68

19.1K 491 25
                                    

***LUTHFI****

Aku mengendarai sepeda dengan tergesa.
Sebenarnya kegiatan ekstra basket tadi belum selesai.
Tapi apa dikata….dapat telepon dari mama , katanya mas rizal sejak pagi belum pulang.
Dari nada di hp…terlihat sekali mama sangat khawatir.
Akhirnya…rencana nengok david setelah pulang dari kegiatan ekstra aku batalin.

Kemana ya mas rizal?
Bukankah kondisi psikisnya belum pulih dari peristiwa kemaren?
Terus…
Kalau aku disuruh mencari kemana?
Aku hampir tak kenal dengan teman-teman mas rizal.
Akhhh..baiknya aku pulang dulu saja.
Siapa tahu mas rizal sudah pulang.
Terus terang melihat kondisinya akhir-akhir ini membuatku sangat khawatir jika mas rizal keluar rumah.
Takut terjadi apa-apa di jalan.

Akhirnya sampai juga di rumah.
Kuparkir cepat sepeda motorku dan berlari masuk rumah.
Langsung menemui mama di dapur.

“maa…gimana?” tanyaku nggak sabar

Mama tersenyum
“pulang kok nggak salam dulu to fi?..kakakmu sudah pulang kok…tuh di kamar”

Aku menarik nafas panjang…
Legaaaaa….

*******

“ada apa nih…kok senyum-senyum sendiri kak?”

Aku masuk kamar dan kulihat kak rizal memandang layar di hp nya sambil senyum-senyum sendiri.
Dia menengok ke arahku..
Hmmm kamar yang berantakan.
Kusingkirkan baju kotor yang menjuntai di ranjang
Dan pelan aku duduk di samping kak rizal.

“baru pulang fi?” tanyanya kalem

“bukannya terbalik? Harusnya aku yang tanya…seharian ini kak rizal kemana? Mama sampai khawatir tuh”

Dia tersenyum.

“yaahhh…..sekedar cari angin saja kok”

“cari angin kok seharian, tuh mama khawatir nelponin aku terus bikin aku bingung” ujarku ketus.

Kak rizal mencolek pipiku
“ihh adikku kalau sewot, tambah cakep…yo wis, maafin kak rizal yaa, kalau bikin kamu bingung, tapi fii….sebenarnya kak rizal kan udah gede, jadi mama atau kamu harusnya nggak perlu khawatir gitu dong fi”

“bukan gitu kak, kak rizal harusnya nyadari…akhir-akhir ini emosi kak rizal kan belum stabil to? Jadi harus banyak istirahat, bukan malah keluyuran gitu!” ujarku masih ketus

“ya…ya…yaa….udaahhh….” akhirnya dia mengalah.

Kurebahkan tubuhku di sisinya
“kak…”

“ya”

“sebenarnya aku mama dan papa Cuma ingin kak rizal sembuh dari trauma masa lalu, mohon gunakan kesempatan ini untuk istirahat kak, kami bener-bener khatatir tau!”

Tiba-tiba dia memelukku
“makasih adikku…” bisiknya

“zaaaalllll….fiiiiiiiiiiii…ayo keluar….makan” teriak mama terdengar di luar kamar.

Aku melompat..
Memang perutku sudah lapar.

“yuk kak..kita makan bareng…dah lama kita nggak makan bareng!”

Kutarik lengan kak rizal dan dengan ogah-ogahan ka rizal akhirnya bangun juga.

******

Kami makan dengan cepat
Mungkin perut kami memang sudah lapar demikian juga dengan kak rizal.
Akhhhh…akhirnya selesai juga makannya.

Kuangkat piring kotor ke dapur..

“zal..mama mau bicara bentar ma kamu, bisa?” tanya mama lembut ketika aku kembali lagi ke ruang makan.

Gara-Gara KONTOLKU Panjang 2 ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang