PART 9(Its depressed)

129 16 0
                                    


Setibanya Andy ditanah air menuju pulang kerumah, hasrat hati ingin langsung berkunjung kerumah orangtuanya, apalagi ia merasa menyesal dan sangat bersalah dengan sepeninggalan ibunda tercinta. Namun hal itu ia urungkan jika menjadi suatu konflik pada istrinya. Ada baiknya Andy pulang kerumah terlebih dahulu mengingat istri dan anaknya yang masih terasa lelah saat perjalanan.

"kamu setelah antar aku dan Sastra, istirahat aja dulu pa dirumah... kamu kan masih lelah juga saat ini" pinta Ayu

"ngga apa-apa ma, rasa penyesalanku pada ibu jauh lebih besar daripada lelah.. lagi pula mumpung masih siang, aku masih bisa mengunjungi makam beliau".

"Kamu nihh di perhatiin istri kok malah, kalau ada apa-apa dengan kesehatan kamu kan aku juga yang repot"

"Sudahlah maa, tidak perlu di permasalahkan.. aku hanya minta pengertian dari kamu, saat ini kondisiku masih berduka".

"Ahh kamu terlalu melo dalam hal ini, namanya sudah takdir ya sudah.. kok malah jadi penyesalan, lagi pula kamu sejak mendengar berita ibumu, kamu lebih banyak terdiam dan sepertinya kamu ngga menikmati liburanmu bersama istri dan anakmu sendiri ".

"Maa..cukup !!!.. aku lagi ngga pingin berdebat untuk hal ini ".

"terserah kamu lah, aku juga percuma memberi perhatian yang tidak di respon dengan suami sendiri". Ujar Ayu mengakhiri pembicaraan.

Tak lama kemudian mereka tiba di kediaman rumah mereka, setelah itu barang bawaan yang masih berada di dalam bagasi mobil dikeluarkan oleh supir dan Ayu berlalu meninggalkan Andy yang masih terdiam duduk di kendaraannya sambil menunggu segalanya selesai dikeluarkan dari mobil tersebut.

Lalu Andy memerintahkan supir untuk segera menuju ke kediaman orangtuanya. Mobil itu melaju cepat ke tempat arah yang akan dituju dalam kecepatan yang tinggi, hingga tak terasa hanya memakan waktu yang cukup singkat hanya dengan 35 menit sudah sampai ditujuan.

Saat mobil sudah terparkir di dalam halaman rumah, Wina dan Ayahnya serta Aditya menyambut kedatangan Andy dengan wajah kesedihan dan mata berkaca-kaca. Di peluknya satu per satu dari Ayah, adik dan juga adik iparnya yang sudah menanti kedatangan dirinya. Pelukan Wina pada Andy begitu erat, sambil terisak tangisan pilu yang membasahi baju Andy, ia pun mencoba menenangkan adiknya yang begitu merasa terpukul atas kepergian ibunda mereka.

"Sudah Win... ibu sudah tenang dialam sana, kamu juga sudah puas mendampingi ibu di masa beliau menutup mata, aku yang lebih sangat menyesali hal ini ". Bisik Andy pada adiknya dengan berusaha menenangkan hati Wina, sambil mengelus rambutnya. Kemudian perlahan Andy melepaskan pelukan itu, sambil dibersihkan airmata yang membasahi pipi adiknya.

"Anter aku yaa ke pemakaman ibu, aku rindu ibu". Pinta Andy

Wina mengangguk menyetujui keinginan Andy, diikuti dengan Aditya serta Ayahnya yang akan turut serta menemani Andy ke pemakaman.

***********************

Sesampainya di pusara ibunda tercinta, Andy memeluk nisan ibunya sambil menangis meraung-raung seperti anak kecil yang meluapkan rasa bersalah dan peyesalan yang begitu dalam hingga ia tidak memperdulikan sekitarnya yang memperhatikan dirinya.

"Sudah toh le.. kasian ibumu jika kamu seperti ini, jangan di beratkan kepergian ibumu yang sudah tenang di alam sana ". Ujar ayahnya yang perlahan meraih kedua lengan anaknya yang masih dalam posisi jongkok sambil memeluk nisan.

Setelah tersadar bahwa ayahnya mencoba merangkul dirinya, lalu Andy spontan memeluk ayahnya begitu erat sambil menangis sejadi jadinya.

"Doakan saja ibumu... hanya dengan doa anak yang akan menghantarkan beliau di pintu syurga nanti" bisik ayahnya pada Andy yang masih menangis dalam pelukan. Tak lama setelah itu, Andy sedikit lega atas ucapan ayahnya yang menenangkan hatinya.

"Mari nak kita pulang, cuaca sudah terlihat mendung kamu pun belum istirahat total dalam perjalanan panjang mu".

Kemudian mereka berpamitan di batu nisan ibundanya yang sangat mereka sayangi, lalu pergi berjalan mengarah ke mobil untuk menuju pulang karena hari begitu gelap terasa yang mungkin tidak lama lagi akan turun hujan.

Sesampainya di rumah kediaman orangtuanya, Andy baru terasa begitu lelah dan sangat mengantuk yang tak tertahankan. Ia membasuhkan muka dan tangan serta kakinya selapas dari pemakaman, setelah itu Andy meminta izin untuk tidur sesaat dikamar mendiang ibu.

Kala suasana dingin yang menyelimuti diluar sana oleh derasnya hujan pada saat itu, membuat Andy terlelap dalam tidur yang begitu pulas. Sengaja wina tidak membangunkan Andy yang masih tertidur nyenyak, hingga tidak terasa waktu sudah sangat larut dan Andy pun terbangun karena perut terasa lapar yang belum terisi. Andy melirik jam tangan ia kenakan untuk melihat waktu saat ini yang menunjukkan pukul 22.30 malam, sontak saja segera ia beranjak dan bangkit dari tidur. Dilihatnya pula handphone yang sedari tadi ia sengaja silent, agar tidak mengganggu dirinya, dan ternyata ada 5kali miscall dari Ayu yang membuat Andy menjadi gusar, dan secepat mungkin ia harus kembali kerumah.

Saat Andy ingin pamit pada Ayahnya, ternyata beliau sudah tidur, kemudian ia menghampiri Wina dan Aditya yang masih duduk-duduk santai di ruang keluarga sambil menikmati acara televisi.

"Win.. Adit... aku pulang dulu yaa, salam sama ayah ".

"Mas, kamu ngga makan dulu.. nanti biar aku siapkan "

"Ngga lah ...makasih Win, aku harus buru-buru pulang". tanpa menahannya, Wina sudah mengerti keadaan Andy yang begitu takut pada istrinya.

"Ohh yaa sudah kalau gitu... tapi mas, besok malam ada acara 7 hari nya ibu, kamu bisa kaan hadir mas?" Tanya Wina sambil melirik wajah Andy yang agak sedikit ragu memutuskan untuk kembali datang. Dengan menggaruk garukkan kepala, melihat kiri dan kanan terasa berat Andy untuk berjanji pada Wina.

"Jangan sampai ngga hadir, kamu kaan anak laki satu-satunya, kesayangan ibu yahh kebangetan kalau sampai ngga datang". ujar Wina (yang langsung menolehkan wajahnya kembali mengarah ke tv seakan kesal pada Andy yang terlalu dikuasai oleh istrinya).

"Dek, jangan gitu.. " (Aditya mencoba menengahi ucapan Wina atas sikapnya terhadap Andy) "kalau mas Andy sempat silahkan yaa, tapi kalau mas sibuk tenang aja, aku selalu ada disini menemani ayah".

"Makasih ya Dit... aku usahakan besok malam hadir, salam sama ayah... Assalamualaikum". (mengakhiri percakapan diantara mereka).

***************************

Selang beberapa waktu kemudian Andy sudah berada di rumahnya. Pintu rumah itu terkunci, Andy berusaha untuk mengetuk serta memencet bell yang berada tak jauh dari pintu. Ayu yang sengaja membiarkan Andy di luar, ia hanya mengintip dari hordeng jendela yang terlihat dari arah luar.

Beberapa kali Andy memencet bell rumah hingga pembantu yang terbangun dan ingin membukakan pintu dilarang oleh Ayu yang sudah sedari tadi memang duduk di ruang tamu dengan lampu yang di padamkan dari dalam hingga tak nampak dari luar.

Andy mulai kesal akan hal ini, sudah 45 menit ia menunggu untuk dibukakan pintu, lalu ia memutuskan kembali kerumah orangtuanya untuk menginap disana. Saat Andy menuju pagar halaman beranjak untuk pergi, barulah terdengar suara gesekan kunci agar terbukanya pintu dan yang keluar adalah Ayu.

"Kamu mau ngapain... mau pulang lagi kerumah orangtua mu, sekalian aja bawa baju-bajumu". Mendengar perkataan Ayu wajah Andy mulai memerah menahan kesal, dihampirinya Ayu dengan tatapan kemarahan. Ingin rasanya ia menampar wajah Ayu untuk memberi pelajaran pada istrinya, yang dianggap sudah melampaui batas kewajaran. Namun Andy masih terus menahan agar tidak menjadikan konflik yang berkepanjangan.

Andy dengan mata terbelalak menatap tajam penuh amarah sambil menujukkan jari telunjuknya mengarah ke wajah Ayu sambil berkata "Jaga ucapanmu ..mengerti !!".

Ditepisnya jari Andy yang sedang menunjuk kewajahnya, lalu Ayu mendorong Andy hingga terjatuh duduk, kemudian Ayu berlari masuk kekamarnya dan mengunci pintu kamar. Tak lama setelah itu Andy bangkit, dan masuk kerumah lalu ia pun enggan malam ini sekamar dengan istrinya. Andy tidur suatu kamar yang memang dirumah itu tersedia kamar tamu apabila ada sanak keluarga maupun kerabat yang akan menginap.

Langkahku Bagian dari BayanganmuWhere stories live. Discover now