24. Kembali Kerja

4K 550 44
                                    

Kemarin aku mendapat pesan dari Pak Setiadji bahwa akan ada event baru yang harus ku pegang. Dan kali ini aku yang menjadi Production Manajer, so it's means aku tidak satu tim dengan Ghani. Karena Ghani seperti PM tetap di kantor ini, agak tidak mungkin ia turun jabatan jadi asisten PM atau koordinator salah satu divisi.

Pagi-pagi sekali aku sudah pergi dari rumah. Sengaja, aku tidak mau sarapan di rumah dengan kuman-kuman itu. Lebih baik makan di luar daripada duduk satu meja dengan orang-orang tidak tau malu seperti Sara dan Azrof.

Mama menawari untuk membawa bekal, tapi aku menolak karena aku memang ingin buru-buru pergi dari rumah. Jadi sebelum ke kantor aku menepi ke salah satu kafe yang masih buka di pinggir jalan untuk membeli breakfast bun dan latte hangat.

Hanya ada satu kafe yang buka pagi-pagi sekali di sepanjang jalan dari rumah menuju kantor. Jika tidak sempat sarapan di rumah, aku akan sarapan di kafe ini atau take away makanan untuk dimakan di jalan.

Setelah menghabiskan breakfast bun di mobil, aku menyapuhkan make up di wajah dan bersiap-siap masuk kantor. Meletakan kartu karyawan sebagai absen di mesin yang berada di samping lift.

"Pagi, Mba," sapa salah seorang office boy yang berada satu lift denganku.

"Pagi," balasku dengan senyum.

"Udah sarapan, Mba?"

Aku mengangguk sebagai jawaban. Kemudian kembali melihat ke arah tombol-tombol di lift.

"Uhm, Mba Anna...,"

"Iya?"

"Saya suka liat Mas Ghani di youtube, salam ya buat mas Ghani."

Aku menoleh, tersenyum tipis. "Kenapa ga ngomong langsung?"

"Suka nerveous, Mba, hehehe."

Aku tertawa kecil. "Yaudah nanti saya sampein."

Tidak lama kemudian pintu lift terbuka, "duluan, Mas," ujarku segera keluar dari lift.

Rasa senang memenuhi dada. Akhirnya setelah bertahun-tahun kerja di perusahaan ini dan memegang banyak acara, sekarang aku bisa menjadi Project Manajer bukan asisten lagi. Semoga saja kali ini Pak Setiadji benar-benar mempercayaiku menjadi PM.

Aku masuk ke ruang rapat dan sudah ada sepuluh orang koordinator di sana.

"Selamat pagi," sapaku.

"Pagi," balas mereka bersamaan.

"Kita langsung mulai aja ya. Jadi udah ada yang tau event apa yang akan kita jalanin?"

"Influencer awards, Mba," jawab salah seorang pria yang duduk di paling pojok.

"Yap, betul sekali." Aku menjetikan jari merespon jawabannya. Tapi ada yang menarik dari pria satu ini. "Uhm..., anak baru?"

"Iya, Mba. Baru seminggu,"

"Event pertama langsung jadi koor?"

"Bukan, Mba. Koor saya berhalangan hadir rapat perdana ini, jadi saya yang gantiin."

Aku menganggukan kepala, "make sure kamu catat semua yang perlu dilakuin divisi kamu. Walaupun rapat perdana baru gambaran kotor, rapat kedua nanti saya udah mau terima apa job desk kalian. Paham?" Aku membagi pandangan ke seluruh orang di dalam ruang rapat.

Kemudian rapat aku mulai dari bahas rangkaian acara hingga dekorasi. Merincikan semuanya walaupun belum terlalu detail karena masih awal. Rapat ini berlangsung selama sejam setengah. Kemudian mereka kembali ke kubikel masing-masing dan mulai menjalankan job desk.

Women's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang