#Part 4 of 4 [My way]

98 15 0
                                    

Sore menjelang selepas ashar, Andy dan Darma sudah siap berpamitan kembali kejakarta. Wajah nenek Ijah begitu murung melepas kepergian mereka berdua, dalam hatinya entah kapan lagi ia bisa berjumpa dengan sahabat cucunya yang bisa menghidupkan kembali keceriaan suasana di dalam rumahnya yang gubuk.

"Nenek jangan sedih yaa.. kita akan menengok nenek lagi di lain waktu, dan nenek ngga akan sendiri lagi, karena ada Rendy yang menemani nenek ". Ucap Andy dengan memeluk nek Ijah untuk pelukan perpisahan. Begitu juga dengan Darma yang bergantian, dan saling berpelukan untuk pamitan, baik pada nek Ijah dan juga pada Rendy.

Tanpa terasa air mata yang jatuh membasahi pipi Nek Ijah, yang sedari tadi ia menahan dari kelopak matanya. begitu pula dengan Rendy yang melampaikan tangan pada kedua sahabatnya di ujung perpisahan, menahan pilu luka dan penyesalan yang mendalam.

Entah ini kah jalan dari akhir persahabatan mereka, hingga takdir yang akan mempertemukan mereka kembali bersua. Hanya kesan dan pesan yang menyertai di ujung pertemuan mereka dalam kenangan, baik suka maupun duka.

*************************

Perjalanan yang mereka lalui cukup panjang pulang kerumah, ditambah lagi suasana menyisakan kenangan tersendiri dalam pengorbanan ikatan tali persahabatan yang selama ini saling mengenal dan memahami diantara mereka masing-masing.

Malam pun kian pekat terasa, hanya cahaya lampu dan bintang yang menerangi perjalanan mereka menuju kerumah. Keheningan di dalam kendaraan tanpa ada obrolan lagi yang tersisa, antara Andy dan Darma membuat mereka merenung dengan fikiran dan kesedihan masing-masing. Akankah mereka masih bertahan dalam persahabatan, ataukah mereka menghadapi dunia baru yang akan mereka jelang.

Entahlah ........

Yang pasti malam itu membuat fikiran mereka terhanyut akan kenangan yang tidak bisa terucap dalam kata kepedihan, hingga tak terasa Andy sudah berada di depan gerpang pagar rumahnya.

Pak Sukiman segera menghampiri dan membuka lebar pintu gerbang tersebut melihat kendaraan Andy yang sudah berada di depan, kemudian kendaraan itu masuk menempati garasi yang biasanya ia tempatkan kendaraan.

"Tugas kita belum selesai nih kawan ... Besok minggu sore kita ketemu lagi, untuk menemui tante Shinta memberikan surat ini.. nanti biar gw coba hubungi beliau deh, tanpa sepengetahuan suaminya ". Ujar Andy

"Lo atur aja deh bro.. otak gw loadingnya lama nih kalau udah capek, gw mau buru-buru balik ". Jawab Darma (dengan wajah yang sedikit lelah terlihat). Dan akhirnya mereka keluar dari mobil, tanpa membuang waktu Darma pun pamit segera meluncur pulang.

Di minggu sore, Andy mengabarkan Darma bertemu di sebuah mall di kawasan selatan, untuk menemui tante Shinta yang datang sendiri tanpa di damping suaminya.

Andy sudah lebih dulu tiba di tempat, kedai coffee yang ia janjikan dalam pertemuan, dan selang 10 menit Darma tiba menghampiri Andy. Di susul dengan tante Shinta yang sudah terlihat dari jarak jauh menghampiri mereka. tidak menunggu waktu yang lama, satu sama lain sudah mengerti akan pentingnya masalah yang akan mereka bahas untuk saat ini mengenai Rendy.

Tante Shinta sudah berada di hadapan mereka berdua, dan duduk dengan wajah sedikit resah. Sesekali tante Shinta menoleh arah kekanan dan kiri, takut jika kalau suaminya sampai mengintai mengikuti dirinya dari belakang.

Lalu Andy mencoba menawarkan minuman agar bisa segera ia pesan, untuk meredakan suasana hati tante Shinta yang seakan tidak nyaman dan sedikit was was.

"Dimana Rendy sekarang? .. dan gimana keadaannya? .. kalian sudah bertemu kaan dengan Rendy?" Tanya tante Shinta (dengan wajah yang begitu khawatir).

" Kita sudah ketemu tante.. tapi hanya surat ini yang mewakili kehadiran Rendy, ada baiknnya tante baca dulu..". jawab Andy. (sambil mengeluarkan amplop putih yang masih tertutup rapat,Andy memberikan surat itu pada ibundanya Rendy)

Langkahku Bagian dari BayanganmuWhere stories live. Discover now