Part 19 [Openness]

68 8 0
                                    

Dalam perjalanannya bersama Rendy menuju kerumah, Darma belum sempat menceritakan sebagian hal yang belum diketahui Rendy dan Andy saat ini, dan Darma ingin menceritakan semua yang telah ia dapatkan informasi di hadapan kedua sahabatnya.

"Gw telpon Andy dulu yaa, biar kita kumpul di rumah gw sambil menjelaskan segala hal untuk kalian ketahui". ucap Darma

Rendy menoleh dan tersenyum menyetujui apa yang Darma katakan padanya.

"Hallooooo Ndy... "

"Hallooo Yaa.. "

"Lo kerumah gw ya ni malam, kita dinner bersama ".

"Dalam rangka apa nih?

"Rendy sudah bersama gw saat ini, dan dia stay sama gw nantinya.

"Hahh... seriuss lo bro ??".

"Yuupss.. "

"Alamat lo dimana? ..Apa lo masih tinggal bersama orang tua, di alamat yang dulu ? tanya Andy yang ingin segera menuju kesana sepulangnya bertugas.

"Gw masih dalam perjalanan nih, nanti kalau gw udah sampe rumah, ntar gw kirim map address by whatsapp ya".

"Yaudah... gw segera kesana, lo kirim aja map alamat rumah... salam buat Rendy, ill be there for both of u guys ".

Usai percakapan ditelpon yang singkat, ingin rasanya moment kebersamaan mereka bertiga kembali terulang dengan berbagi cerita diantara mereka.

Saat perjalanan menuju rumah Darma terlihat Rendy yang masih begitu canggung, dan kaku hingga membuat Darma yang memulai untuk percakapan dan sebagainya.

"Oiyaa Ren, nanti pas sampai rumah, lo istirahat aja dulu yaa.. nanti malam baru kita ngobrol panjang lebar mengenai segala hal". ujar Darma

"Hmm....

Jujur gw ngga enak nih Dar kalau dirumah lo, kalau boleh gw jujur, sebenernya gw merasa ngga enak kesini, pastinya akan lebih merepotkan kalian berdua, sementara kalian pun sudah memiliki keluarga masing masing yang jauh lebih utama". ucap Rendy.

"maksud lo Ren??,, kehadiran lo disini sangat dibutuhkan..!! justru kehadiran lo akan menjadi penengah diantara konflik ini". tegas Darma yang mencoba memberi semangat pada Rendy yang terlihat tidak seperti dulu lagi.

"Gw ngga enak Dar sama istri dan anak lo jika gw tinggal dengan kalian" ujar Rendy yang menunduk.

"Ohh jadi itu yang menjadi kekhawatiran lo.. ahahahaaa, padahal masalah yang akan kita hadapai jauh lebih besar daripada hal itu", jawab Darma

Akhirnya Darma mencoba menjelaskan bahwa dirinya saat ini sendiri, rumah tangganya kandas dengan waktu yang cukup singkat, begitu pula dengan kondisi Andy yang saat ini pun rumah tangganya di ujung tanduk bersama istrinya, sayangnya Andy masih mempertimbangkan hal ini karena mereka telah memiliki anak, sedangkan Darma belum sempat memiliki anak.

Rendy terdiam sejenak untuk memahami apa yang terjadi pada kehidupan kedua sahabatnya, ia tidak berkomentar banyak untuk hal itu, karena ia sendiri belum pernah merasakan kehidupan dalam berumah tangga selama ia menjalani hidup didalam pesantren.

"Kalau lo sudah married Ren?" tanya Darma dengan menanyakan hal itu penuh ke hati hatian.

Rendy tidak menjawab pertanyaan itu ia, hanya diam dan menggelengkan kepala serta tertunduk.

Namun tak terasa mobil yang di kemudikan oleh Darma sudah berada di dalam garasi rumah nan asri di suatu perumahan town house yang hanya terdiri dari beberapa rumah dalam komplek tersebut.

"Alhamdulillah.. udah sampe kita". ucap Darma

"Dirumah lo ada siapa Dar?". tanya Rendy sebelum keluar dari mobil.

"Yaa gw sendirilah, paling cuma ada 2 pembantu... kenapa emangnya?". tanya Darma balik

"Trus gw tidur dimana?" tanya Rendy dengan polosnya

"Lo tidur di wc...!! ahahahaa.. canda Darma yang segera masuk menuju kedalam rumah.

Rendy yang masih terlihat kaku, seolah olah bingung dan janggung dengan suasana yang sudah lama ia tinggalkan sisi kehidupan ibukota, hingga terasa asing untuknya dengan lingkungan baru.

"Ini kamar lo.. ini remote ac, tinggal pencet power on untuk nyalain dan off untuk matiin.. dan itu kamar mandi di pojok ruang makan.. baju baju lo bisa lo masukin di lemari kamar" ujar Darma yang mengantarkan Rendy ke suatu ruang kamar yang telah ia siapkan untuk tamu.

"Biii.....!! bi ijah " Darma memanggil salah satu pembantunya.

"Ya Tuan". dari belakang dapur bi Ijah menghampiri Darma.

"Kasih handuk dan keperluan tamu saya, apa aja yang dia butuhkan..dan ajarkan yang sekiranya dia belum paham "ujar Darma.

"Baik Tuan".

Lalu bi Ijah menyiapkan segala keperluan Rendy serta membantu segala hal yang di butuhkannya.

"Ren.. gw istirahat kedalam kamar dulu yaa.. sambil kabarin si Andy untuk alamat rumah gw ".

Lalu Darma masuk ke dalam kamar yang pintunya berhadap hadapan dengan kamar yang Rendy tempati saat ini.

***********************

Tiiiing tooong.... Tiiing tooong

Bi Ijah yang sedang mempersiapkan makan malam di meja makan, dengan menu yang ia sajikan , dan sesaat mendengar suara bell berbunyi, segera ia bergegas menghampiri pintu utama ruang tamu untuk membukakan pintu.

"Darma nya ada bu ?"

"Maaf tuan dari mana?...

"Saya temannya, bilang Andy "

"Silahkan duduk Tuan, saya panggilkan majikan saya dulu".

Lalu Andy duduk sambil memandangi foto foto yang terpajang disekitar ruang tamu, yang terpampang foto kedua orang tua Darma, serta foto dirinya bersama Darma saat wisuda.

"Ehh Ndy kok lama.. sempet nyasar lo yaa?" tanya Darma yang tiba tiba sudah muncul dari balik pembatas ruang tamu.

"gw balik telat hari ini.. lusa gw ada operasi... oiya mana Rendy?? ".

"Yaudah yuuk kita sekalian ke ruang makan, nanti gw panggil dia ". ajak Darma.

Belum sempat Darma mengetuk pintu kamar Rendy, ia sudah keluar dari ruangannya. Andy dan Rendy saling merangkul dalam pelukan, disaat bersua. Sulit untuk terlontar kata kata diantara mereka namun moment itu yang membuat mereka sedih dalam pertemuan yang harus dihiasi oleh kejadian. 

Langkahku Bagian dari BayanganmuHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin