🌀 30

1.7K 106 11
                                    

Sekeras apapun orangtua mendidikmu, mereka sangat menyayangimu. Tanpa meminta balasan darimu kelak.

***THE PRINCE MERMAID***


Di daratan, tepatnya di pinggir pantai, kakek tua itu tersenyum melihat perahu besar, jaring ikan, dan beberapa benda melaut lainnya.

Salah satu benda itu ada yang membuat hatinya bergejolak. Mengingat pahitnya masa lalu. Hatinya sakit, jelas, siapa yang tidak sakit ditinggal oleh istri tercintanya? Jelas sangat sakit. Bersama-sama saling melengkapi dalam keadaan senang maupun susah. Ya... mungkin bagi yang tidak merasakan, itu namanya takdir, namun Raja Esquevelle tetap saja tidak bisa menerima kematian ratunya di tangan manusia yang tidak tahu diuntung.

Ya, ratu meninggal karena ledakan besar di tengah laut. Dan tepat saat itu, raja dan ratu sedang melihat-lihat keadaan permukaan air. Kemudian, perahu besar itu melemparkan sebuah benda hitam yang menimbulkan ledakan besar. Tepat di badan ratu.

Raja sudah bersumpah untuk membalaskan perbuatan manusia itu, dengan hal yang sama. Dan mungkin, tidak akan terlalu besar, karena dia ingin menjemput ratu-nya. Mungkin rakyatnya akan sangat kecewa jika mengetahui raja mereka akan pergi, namun, penerus kerajaan yang lebih baik akan menggantikannya.

Raja sudah berenang ke tengah laut, memperhatikan perahu-perahu itu dari bawah permukaan air. Ini sudah waktunya dia membalas kematian istrinya.

Dengan sekali ucap, tongkat panjang yang memiliki kekuatan itu sudah berada di genggamannya. Yang ada di dalam pikirannya saat ini adalah menyusul sang ratu yang sudah abadi di sana.

"Maafkan aku Flawizeus, kau pasti sigap menanggapi ini," ucap Chalmers dalam hati.

Di layangkannya tongkat itu di dekatnya. Matanya tertutup dengan bibir yang terus bergerak seolah sedang menyanyikan sebuah lagu. Lagu yang akan menciptakan badai besar dan ombak yang dahsyat.

Langit tampak kelam hitam, padahal tadi, cahaya matahari sedang terik-teriknya. Beberapa gumpalan awan hitam datang bermunculan. Para nelayan mendadak bingung, melihat keadaan cuaca sekarang.

"Hei, apa sekarang sedang ada badai?" tanya salah satu nelayan di kapal besar yang tepat berada tidak jauh dari tempat Raja Chalmers sekarang.

"Tidak, aku sudah mengecek di ponselku," balas nahkoda yang tengah mengendarai kapal agar tetap seimbang dan berjalan maju, sambil menunjukan ponselnya kepala nelayan tadi.

Nelayan yang lain mendesah, "Sekarang, pusat informasi suka tidak benar."

"Tapi sungguh, aku sudah memperkirakan cuaca dari semalam. Apa kalian tidak merasakan sengatan matahari tadi?" ujar nahkoda.

Ketiga nelayan lainnya saling berpandangan heran, "Langit sedang tidak bisa diperkirakan sekarang. Sebaiknya kita menepi ke pinggir laut," ungkap nelayan yang menggunakan topi jerami.

Nahkoda kapal segera membelokan kemudinya karena dia pun merasa ada yang tidak enak di hatinya.

Hujan tiba-tiba datang dengan derasnya, selepas Raja Chalmers menyelesaikan kalimatnya. Tongkat yang tadi melayang didekatnya kini sudah berpindah tempat ke genggaman tangannya.

The Prince Mermaid Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang