22. Kencan Pertama

5K 634 82
                                    

Aku menatap pantulan diri di cermin sembari mencatok rambut. Dua minggu lalu aku kembali  ombre rambut dengan warna yang sama agar warnanya semakin mencolok. Dan karena rambutku juga bertambah panjang jadi aku harus kembali mewarnainya.

Hari ini Ghani bilang ia akan mengajakku ke dufan. Kekanakan sekali memang, usia sudah kepala tiga tapi masih saja ingin main ke dufan. Tapi daripada aku di rumah dan tenggelam dalam rasa muak karena Sara dan Azrof, ada baiknya juga aku ke dufan.

Drt..drt...

Ponselku bergetar, aku melihat ada pesan masuk tertera di layar.

From: Ghani Surya

Aku udah sampe, aku masuk ya. Mau izin sama camer dulu. Jangan lama-lama dandannya, kita ga nikah hari ini.
Hehehehe. Love you, polar bear 😘.

Aku memutar bola mata jengah. Setelah dua hari lalu kami resmi jadian, Ghani mulai mengganti bahasanya menggunakan aku kamu. Kemudian ia memanggilku beruang kutub karena katanya aku seperti beruang kutub yang terlihat menggemaskan padahal galak. Godaan jayus Ghani juga sepertinya akan menjadi santapan hari-hariku.

Aku meraih sling bag dan bersiap untuk keluar kamar. Namun ponselku kembali bergetar.

From: Ghani Surya

Jangan lupa bawa passport, kita ada proyek buat acara di Singapur tahun depan. Pak Setiadji minta datanya di kirim ke kantor hari ini.

Aku membuka lemari dan menarik laci yang berada di dalamnya, kemudian meraih passport dengan sarung Victoria Secret dan memasukannya ke dalam tas. Setelah mengecek dompet, ponsel, dan power bank ada di dalam tas, aku segera melangkah keluar kamar dan menuruni tangga menuju ruang tamu.

Sara, Ghani, Mami, dan Azrof tengah duduk di sana. Sara tersenyum melihat Ghani bicara, sementara Azrof hanya mengangguk-anggukan kepala. Mami juga mengeluarkan reaksi sama dengan Sara saat Ghani bicara.

"Ekhem," aku berdekhem untuk memberikan tanda keberadaanku.

"Itu dia," mami tersenyum ke arahku. "Ghani lagi Mami ajak ngobrol sambil nungguin kamu."

Aku hanya menanggapi dengan senyum kemudian melangkah mendekati Ghani. "Yuk," ajakku padanya.

"Kalo gitu saya pamit dulu Tante, Kak." Ujar Ghani sopan sembari bangkit dari duduk.

Aku mencium tangan mami sembari mengucapkan salam, begitupun dengan Ghani.

Aku melingkarkan tangan di lengan Ghani dan menggandeng setengah menyeretnya keluar rumah menuju mobil. Saat Ghani membuka kunci pintu mobil aku masuk ke dalam dan disusul keberadaannya.

Ghani menghidupkan mesin mobil dan mengeluarkannya dari garasi. Kemudian Mobil Ghani melaju keluar dari komplek rumah.

"Ngobrol apa aja?" Tanyaku membuka obrolan.

"Mami kamu nanya gimana kamu kalo sama aku. Ya aku jawab aja jujur,"

Aku menoleh, "kamu jawab apa?"

"Baik." Balasnya enteng.

Aku menghela nafas lega. Jika Ghani jawab aku senang marah-marah padanya, bisa tidak ada muka aku di depan Sara dan Azrof. Mereka pasti senang apabila tau hubunganku tidak seharmonis mereka.

"Si Sara nanya apa aja?"

"Nanya udah berapa lama kita pacaran."

"Terus kamu jawab apa?"

"Setahun,"

"Kamu boong dong sama mereka,"

"Ya emangnya kamu mau aku jujur bilang kalo kita baru resmi pacaran dua hari lalu? Engga kan?"

Women's StoryWhere stories live. Discover now