🌀 10

4.4K 290 3
                                    

Mata yang semula tidak terbuka dari kerang bergerak, baru sekarang sedikit demi sedikit terbuka. Jari tangannya bergerak-gerak, kepalanya menggeleng-geleng kecil.

Jam beker di atas nakas menunjukan pukul 16.00. Tanda bahwa sekarang sudah sore.

Mata gadis itu terbuka, menelusuri tempat yang dirasa asing baginya. Titik fokus matanya kali ini berada di barang-barang yang terpajang rapi di atas meja dan dinding.

Gadis itu bergerak untuk turun, tapi gelembung-gelembung yang keluar dari gerakan sprai membuatnya kaget. Gadis itu melihat gembung-gelembung yang pecah di udara, binar matanya mengatakan kalau dia kagum, sangat kagum.

Diturunkan kakinya ke lantai, gadis itu terkejut saat gelembung yang sama juga keluar.


***

Tabib Lyzi mengirimkan pesan lewat bola berwarna biru kepada pangeran dan ratu. Dia ingin memberitahukan sesuatu tentang gadis itu.

"Kenapa lagi dengan anak itu?" tanya Rafeyz heran.

Dirinya, ratu dan Lyzi sudah berkumpul di tempat yang menurut Lyzi aman. Tempat yang sudah dia lindungi dengan sihir penghilang dan sihir pengedap suara. Di kamar kosong.

"Karena Yang Mulia Ratu dan Pangeran Rafeyz yang membawa anak itu. Jadi hanya Yang Mulia Ratu dan Pangeran Rafeyz yang kuberitahu." ucap Lyzi sedikit bingung. Lyzi menjeda kalimatnya sejenak. "Sepertinya... dia bisa bernapas di dalam air karena ... sisik ikan di tangannya."

Ratu dan Pangeran Rafeyz pun hanya diam. Menatap Lyzi yang raut wajahnya terlihat cemas. Lyzi menunduk, tak ingin wajah cemasnya malah membuat dua orang yang ada di depannya ini khawatir.

"Anak itu kemungkinan akan bisa ke kerajaan ini selagi sisik ikannya belum hilang." Lyzi masih di sana, di bawah ekor ratu dan Rafeyz dengan menunduk. "Dia hanya menghirup racun kerang hitam." jelasnya singkat. Karena hanya itu yang ia tahu.

Pantas saja saat di dalam air dia bisa bernapas. Batin Rafeyz.

"Apa nanti akan membawa bencana ke kerajaan ini?" tanya Ratu dengan nada tenang.

Lyzi menggeleng, dia tidak bisa meramal kejadian yang akan datang. Dan dia juga tidak tahu apa anak itu manusia baik-baik atau tidak. "Aku tidak bisa meramal. Jadi, bisa saja dia melakukan itu, dan bisa saja tidak.

"Tapi, lebih baik memberi dia perawatan dulu agar dia benar-benar pulih. Setelah itu, kita kembalikan dia di tempat pangeran menemuinya." kata Lyzi, menatap pangeran dan ratu bergantian.

Lyzi menatap Rafeyz, kemudian berbicara, "Bawakan dia makanan. Karena hanya pangeran yang mempunyai sihir perubah di sini."

Dengan berat hati, Pangeran Rafeyz mengangguk. Karena, bagaimanapun juga dia yang membawa gadis itu ke kerajaan ini. Kerajaan Esquevelle. Kerajaan yang dipimpin oleh Raja Flawiusz. Kerajaan bawah air yang melewati dimensi.

Tidak ada siapapun yang bisa melihat kerajaan ini. Tidak ada. Hanya gadis itu yang bisa melewati batas dimensi ini.

"Baiklah, aku pergi dulu." kata Pangeran Rafeyz dan membuka sihir yang dibuat Lyzi.

Lyzi yang tahu akan kemampuan pangeran hanya mengulas senyum tipis dan memperhatikan punggung pangeran yang kian menjauh meninggalkan ruangan.

"Baiklah, aku juga pergi. Panggil lagi saja aku jika kau butuh bantuan." Ratu pun pergi selang beberapa menit setelah Pangeran Rafeyz meninggalkan ruangan.

The Prince Mermaid Where stories live. Discover now