8. Mulai suka?

109 22 1
                                    

- Bagiku sekarang definisi suka itu sederhana, yaitu saat aku tersenyum setiap mengingat hal tentangmu. -

***

Hari ini Luvena tidak masuk sekolah. Ini bukan keinginannya, melainkan keinginan bunda. Bunda yang meminta Luvena untuk istirahat terlebih dahulu.

Seharian Luvena tidak melakukan aktivitas yang berarti. Ia hanya istirahat sambil mempelajari pelajaran yang ia tinggal hari ini. Selain itu, ia juga membantu bunda mengurus anak panti.

Pada saat jam pulang sekolah, Sherly datang ke rumahnya untuk menjenguk. Luvena tidak menceritakan bahwa ia jatuh karena Willy. Beruntung Sherly tidak bertanya yang aneh – aneh.

Sherly tidah hanya menjenguk, ia juga membawakan catatan pelajaran yang Luvena tinggal hari ini. Tipikal sahabat yang baik.

Setelah selesai menyalin catatan, Sherly berpamitan. Ia harus kembali ke sekolah untuk menyeleksi anggota modern dance yang baru.

“Hati – hati, Sher.” Ucap Luvena ketika Sherly memasuki jazz merahnya.

Sherly menekan tombol klaksonya dua kali kemudian meninggalkan rumah Luvena. Setelah itu Luvena menuju ke taman belakang.

Melihat daun – daun mulai banyak yang memenuhi taman, Luvena berinisiatif untuk menyapu taman tersebut. Ia mengambil sapu lidi yang terletak di belakang pintu rumah.

Di tengah aktivitas menyapunya, seorang anak perempuan kecil dengan tubuh kurus menghampirinya, Tiara namanya.

“Kak Luvena dicari temennya.” ucap anak itu.

Siapa yang datang ke rumahnya? Sherly? Bukankan anak itu baru saja meninggalkan rumahnya?

“Siapa, Ra?”

“Cowok, kak. Yang waktu itu pernah kesini.”

Tebakan Luvena hanya tertuju pada satu cowok, Willy. Memangnya siapa lagi cowok yang datang ke rumahnya akhir – akhir ini.

“Suruh tunggu dulu, Ra. Bilang kakak masih nyapu.” ucap Luvena.

“Biar aku aja yang ngelanjutin nyapu, Kak.”

“Bukannya kamu mau ngaji?”

Tiara menggeleng halus. “Nggak. Masih lama kok.” Ucapnya.

Mau tak mau Luvena pun setuju. Ia memberikan sapu yang ia bawa pada Tiara. Kemudian Luvena berjalan ke depan untuk menemui Willy.

Tebakan Luvena hamper tidak meleset sedikit pun. Itu memang benar Willy. Namun ia tak sendiri, melainkan bersama Panji, Rega, dan Reno.

“Selamat sore, princess.” Sapa Willy dengan senyum manisnya.

Jujur Luvena mengakui bahwa Willy memang tampan. Namun ia tidak begitu mudah terpengaruh.

“Kerajaan kali, bang. Gamau ratu aja sekalian?” sahut Reno.

“Kalo ratu nanti. Nunggu akad dulu.”

Luvena hanya mendengus mendengar kalimat receh Willy. “Mau ngapain?” tanyanya.

“Ga, mana, Ga?” Rega menyerahkan bingkisan berisi buah – buahan serta sebucket mawar merah.

Willy memberikan apa yang ia bawa pada Luvena. “Nih buat lo. Biar cepet sembuh.” Ucapnya.

“Ah, abang perhatian sekali. Mau juga dong di perhatiin.” Ini Reno yang memulai.

“Mau juga dong, bang, berduaan naik becak. Dempet dempet gitu kan asik” Kalau yang ini Rega yang menyahuti.

WarnaWhere stories live. Discover now