2. Perkenalan Resmi

152 19 1
                                    

- Terkadang yang berbeda lebih mudah menarik perhatian -

***

"Na, ke kantinnya Mang Bono yuk? Ada Willy."

Sedari tadi, Sherly sadar kalau Willy bersama komplotannya itu sesekali menoleh ke arahnya—lebih tepatnya arah Luvena. Menurutnya, Willy bersama komplotannya memperhatikannya, padahal bukan. Tapi Sherly dengan percaya diri menganggap bahwa Willy bersama komplotannya memperhatikannya.

"Nggak ah, Sher. Gue males kalo disana. Nanti dikira kita mau caper ke mereka."

Sherly terkekeh geli, "Kan emang gitu." Luvena menjitak kening Sherly pelan. "Lo aja, gue nggak."

"Udah ah jangan protes. Yuk."

Dengan sedikit memaksa, Sherly menarik tangan Luvena agar mau ikut dengannya. Luvena pun akhirnya pasrah. Dengan ogah ogahan, Luvena mengikuti langkah kaki Sherly yang menuju kantin Mang Bono.

Ketika mendekati kantin, Sherly mendesis pelan. "Willy ganteng banget, Ya Tuhan." Luvena menghela nafasnya. Ia sudah hafal ekspresi Sherly ketika bertemu Willy.

Saat melihat Luvena dan Sherly menuju ke arah mereka, Rega buka suara. "Anjir, Will. Tuh cewek mau kesini."

Willy mengikuti arah pandang Rega. Terlihat Luvena dan Sherly yang sudah semakin dekat. "Pasti tuh cewek mau caper ke gue. Dia tadi pasti cuma jual mahal doang," ucap Willy dengan pedenya.

Tapi yang Willy dan teman temannya dapat saat Luvena dan Sherly sampai di kantin Mang Bodo tidak sesuai dugaan Willy. Luvena tidak melirik sedikitpun ke arah Willy, malah Sherly yang menatap Willy dengan penuh kekaguman.

Mendapati hal itu, teman Willy tertawa terpingkal pingkal. "Nyet, lo kepedean sumpah," ucap Panji sambil terus tertawa.

"Tai, Ji."

Sedangkan Luvena hanya menggelengkan kepalanya mendapati hal itu. Kemudian ia memesan jus jeruk pada Mang Bono. Tak sampai lima menit, pesanan Luvena sudah jadi. Luvena menegak jus tersebut karena ia sudah tak tahan dengan tenggorokannya yang mengering.

"Guys tau nggak? Tadi ada cewek yang jutekin Willy pas dia di kamar mandi cewek," ujar Reno sambil melirik ke arah Luvena.

Luvena otomatis tersedak mendengar ucapan Reno barusan. Ia kaget karena bagaimana bisa teman teman Willy tau? Pasti cowok itu sudah menceritakan kejadian tadi pada teman temannya. Huh dasar.

Sherly menenepuk nepuk punggung Luvena. "Lo kenapa, Na?"

"Ng..Nggak papa."

Sedangkan disisi lain, teman teman Willy kembali menyindir Luvena. "Yang mana sih Will ceweknya?" timpal Rega.

Willy hanya geleng geleng menghadapi teman temannya. Tapi Reno malah menyahuti, "Ah pokoknya ceweknya cantik. Tapi sayang, kayanya dia nggak tertarik sama Willy. Buktinya dia jutekin Willy."

Kalimat kalimat yang teman teman Willy lontarkan benar benar membuat telinga Luvena panas. Ia benar benar segara ingin pergi dari kantin Mang Bono.

"Sher udah belum? Cabut yuk," bisik Luvena sambil menarik narik pelan lengan Sherly.

Sedangkan Sherly memutar bola matanya. "Bentar dong, Na. Gue masih pingin ngeliatin mukanya Willy," jawab Sherly dengan bisik bisik pula. Ya kali Sherly teriak teriak.

"Ya udah. Gue duluan aja kalo gitu."

"Yah, Na. Kok gitu sih?"

Ya soalnya gue risih jadi bahan pembicaraan mereka.

WarnaWhere stories live. Discover now