Part 20 [Sad Decision]

89 10 0
                                    

Dalam kodisi makan malam bersama, mereka mengenang kembali apa yang pernah mereka lalui dengan percakapan santai yang di iringin canda dan tawa untuk membangkitkan lagi tali persahabatan mereka yang nyaris terlepas oleh waktu dan keadaan masing masing.

Kemudian setelah selesai makan malam, Darma mengajak Andy dan Rendy ke ruang tengah, dimana Darma ingin membicarakan hal yang serius pada ke dua sahabatnya, kejadian dan peristiwa yang telah ia ketahui, yang sangat berkaitan dengan mereka, hingga harus di selesaikan bersama untuk menuntaskan permasalahan ini.

Case by case diutarakan oleh Darma yang mencoba menjabarkan secara rinci pada rendy yang memang belum mengetahui kejadian yang sebenarnya di lalui Darma dan Andy, hingga pada titik dimana semua permasalahan yang mereka hadapi sesungguhnya sangat berhubungan dengan masa lalu Rendy.

Rendy dan Andy tak menyangka atas apa yang telah di utarakan Darma dengan fakta yang nyata, bahwa di balik semua itu ada sekeping dendam masa lalu dalam langkah mereka, hingga membayangi setiap langkah diantara mereka dan sungguh ironis yang membuat mereka tercengang akan hal itu.

Rendy : "Jadi gw harus bagaimana untuk menebus kesalahan ini semua ?".

"Gw ngga mau kalian tersangkut dalam hal ini, sampai ibu gw sediri menjadi korban atas penyelewengan yang dilakukan ayah tiri gw".

Darma dan Andy terdiam dengan wajah yang saling bertatapan mata, seakan mereka bingung memilih solusi agar tidak menimbulkan Rendy menjadi sensi dalam masalah ini.

Darma : "Sebaiknya lo temuin ibu lo Ren, beliau lah yang akan berdiri di tengah untuk mengatasi ini semua".

Andy : "tapi satu hal, jangan dulu lo memberitahukan perselingkuhan yang di lakukan pak Harjono, itu akan memperkeruh suasana, terlebih lagi saat ini kondisi adek lo Ririn dalam keadaan lemah".

Pandangan Rendy menerawang keatas langit langit atap rumah, seakan dirinya saat ini sangat memohon pertolongan pada sang Maha Kuasa, jalan terbaik untuk menebus dosanya yang tidak lagi berdampak ke pihak manapun.

Rendy : "Lantas kalau gw ngga menjelaskan pada ibu gw apa yang terjadi, trus fungsi kedatangan gw untuk apa kesini? hanya memohon ampun tanpa penjelasan??".

Darma yang melihat Rendy yang sudah mulai geram dan seolah menentang atas apa yang Andy utarakan, kemudian Darma mencoba menenangkan dirinya agar tidak terbawa oleh kemelut suasana hati.

Darma : " Ok Ren, go head kalau itu yang terbaik, itu hak lo.. Andy bicara begitu karena dia ingin menjaga agar ngga menambah beban fikiran lagi untuk ibu lo, itu yang gw nilai dari apa yang Andy ucapkan tadi".

Andy : "Ada apa dengan lo Ren??.. kenapa lo begitu sensi menanggapi ucapan yang sebenarnya gw hanya menjaga keadaan kondisi ibu lo... jangan seperti gw yang pernah larut akan penyesalan saat kepergian ibu gw.

Rendy tertunduk diam dan pilu mendengar perkataan Andy, yang membuat dirinya tak sadar telah meneteskan airmata ke pipi. Terlebih lagi bayangan ibundanya yang berjuang untuk dirinya saat itu dan Ririn yang lemah sekarang ini.

Begitulah kasih sayang ibu, tidak akan pernah berhenti dan terputus meski hatinya pernah terkikis oleh prilaku yang di lakukan oleh anaknya.

Keadaan itu menjadikan hening suasana sesaat tanpa ucapan dan perkataan diantara mereka.

Tiba tiba Rendy yang menarik nafas dalam dalam lalu menghela nafas secara perlahan sekan ada sesuatu yang berat dan menyesakkan dada hingga ia ingin sampaikan pada kedua sahabatnya, walaupun berat namun sepertinya telah siap, menghasilkan keputusan didalam benaknya.

Rendy : " Gw harus siap untuk menebus semua ini ". (dengan wajah dan tatapan mata yang kosong mengarah ke depan seolah sedang berbicara sendiri dalam mengambil suatu keputusan).

Langkahku Bagian dari BayanganmuDonde viven las historias. Descúbrelo ahora