99

9.4K 419 62
                                    

******FRANS*****

“fiiiiiii…” aku setengah berteriak mengejarnya

Ternyata fifiku marah beneran nih
Duh…
Lha gimana lagi, emang aku tuh paling males lomba-lomba gituan
Mending futsal atau basket…

Fifi berjalan menjauh
Tubuhnya kulihat dari belakang seperti kaku
Jangkung…
Berjalan menunduk
Dan yang pasti, wajahnya walau tak kulihat pasti menampilkan kemarahan.

Waduuhhh bisa-bisa, gara-gara lomba ini aku pacaran dengan fifi dan putus juga gara-gara lomba ini.
Waduuuhhh jangan sampai deh.

Kupegang erat pundaknya dari belakang
“fiii….” Ujarku setengah berteriak

Dia menoleh…
Yah beneran deh…dia marah
Marah dalam arti yang sebenarnya
Sorot matanya seperti memancarkan bara api menatapku

“apaa dol!”

“kok dol?”

“ya udah…apaan frans dodooolllll..”

Aku tersenyum.
“makan yuk…di depan sana ada café”

Dia masih menatapku dengan nafas panjang

“frans….kamu…kamu masih mikirin makan setelah apa yang barusan kamu lakukan?”

“apa yang aku lakukan? Emangnya aku melakukan apa fi?” tanyaku bingung

“dasar!”

Dia berbalik dan berjalan cepat menjauhiku
Fifiiii….
Ternyata kamu marah beneran nih.

Setengah berlari aku mengikutinya
“fiiii…”

“udaaahhh…sana pulang frans…nggak ada gunanya kamu disini!”

“fiiii…emangnya aku salah apaan?”

Dia berhenti dan kembali berbalik arah menatapku

“franss….” Dia seperti mendesis

“fiii…ayolah bicara…jelaskan…aku salah apa?’

“kamu ini….emang kamu nggak nyadar ya…kalau kamu udah mengacaukan semua jerihpayahku selama ini?’

“jerih payah? Maksud kamu?”

“tadi”

“emang tadi aku ngapain fi?’

Fifi kembali menarik nafas panjang
Bingung nih…
Fifi memang sering marah tanpa alasan.

“frans…tadiii…emang kamu nggak nyadar bahwa presentasi kita kacau balau”

“nggak kok, presentasi kita bagus kok, bahkan dewan juri sampai memberi acungan jempol gitu”

“waahhhhhh….emang kamu nggak nyadar..mereka berbuat gitu karena melihat kekonyolan kamu”

“duh fiii…udahlah…Cuma lomba gituan saja” ujarku memenangkannya.

Fifi memandangku nanar….
Tiba-tiba kulihat tubuhnya lemas dan dia terduduk di teras ruangan kelas.

“frans…kamu..kamu bisa mengatakan Cuma lomba gituan…tapi aku? Ini lomba yang sangat berarti bagiku frans…sangat berarti….kukorbankan waktuku hanya untuk lomba ini…kusingkirkan kesibukanku yang lain hanya untuk menyiapkan lomba ini..bahkan aku sampai rela menjadi pacar kontrakmu…rela kamu perlakukan seperti pelacur ketika di hotel….ini semua demi apa frans…demi lomba ini….kamu tahu…mengapa lomba ini sangat berarti bagiku? Karena aku sadar…ini kesempatan kutunjukkan ke teman-teman bahwa aku bisa…ini saatnya kutunjukkan ke sekolah bahwa aku tak layak untuk dipecat dari ketua osis, ini saatnya kutunjukkan ke keluarga bahwa aku bisa berprestasi, kutunjukkan ke david bahwa aku bisa mengemban amanatnya ketika dia sakit….aku ingin kesempurnaan di lomba ini…aku ingin kita juara satu…aku ingin membawa pulang trophi..piala….”

Gara-Gara KONTOLKU Panjang 2 ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang