnosa pasien dan rambu-rambu prosedural sebagai ahli bedah. Data foto copy file riwayat penyakit yang di derita pasien atas nama Ririn sudah di berikan pada pengacara itu, sebagai kelengkapan berkas data untuk mereka pelajari.

Cukup fair dalam penjelasan tersebut, terlebih lagi Andy welcome pada mereka tanpa ada yang di tutupi dan terperinci, hingga akhirnya Jefry dan Faisal merasa puas atas keterangan yang Andy berikan, setelah itu mereka pamit undur diri untuk kembali ke kantor.

Saat Faisal dan Jefry menuju parkiran mobil, mereka berbincang bincang sejenak mengenai Andy yang di nilai mereka sangat wise dan humble, sehingga tidak berbelit belit untuk mendapatkan informasi. Mereka juga menganggap masalah ini tidak ada satu titik kelemahan untuk di jadikan bahan perkara yang akan mereka proses.

"yaa sudahlah, Jef.. berharap Pak Darma tidak menerima perkara ini, karena beresiko dengan reputasi dalam profesi, jika hanya tertutup dengan uang". Ujar Faisal

"Iyaa sih..,karena yang aku lihat dari klien kita ini, Pak Harjono hanya mementingkan ambisi saja untuk menjerumuskan dokter Andy ke penjara, dengan asumsi pemikirannya sendiri" balas Jefry.

"Yup,...... kita ngga pernah tahu juga yaa misi dibalik masalah ini ? ujar Faisal sambil menekan remote unlock mobil saat mereka segera masuk ke dalam kendaraan.

"sore ini kaan kita bahas bersama Pak Darma, lagi pula aku yakin tidak serta merta hanya uang yang di cari, tapi keadilan yang beliau tegakkan".

"Aku berharap Pak Darma mengenal dokter Andy, seperti yang tadi dokter itu katakan pada kita bahwa beliau mengira yang datang adalah salah satu sahabatnya dengan nama dan profesi yang sama". Ujar Faisal (sambil melajukan kendaraannya menuju kantor).

Heheheheeee ... let see broo

*******************

Sesampainya Faisal dan Jefry di kantor, kemudian mereka segera menuju keruangan Darma untuk memberi laporan berkas data serta menjelaskan detail kronologi dari pihak pelapor dan terlapor untuk membahas, landasan hukum dari masalah ini untuk layak atau tidaknya di lanjuti dalam perkara tersebut.

Setelah penjelasan itu jelas adanya yang dapat di pahami oleh Darma serta bukti data keterangan sebagai bahan acuan, ternyata Darma memutuskan untuk tidak menangani perkara tersebut.

Jefry dan Faisal bersyukur atas keputusan atasannya yang bersikap demikian dalam menegakkan keadilan dan kebenaran yang berlaku di negara ini.

Diselah selah pembahasan, setelah mengambil keputusan sepakat untuk tidak menangani masalah tersebut, ada satu hal yang menarik Darma tanyakan pada mereka yaitu mengenai ciri-ciri dokter Andy yang di maksud.

"Dokter Andy kurus tinggi, warna kulitnya putih dan berkaca mata." ujar Jefry

(jangan jangan si Andy nih sohib gw, kebetulan dia juga ambil fakultas kedokteran kaan waktu saat kuliah..hmm ?!" gumam Darma dalam hati.)

terlintas di fikiran Darma untuk mengeluarkan handphone dari saku celana panjangnya, dan membuka album foto dari handphone itu untuk menunjukkan foto kenangan dirinya bersama Andy pada saat wisuda.

"Orangnya seperti ini ngga yang kalian temui ". tanya Darma.

Ohh... astagaaaa.. iyaaa pak, betul.. itu dokter Andy". kompak Jefry dan Faisal menjawab pertanyaan Darma.

"Cocoooook... !!

Ya sudah kalau begitu, hari diantara kalian hubungi Pak Harjono untuk membatalkan dalam menangani hal ini, saya sore ini akan bertemu langsung dengan Andy". ucap Darma dengan wajah berseri seri.

"Oiya, Saya minta nomer telpon dokter Andy yaa". pinta Darma.

Setelah nomer handphone Andy di berikan pada Darma, Jefry dan Faisal kembali ke ruangan kerja mereka masing masing. Tanpa membuang waktu lama Darma segera menghubungi Andy, yang sudah lama tidak ia temui.


"Halloooo.. Andy ".

"Yaa..siang, maaf dengan siapa ini".

"Astagaaaa Ndy, udah dialam mana sekarang lo bro..".

"Maaf ini dengan siapa saya bicara".

"Ya ampun kendy oleng, sampe lupa sama sohib sendiri kutu beras dasaarr.. ini gw Darma".

"Ahhh gilaa ketemu juga akhirnya sama siluman satu ini, pa khabar lo Dar?"

"Udah ngga usah banyak nanya khabar gw ditelepon, ketemu aja kita langsung sore ini yaa.. daripada kita ketemu nya di meja hijau ".

"Ahahhaahaaaa... kampleeeet ".

Mereka mengakhiri percakapan di telepon dan ingin sesegera mungkin bertemu, serta berbagi cerita dalam perjalanannya masing masing.

Rasa haru senang bercampur bahagia yang tak terkira bagi kedua sahabat itu, yang sekian lama mereka terpisah oleh jarak dan waktu serta kesibukan diantara mereka. Percakapan Andy dan Darma di telpon tadi seolah olah membawa mereka kembali pada masa disaat mereka kuliah dahulu.

 Akhirnya mereka menentukan tempat pertemuan dimana tempat itu sering di kunjungi saat waktu masa bersama.

Andy menyelesaikan tugasnya terlebih dulu yang harus ia selesaikan, begitu pula dengan Darma merampungkan segala urusannya dalam berkasas data para klien satu per satu.

Mereka seakan mengejar waktu untuk segera berjumpa, seperti hasrat ingin bertemu dengan pujaan hati, yang begitu tergesa gesa serta meminimalisir pekerjaan untuk mempercepat waktu dalam bersua.

Langkahku Bagian dari BayanganmuWhere stories live. Discover now